Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo didampingi jajarannya menemui pedagang dan juru parkir (jukir) tempat khusus parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA) siang ini. Warga tampak menangis haru saat mengadukan kekhawatirannya ke Pemkot Jogja.
Pantauan detikJogja, Kamis (15/5/2025), rombongan Pemkot Jogja tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Kemudian dialog dengan warga dilangsungkan di lantai 3 TKP ABA dengan menggelar tikar dan memakai pengeras suara.
Dialog awalnya berjalan santai dengan masing-masing saling memberikan pernyataan. Kemudian usai masuk ke sesi mendengar keluh kesah warga, tangis warga pun pecah. Hasto juga tampak menitikkan air matanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini kan sudah ramai enak, nanti di sana (lokasi baru) kalau sepi gimana pak? Kami masih punya anak yang masih sekolah," curhat salah satu ibu-ibu pedagang kepada Hasto diiringi tangisan.
Ditemui usai dialog dengan warga, Hasto mengaku spontan ikut meneteskan air mata. Dia mengaku terharu dengan curahan hati ibu tersebut.
"Ya spontan aja (ikut menangis), karena kalau mendengar mereka kan saya membayangkan jadi dia," ujar Hasto usai dialog dengan warga TKP ABA.
Hasto menerangkan jika pertemuan ini dilakukan untuk menindaklanjuti kontrak pengelolaan yang telah usai pada Selasa (13/5) lalu. Dalam kesempatan ini, ia menyampaikan jika tindak lanjut harus dilakukan dan warga harus pindah karena bangunan TKP ABA akan segera dibongkar.
"Saya sampaikan kita bisa menggunakan lokasi yang dekat dari ini di eks menara kopi (Kotabaru) yang tidak jauh dari sini dan memungkinkan untuk diupgrade dalam arti tempat itu marketable," paparnya.
"Secepatnya (dibongkar), sambil jalan. Ini kan sudah kontrak untuk pindah, dalam arti pemenang lelangnya sudah ada, ini kan harus dibongkar sesuai dengan pekerjaan yang sudah dilelangkan oleh Provinsi (Pemda DIY)," sambung Hasto.
![]() |
Hasto menyebut lokasi baru itu berstatus Sultan Ground. Di sana akan dilakukan pembersihan dan pembangunan kios-kios bagi para pedagang. Menurutnya, selama dua tahun awal warga juga tidak dikenakan retribusi untuk menempati wilayah itu.
"Yang jelas di sini tidak akan dipindah ke Ketandan dan Batikan, kita arahkan ke eks menara kopi. Saya kira untuk hari ini sudah tidak ada opsi lain, yang visible, yang terjangkau dan memungkinkan hanya di eks menara kopi, tidak ada opsi lain," ujarnya.
"Ya saya kemarin ngecek ke sana cukup luas, di sana boleh dipakai untuk waktu lama. Hanya tadi yang dua tahun kami berikan free biar hidup dulu berkembang dulu," imbuh Hasto.
Hasto menerangkan untuk mengondisikan lahan tersebut diperlukan anggaran lebih dari Rp 2 miliar. Anggaran tersebut menurutnya sebagian besar diambil dari Dana Keistimewaan (Danais).
"Lebih dari Rp 2 miliar lah untuk mengondisikan tempat yang baru ini, itu besar sekali untuk mengakomodir tempat yang baru butuh uang banyak. Kita diskusi dengan Provinsi, Provinsi saya kira lebih banyak, kemungkinan Danais," terangnya.
Dengan opsi yang diberikan ini, Hasto menyebut warga berharap bisa tetap mencari nafkah di TKP Abu Bakar Ali sembari menunggu lokasi relokasi siap.
"Tawaran mereka dalam proses pembongkaran ini kan kalau bisa tidak langsung setop berhenti. Pembongkaran kan akan mulai dari atas, sepanjang masih aman ya masih bisa di bawah untuk persiapan," ungkapnya.
Permintaan itu dibenarkan pengelola TKP ABA, Doni Rulianto. Tujuannya agar warga TKP ABA masih bisa mengumpulkan modal dulu sebelum benar-benar pindah.
"Tadi juga disampaikan aspirasi warga, sambil menyiapkan benar benar eks menara kopi sudah dibersihkan, sudah rapi, dan layak untuk bisa digunakan, harapan kami masih bisa cari nafkah di sini," ujarnya.
(ams/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas