Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, meminta rencana pengurangan masa tinggal jemaah haji RI selama 5-10 hari pada musim ibadah haji 2026 dikaji. Haedar berpendapat kebijakan terkait penyelenggaraan ibadah haji tidak bisa berubah setiap tahunnya.
"Kenapa? Karena haji itu ibadah yang penyelenggaraannya banyak titik-titik krusial, banyak titik-titik kritis, titik-titik darurat. Sehingga soal mau 20 hari atau 30 hari, dan seterusnya nanti dikaji bareng-bareng," ujar Haedar saat ditemui di Kasihan, Bantul, Minggu (25/2025).
Menurutnya, usulan pemangkasan waktu tinggal jemaah haji perlu dikaji dengan seksama dan tempo yang tak cepat. Sebab, keputusan terkait ibadah haji harus melalui proses, dan diperlukan penyesuaian dengan karakter masyarakat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu diambil keputusan bersama yang nanti melibatkan DPR. Karena kan ternyata rumit sekali, bahkan istilahnya tidak ada sistem penyelenggaraan ibadah yang penyelenggaraannya berubah setiap tahun," tutur Haedar.
Dia lalu menyinggung tentang sistem Syarikah Haji. Diketahui, sistem tersebut merujuk pada perusahaan penyelenggara layanan haji di Arab Saudi yang mendapat mandat resmi dari pemerintah Saudi untu mengelola layanan yang dibutuhkan jemaah haji dari seluruh dunia. Para perusahaan itu pun sudah melewati proses akreditasi dan pengawasan dari kementerian terkait di Saudi.
"Coba sistem Syarikah, sistemnya bagus tapi persepsi masyarakat bisa berubah. Kedua, masyarakat kita ini masih masyarakat paguyuban yang mungkin juga didukung oleh berbagai hal, maka perlu penyesuaian," tegasnya.
Diberitakan CNN News, Kepala Badan Penyelenggara Haji, Muhammad Irfan Yusuf alias Gus Irfan, menargetkan pengurangan masa tinggal jemaah haji RI selama 5 hingga 10 hari pada musim ibadah haji 2026. Dia menyampaikan itu dalam merespons usulan berbagai pihak untuk memangkas masa tinggal jemaah.
"Jadi kemungkinan mungkin tahun depan bisa kurang 5 syukur 10 hari. Kemudian tahun berikutnya kurang lagi dan kurang lagi dan pada akhirnya kita mencapai angka yang ideal," kata Gus Irfan dilansir CNN News, Rabu (21/5).
Gus Irfan mengaku telah merencanakan pemangkasan masa tinggal jemaah haji asal RI tersebut. Dia berupaya mengurangi masa tinggal jemaah itu karena menelan cukup banyak biaya.
"Karena kita hitung untuk konsumsi saja untuk makan 1 hari bisa hampir Rp80 miliar, sehingga itu kalau dikurangi 1 hari sudah signifikan, apalagi sampai 5-10 hari," ujar dia.
(ams/ams)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan