Waduh! Cemara Udang Sabuk Hijau Penahan Tsunami Bandara YIA Ditebangi

Waduh! Cemara Udang Sabuk Hijau Penahan Tsunami Bandara YIA Ditebangi

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Rabu, 30 Apr 2025 12:51 WIB
Kondisi lahan Cemara Udang di selatan bandara YIA, Temon, Kulon Progo, Rabu (30/4/2025).
Kondisi lahan Cemara Udang di selatan bandara YIA, Temon, Kulon Progo, Rabu (30/4/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Banyak pohon Cemara Udang di selatan Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, ditebangi. Kabar ini pun viral di sosial media dan mengundang keheranan warganet.

Informasi ini diunggah oleh akun Instagram @gegerkulonprogo pada Selasa (29/4). Dalam unggahannya, akun tersebut menunjukkan video kondisi lahan pohon Cemara Udang di selatan YIA, yang sebelumnya lebat berubah jadi tanah lapang.

Padahal kehadiran pohon yang ditanam sejak 2019 itu berfungsi sebagai green belt atau sabuk hijau penahan abrasi dan meminimalisir kerusakan dampak bencana tsunami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun pada 2025, banyak pohon cemara udang ditebang. Ada pembukaan lahan yang cukup masif. Videonya bisa dilihat di slide kedua. Video diambil gegerkp pada Kamis (24/4/2025) sore," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJogja, Rabu (30/4/2025).

Hingga siang ini unggahan tersebut telah ditonton 70 ribu kali dan mendapat respons dari warganet. Mayoritas warganet mempertanyakan aksi penebangan pohon Cemara Udang yang dikhawatirkan bisa membahayakan YIA dan permukiman setempat.

ADVERTISEMENT
Kondisi lahan Cemara Udang di selatan bandara YIA, Temon, Kulon Progo, Rabu (30/4/2025).Kondisi lahan Cemara Udang di selatan bandara YIA, Temon, Kulon Progo, Rabu (30/4/2025). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja

Sementara itu dari pantauan detikJogja di lokasi, tampak area sabuk hijau di selatan YIA yang masuk wilayah Kalurahan Sindutan dan Palihan, Kapanewon Temon, sudah rata dengan tanah. Lahan yang semula banyak ditumbuhi pohon Cemara Udang itu pun sekarang lebih nampak seperti tanah lapang.

Salah satu warga yang enggan ditulis namanya, mengatakan penebangan telah dilakukan sejak pertengahan April 2025. Dia tidak tahu pasti siapa dalang di balik penebangan tersebut, tapi katanya hal ini dilakukan untuk membuka lahan pertanian jagung.

"Sudah dua mingguan lalu. Kami di sini cuma disuruh aja. Katanya buat ditanami jagung," ujarnya.

Warga ini juga menyebut jika lahan yang ditanami sabuk hijau adalah milik Pakualaman. "Kalau lahan di sini memang punya Pakualaman, termasuk yang jadi lahan Cemara Udang," terangnya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan membenarkan adanya pembukaan lahan di kawasan sabuk hijau YIA. Menurutnya hal itu dilakukan atas persetujuan pemilik lahan, tapi belum ada komunikasi yang jelas dengan pemerintah setempat dan bukan dilakukan Pemkab Kulon Progo maupun warga Kulon Progo.

"Saya mendapatkan info justru sudah dua hari sejak penebangan, nah penebangan itu memang dilakukan oleh pemiliknya, sehingga apa pun kita tidak bisa memberikan satu justifikasi dulu karena saya belum mendapatkan penjelasan dari beliau. Pemilik boleh memakai, tetapi kan harus juga berkoordinasi karena itu ada satu perubahan tata guna lahan, yang semestinya dikomunikasikan. Jadi bukan dari Pemda, bukan dari orang Kulon Progo, tapi dari pemilik," ujarnya.

Agung menyatakan proses koordinasi masih berlangsung di mana akan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo.

"Nah ini yang harus kita komunikasikan bersama-sama. Saya belum akan memberikan satu penilaian dan juga komentar lebih lanjut sebelum saya bertemu dengan beliau. Beliau sudah kontak DLH Kulon Progo untuk berkoordinasi dengan saya," ucapnya.

Sebagai informasi, proyek sabuk hijau YIA telah dilakukan sejak Mei 2019 lalu. Dalam pelaksanaannya, pemerintah yang dimotori BNPB menanam ribuan pohon salah satunya jenis Cemara Udang. Kehadiran pohon ini diharapkan bisa meminimalisir abrasi dan dampak bencana tsunami.




(rih/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads