Hari Raya Waisak Dirayakan oleh Umat Apa? Ini Penjelasan Lengkapnya

Hari Raya Waisak Dirayakan oleh Umat Apa? Ini Penjelasan Lengkapnya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Sabtu, 10 Mei 2025 15:13 WIB
waisak di candi borobudur
Waisak di Candi Borobudur. (Foto: InJourney)
Jogja -

Hari libur nasional sering kali dinikmati tanpa benar-benar dipahami maknanya. Salah satunya adalah Hari Raya Waisak, yang kerap memunculkan pertanyaan, Hari Raya Waisak dirayakan oleh umat apa? Pertanyaan ini mencerminkan rasa ingin tahu banyak orang terhadap makna dan latar belakang dari hari besar tersebut.

Berdasarkan ketetapan dalam SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, Hari Raya Waisak 2569 BE diperingati pada Senin, 12 Mei 2025. Sehari setelahnya, Selasa, 13 Mei 2025, ditetapkan sebagai cuti bersama. Ketentuan ini memberi kesempatan lebih luas bagi umat Buddha untuk merayakan Waisak.

Meski sudah menjadi libur nasional setiap tahunnya, rupanya tidak sedikit pula masyarakat yang masih belum tahu Hari Raya Waisak dirayakan oleh umat apa. Yuk, simak penjelasan berikut ini untuk mengetahuinya, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari Raya Waisak Dirayakan oleh Umat Apa?

Hari Raya Waisak merupakan hari suci yang dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Perayaan ini memiliki makna mendalam karena memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencapaian Penerangan Sempurna, dan wafatnya atau parinibbana.

Di Indonesia, perayaan Waisak nasional setiap tahunnya dipusatkan di kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah. Dikutip dari laman resmi Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), rangkaian perayaan Waisak 2025 telah dimulai sejak 4 Mei dan mencapai puncaknya pada 12 Mei 2025. Tema nasional Waisak tahun ini adalah 'Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia' dengan subtema 'Bersatu Mewujudkan Damai Waisak untuk Kebahagiaan Semua Makhluk'.

ADVERTISEMENT

Salah satu momen paling dinantikan adalah Detik-detik Waisak, yang tahun ini jatuh pada 12 Mei 2025 pukul 23.55.29 WIB. Pada saat itu, ribuan umat Buddha berkumpul di Candi Borobudur untuk melakukan puja, pradaksina, dan pelepasan lampion sebagai simbol harapan dan pencerahan.

Sejarah Hari Raya Waisak

Hari Raya Waisak yang kini dirayakan umat Buddha berakar dari tradisi kuno yang berkembang seiring waktu. Dikutip dari laman The United Nations Day of Vesak Australia, istilah 'Vesak' atau 'Waisak' sendiri berasal dari nama bulan kedua dalam kalender Hindu, yaitu vesākho dalam bahasa Pali dan vaisākha dalam bahasa Sanskerta.

Pada zaman dahulu, malam purnama di bulan ini diperingati dengan festival kecil yang berfokus pada pembersihan dosa dan kekuatan spiritual bulan. Namun, lambat laun hari ini dikenal sebagai Buddha Jayanti, yaitu hari untuk merayakan kelahiran Buddha.

Perayaan ini mendapat pengakuan resmi sebagai hari besar internasional pada tahun 1950 oleh World Fellowship of Buddhists (WFB). Raja Nepal saat itu telah terlebih dahulu menetapkan Waisak sebagai hari perayaan nasional dan mendorong negara-negara Buddhis lain untuk melakukan hal yang sama. WFB kemudian menyerukan kepada para pemimpin pemerintahan di seluruh dunia agar menjadikan hari purnama di bulan Mei sebagai hari libur umum untuk menghormati Buddha.

Kemudian pada 13 Desember 1999, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengakui Hari Waisak sebagai United Nations Day of Vesak, yaitu hari peringatan internasional yang dirayakan setiap tahun oleh PBB dan negara-negara anggotanya.

Perayaan internasional pertama kali diselenggarakan di Markas Besar PBB di New York pada tahun 2000, dan sejak saat itu terus dirayakan setiap tahun. Selain itu, perayaan juga telah diselenggarakan di berbagai negara seperti Thailand dan Vietnam.

Sementara itu di Indonesia, Hari Raya Waisak mulai diakui sebagai hari libur nasional sejak tahun 1983. Pengakuan tersebut ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1983 yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto pada 19 Januari 1983. Sejak saat itu, umat Buddha di Indonesia dapat memperingati Waisak sebagai hari besar keagamaan yang juga diakui secara resmi oleh negara.

Makna Hari Raya Waisak

Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama RI, Hari Raya Waisak memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Buddha, karena memperingati tiga peristiwa agung dalam kehidupan Buddha Gautama. Tiga peristiwa tersebut dikenal sebagai Trisuci Waisak, yaitu kelahiran Bodhisattva Siddharta Gautama di Taman Lumbini, pencapaian Penerangan Sempurna di Bodhgaya, serta wafatnya beliau (Parinibbana) di Kusinara.

Ketiga momen suci ini dirayakan setiap tahun pada purnama di bulan Waisak, yang dalam kalender Masehi umumnya jatuh antara akhir April hingga awal Juni.

Makna Waisak tidak hanya terletak pada seremoni atau puja, tetapi juga menjadi ajakan untuk merenungkan keteladanan Buddha dalam menjalani kehidupan. Tekad, semangat pantang menyerah, dan sifat luhur yang beliau tunjukkan sejak kelahiran sebagai Petapa Sumedha hingga akhir hayatnya menjadi inspirasi bagi umat untuk menjalani hidup dengan kesadaran dan kebajikan.

Demikianlah informasi lengkap mengenai Hari Raya Waisak yang dirayakan oleh umat Buddha. Semoga penjelasan di atas bermanfaat!




(sto/apu)

Hide Ads