Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menemui Ir Kasmudjo (76), dosen pembimbing akademiknya semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Kedatangan Jokowi ini di tengah polemik tudingan ijazah palsu. Berikut sederet faktanya.
1. Jokowi Kunjungi Kasmudjo di Sleman
Dilansir detikNews, Selasa (13/5/2025), momen silaturahmi Jokowi ke Kasmudjo itu diunggah di akun Instagram @jokowi. Dalam video itu terlihat Jokowi mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam.
"Hari ini, saya berkunjung untuk bersilaturahmi dengan Dosen Pembimbing Akademik saat kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Bapak Ir. Kasmudjo," kata Jokowi dalam postingan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video itu terlihat Jokowi disambut oleh Kasmudjo dan istrinya. Jokowi pun sempat mencium tangan Kasmudjo.
Jokowi menyebut kondisi kesehatan dosen pembimbing akademiknya semasa kuliah di UGM sehat. Jokowi pun mendoakan kesehatan Kasmudjo.
"Di usia 75 tahun, beliau masih sehat dan penuh semangat. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kesehatan dan kekuatan kepada beliau," ucapnya.
Terlihat Jokowi dan Kasmudjo berbincang akrab. Kasmudjo pun mengaku kaget saat mendapat kabar akan dikunjungi Jokowi.
"Alhamdulillah. Saya kaget dikabari adik, Jokowi mau ke sini," kata Kasmudjo.
Jokowi juga sempat bersalaman dengan istri Kasmudjo dan menanyakan kabar.
"Alhamdulillah kabar baik. Tapi tempatnya Bapak juga cuma begini," ucap istri Kasmudjo.
2. Jokowi Tawarkan Bantuan Hukum
Jokowi mengaku kedatangannya untuk menawarkan bantuan hukum kepada Kasmudjo yang turut digugat soal ijazah palsu.
"Saya ke sana untuk mengonfirmasi apakah mungkin saya bisa bantu dari sisi tim hukumnya," kata Jokowi ditemui di salah satu rumah makan di Laweyan, Solo, Rabu (14/5/2025), dilansir detikJateng.
Sebelumnya, gugatan itu teregister di Pengadilan Negeri (PN) Sleman dengan nomor perkara 106/Pdt.G/2025/PN Smn tertanggal 5 Mei 2025 dengan klasifikasi perkara yakni perbuatan melawan hukum. Dalam perkara ini pihak penggugat yakni Ir Komardin.
Para pihak tergugat dalam perkara ini yaitu Rektor Universitas Gadjah Mada, Wakil Rektor 1 Universitas Gadjah Mada, Wakil Rektor 2 Universitas Gadjah Mada, Wakil Rektor 3 Universitas Gadjah Mada, Wakil Rektor 4 Universitas Gadjah Mada, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Kepala Perpustakaan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, dan Ir. Kasmudjo.
"Ya, saya ke sana karena saya membaca beliau, Pak Insinyur Kasmudjo, kemudian Dekan Fakultas Kehutanan, Rektor UGM digugat. Beliau ini kan sudah sudah tua, sudah sepuh. Tapi ternyata sudah di bantu dari Fakultas Kehutanan UGM," ujar Jokowi.
Saat di sana, Jokowi juga mengaku sempat bernostalgia dengan Kasmudjo mengenai pelajaran saat kuliah.
3. Kasmudjo Tak Siap Hadapi Gugatan
Sementara itu, Kasmudjo Kasmudjo mengaku tidak siap menghadapi gugatan tersebut.
"Nggak siap," kata Kasmudjo ditemui wartawan di kediamannya, di Pogung Kidul RT 02 RW 25, Sleman, Rabu (14/5/2025).
Kasmudjo mengaku tidak siap karena belum pernah menghadapi proses persidangan.
"(Karena) Saya menghadapi macem-macem itu (proses persidangan) saya belum pernah," jelasnya.
Meski demikian, terkait nanti di proses persidangan, dia sudah berkoordinasi dengan pihak Fakultas Kehutanan UGM. Nantinya, semua yang berkaitan dengan proses persidangan diserahkan ke fakultas.
"Saya begini. Saya sudah kontak sama Dekan Fakultas Kehutanan, Pak Sigit. Segala sesuatunya terkait Pak Kas, apakah itu urusan ijazah, urusan perdata, atau urusan sebagai wakil untuk memberi penjelasan, semua dari fakultas sudah bilang, 'semua, nanti suruh ke sini (Fakultas Kehutanan), Pak, nanti kita jawab semua'," tegasnya.
4. Pertemuan 45 Menit
Pertemuan antara Jokowi dengan Kasmudjo berlangsung sekitar 45 menit. Kasmudjo menceritakan momen pertemuan itu.
Kasmudjo menceritakan, awalnya dirinya tidak mengetahui terkait agenda Jokowi ke rumahnya. Sebab, selama ini tidak ada komunikasi langsung soal pertemuan itu.
"Saya (tahunya) lewat pak polisi yang di sini. Bahwa besok (Jokowi) ke sini antara jam 9-10. Jadi saya tidak ada komunikasi langsung, mau ke sana, ke sini, mau nengok, dan sebagainya," kata Kasmudjo ditemui wartawan di kediamannya, Rabu (14/5/2025).
Kasmudjo bilang, pertemuannya dengan Jokowi berlangsung sekitar 45 menit. Selama itu, mereka lebih banyak membicarakan terkait kenangan selama masa kuliah ketika Kasmudjo menjadi pembimbing akademik.
"Hampir 45 menit, ya, kira-kira. (Ngobrol) Waktu sekolah. waktu dia, tahun '80 masuk, lulus 85, saya 83 aja masih (golongan) IIIB 85, tahun 86 baru (golongan) IIIC itu. Itu misalnya ngurusi mahasiswa, ngajar macam-macam itu, harus ada pendampingan, masih asisten dosen," ujarnya.
Dia juga melihat dari dulu hingga sekarang, Jokowi tak terlalu banyak berubah.
"Kalau saya sejak dulu, tuh, gayanya Pak Jokowi memang seperti itu. Orangnya kalem, enggak mau membantah-bantah," ucapnya.
Dia pun mengaku senang dan berterima kasih karena salah satu anak didiknya masih mengingatnya dan bersedia menjenguknya di masa tua ini.
"Tapi yang jelas saya bilang gini, terima kasih. Begitu datang, saya bilang, terima kasih, matur nuwun. Saya ditiliki anak, juru murid saya. Kalau saya dengan orang-orang bilang, saya itu dosennya, saya gurunya," pungkasnya.
5. Kasmudjo Bantah Jadi Dosen Pembimbing Skripsi Jokowi
Kasmudjo mengaku dirinya bukan pembimbing skripsi Jokowi melainkan hanya sebagai pembimbing akademik.
Kasmudjo bilang, di tahun Jokowi berkuliah, dirinya masih sebagai dosen golongan IIIb atau asisten dosen. Pada tingkatan itu dirinya belum boleh mengajar langsung dan hanya diperkenankan memberikan pendampingan kepada mahasiswa. Baru setahun setelah Jokowi lulus, dirinya mendapat pangkat IIId atau IVa pada 1986.
Oleh karena itu, Kasmudjo tidak tahu-menahu soal proses pembuatan skripsi Jokowi. Dia menegaskan dirinya bukan dosen pembimbing skripsi Jokowi.
"Mengenai ijazah, saya paling tidak bisa cerita karena saya tidak membimbing (skripsi), tidak mengetahui, tidak ada prosesnya pembimbingan itu. Karena pembimbingnya itu Prof. Sumitro, pembantunya dan yang nguji (skripsi) ada sendiri," kata Kasmodjo ditemui wartawan di kediamannya, Pogung Kidul, Sleman, Rabu (14/5/2025).
Di sisi lain, Kasmudjo juga menegaskan tak tahu-menahu soal ijazah sarjana Jokowi yang belakangan dituduh palsu. Lagi pula, Kasmodjo juga tidak pernah melihat ijazah milik Jokowi.
"Jadi kalau mengenai (tuduhan) ijazah sampai palsu itu saya tidak bisa sama sekali cerita," katanya.
"Saya sama sekali belum pernah melihat ijazahnya itu seperti apa, ya saya mau ngomong apa," sambung Kasmudjo.
(rih/aku)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan