Batas kontrak yang diberikan Pemda DIY untuk operasional Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) Kota Jogja sudah selesai pada Selasa (13/5/2025) kemarin. Namun hingga hari ini tempat relokasi penghuni TKP ABA masih belum ada titik terang.
Pengelola TKP Abu Bakar Ali, Doni Ruliyanto mengatakan komunikasi antara warga TKP ABA dan pemerintah berlangsung kemarin. Pemkot Jogja dua kali memanggilnya untuk dialog yakni pada Senin (12/5) dan Selasa (13/5).
Dalam pertemuan itu, dijelaskan Doni, warga ditawari satu lokasi di Kotabaru. Menurutnya, seluruh warga baik pedagang maupun juru parkir (jukir) akan ditempatkan di situ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi bus pariwisata tidak diperbolehkan masuk. Kemudian segmen jualan pedagang ini sudah dirubah nanti condongnya banyak ke kuliner, diarahkan ke situ," ujarnya saat dihubungi, Rabu (14/5/2025).
"Kemarin tarik ulur supaya, aspirasi kami kan bagaimana kalau bus pariwisata diperbolehkan masuk. Penginnya ya harus ada bus pariwisata kan," sambung Doni.
Doni menegaskan jika keinginan warga untuk lokasi baru harus seperti di TKP Abu Bakar Ali yang notabene sebagai tempat parkir bus-bus wisata. Segmen pedagang di ABA yang menjual oleh-oleh menjadi salah satu alasannya.
Hasil dari pertemuan itu pun, kata Doni, langsung disampaikan ke warga pada Selasa (13/5) malam. Dan respons warga masih menolak.
"Saya mengumpulkan warga jam 22.30 WIB, ya sampaikan apa adanya ke warga, dari warga ya mereka menolak, karena belum sesuai sama yang diharapkan," ujar Doni.
Selain membahas lokasi, Doni bilang tidak ada pembahasan soal perpanjangan kontrak operasional dari Pemda DIY. "Belum ada (komunikasi soal kontrak)," ungkap Doni.
Diwawancarai terpisah, Wakil Wali Kota Jogja Wawan Harmawan membenarkan sudah ada komunikasi dengan warga TKP ABA soal alternatif tempat relokasi. Ia juga mengatakan belum ada titik temu antara pemerintah dan warga soal itu.
"Kita berikan satu tempat lokasi yang menurut saya cukup representatif cuma masih kita jajaki. Kemarin mereka minta harus bisa masuk bus, ya lokasi yang paling cocok Giwangan," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Jogja, hari ini.
"Kita sudah melakukan komunikasi, kita berikan alternatif solusi, tapi belum ada kesesuaian," imbuh Wawan.
Sementara terkait masalah kontrak operasional, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono mengaku belum mendapat laporan terbaru soal perpanjangan. Namun, ia menegaskan harus ada batas waktu agar masalah ini segera selesai.
"Belum saya belum mendapat laporan terbaru (soal perpanjangan kontrak operasional)," jelas Beny saat dihubungi, hari ini.
"Memang belum ada titik temu yang terbaik. Tapi itu harus ada batas akhirnya, karena tidak mungkin molor terus. Berarti perpanjangan bisa terjadi, tetapi tidak molor terlalu panjang. Kemarin kan sudah dua minggu, kan nanti terus tidak pernah selesai," pungkasnya.
(aku/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang