Massa Aksi Kamisan Jogja menyuarakan keadilan untuk korban kecelakaan maut Argo Ericko Achfandi (19) mahasiswa FH UGM. Aksi ini digelar di Tugu Jogja sore tadi. Massa juga menuntut adanya reformasi polisi.
Aksi ini digelar di Tugu Jogja mulai pukul 16.00-18.00 WIB, dihadiri massa simpatisan dari beberapa kampus di Jogja. Nampak, terbentang spanduk berwarna putih bertuliskan Justice for Argo mengitari Tugu Jogja.
Koordinator Lapangan Aksi Kamisan Justice for Argo, Muhammad Fakhrurrozi atau yang akrab disapa Paul mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada Argo dan keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah aksi solidaritas, khususnya kepada Argo dan keluarga yang sampai sekarang masih terus berjuang, dan juga teman-teman pendamping yang juga masih berupaya sebaik mungkin," ujar Paul kepada detikJogja, Kamis (29/5/2025).
"Yang kedua, sebagai bentuk memori kolektif bersama tentang peristiwa seperti ini sebenarnya bukan baru terjadi, tapi di beberapa peristiwa sebelumnya itu juga pernah terjadi. Misal seperti kasus Mario Dandi. Ketiga, ngingetin kita dengan istilah no viral no justice. Kebetulan pesertanya dihadiri oleh teman-teman dari berbagai kampus," lanjutnya.
Aksi dibuka dengan aksi simbolik diam atau mengheningkan cipta sejenak untuk Argo. Lalu, diakhiri dengan berdoa bersama.
"Terkait prosesi acaranya pertama kita melakukan aksi simboli, diam. Kemudian kedua ada orasi dari teman-teman termasuk testimoni dari teman-teman juga. Lalu tadi ada musikalisasi puisi dan doa," kata Paul.
Selain sebagai bentuk solidaritas kepada Argo, Paul menyebut aksi ini turut ditujukan kepada pihak kepolisian. Menurutnya, penanganan kasus Argo yang lambat perlu menjadi catatan.
"Kalau dari aksi yang kita lakukan kita punya catatan besar terkait polisi. Karena kita tahu lembaga ini salah satu lembaga super body. Kemudian belakangan juga disoroti mengenai kewenangan yang sangat luas, kemudian anggaran yang diberikan negara juga cukup besar," ucap Paul.
"Tapi dalam praktik kerjanya seringkali malah merugikan kita sebagai masyarakat sipil. Bagi kami perlu ada catatan besar ataupun reformasi polisi yang benar-benar memiliki dampak yang signifikan dengan lembaga tersebut, sehingga nantinya tidak ada lagi korban-korban selanjutnya," pungkasnya.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan