Air Mata Hasto di Tengah Tangis Warga TKP Abu Bakar Ali Pertanyakan Nasib

Round-Up

Air Mata Hasto di Tengah Tangis Warga TKP Abu Bakar Ali Pertanyakan Nasib

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 16 Mei 2025 07:12 WIB
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo didampingi jajarannya menemui pedagang dan juru parkir (jukir) tempat khusus parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA), Kamis (15/5/2025).
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo didampingi jajarannya menemui pedagang dan juru parkir (jukir) tempat khusus parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA), Kamis (15/5/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Sejumlah pedagang dan juru parkir Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) menggelar audiensi bersama Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo. Mereka mempertanyakan nasib ke depan jika TKP ABA jadi dibongkar.

Dialog itu digelar di lantai 3 TKP ABA, Kamis (15/5) pagi. Dialog yang awalnya santai tiba-tiba berubah menjadi haru setelah warga mulai menyampaikan keluh kesah mereka.

"Di sini kan sudah ramai enak, nanti di sana (lokasi baru) kalau sepi gimana pak? Kami masih punya anak yang masih sekolah," curhat salah satu ibu-ibu pedagang kepada Hasto diiringi tangisan, Kamis (15/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasto Ikut Menangis

Saat mendengar curahan hati warga TKP ABA, Hasto mengaku menitikkan air mata. Ia terharu dengan curhat ibu tersebut.

"Ya spontan aja (ikut menangis), karena kalau mendengar mereka kan saya membayangkan jadi dia," ujar Hasto usai dialog dengan warga TKP ABA.

ADVERTISEMENT

Hasto menjelaskan pertemuan itu dilakukan untuk menindaklanjuti kontrak pengelolaan yang telah usai pada Selasa (13/5). Hasto memaparkan, pedagang maupun jukir harus pindah dari TKP ABA karena bangunan bakal segera dibongkar.

"Saya sampaikan kita bisa menggunakan lokasi yang dekat dari ini, di eks menara kopi (Kotabaru) yang tidak jauh dari sini, dan memungkinkan untuk di-upgrade dalam arti tempat itu marketable," paparnya.

"Secepatnya (dibongkar), sambil jalan. Ini kan sudah kontrak untuk pindah, dalam arti pemenang lelangnya sudah ada, ini kan harus dibongkar sesuai dengan pekerjaan yang sudah dilelangkan oleh Provinsi (Pemda DIY)," sambung Hasto.

Walkot Jogja Hasto Wardoyo (bertopi) bersalaman dengan warga usai dialog di TKP Abu Bakar Ali, Kamis (15/5/2025).Walkot Jogja Hasto Wardoyo (bertopi) bersalaman dengan warga usai dialog di TKP Abu Bakar Ali, Kamis (15/5/2025). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Warga Tak Dikenakan Retribusi di 2 Tahun Awal

Hasto melanjutkan lokasi tersebut berstatus Sultan Ground. Pihaknya akan melakukan pembersihan sekaligus pembangunan kios baru bagi pedagang. Selain itu, selama dua tahun awal pedagang tidak akan dipungut retribusi.

"Yang jelas di sini tidak akan dipindah ke Ketandan dan Batikan, kita arahkan ke eks menara kopi. Saya kira untuk hari ini sudah tidak ada opsi lain, yang visible, yang terjangkau dan memungkinkan hanya di eks menara kopi, tidak ada opsi lain," ujarnya.

"Ya saya kemarin ngecek ke sana cukup luas, di sana boleh dipakai untuk waktu lama. Hanya tadi yang dua tahun kami berikan free biar hidup dulu, berkembang dulu," imbuh Hasto.

Hasto menerangkan untuk mengondisikan tempat itu dibutuhkan anggaran lebih dari Rp 2 miliar. Sebagian anggaran akan diambilkan dari Dana Keistimewaan (Danais).

"Lebih dari Rp 2 miliar lah untuk mengondisikan tempat yang baru ini, itu besar sekali untuk mengakomodir tempat yang baru butuh uang banyak. Kita diskusi dengan Provinsi, Provinsi saya kira lebih banyak, kemungkinan Danais," terangnya.

Dengan opsi yang diberikan ini, Hasto menyebut warga berharap bisa tetap mencari nafkah di TKP Abu Bakar Ali sembari menunggu lokasi relokasi siap.

"Tawaran mereka dalam proses pembongkaran ini kan kalau bisa tidak langsung setop berhenti. Pembongkaran kan akan mulai dari atas, sepanjang masih aman ya masih bisa di bawah untuk persiapan," ungkapnya.

Pengelola TKP ABA, Doni Rulianto, membenarkan permintaan tersebut. Ia menuturkan warga berharap bisa mengumpulkan modal dahulu sebelum pindah.

"Tadi juga disampaikan aspirasi warga, sambil menyiapkan benar-benar eks menara kopi sudah dibersihkan, sudah rapi, dan layak untuk bisa digunakan, harapan kami masih bisa cari nafkah di sini," ujarnya.




(apu/ahr)

Hide Ads