Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) dan Sarga.co menggelar Indonesia's Horse Racing Triple Crown Serie 1 & Pertiwi Cup 2025 di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul. Gelaran tersebut menjadikan Pertiwi Cup sebagai kelas paling bergengsi jelang peringatan Hari Kartini 21 April.
Ketua Umum PP Pordasi, Aryo PS Djojohadikusumo mengatakan bahwa pacuan kuda tersebut berlangsung sejak kemarin, Sabtu (19/4) hingga hari ini. Di mana kemarin berlangsung 2-3 race dan hari ini 18 race atau kelas.
Adapun ke-18 kelas tersebut terdiri dari Kelas F, Kelas Perdana A/B, Kelas Perdana KPI, Kelas C/D Div. I, dan Kelas D Sprint untuk jarak 1.000 meter. Selanjutnya Kelas C Sprint jarak 1.100 meter; Kelas A Sprint jarak 1.300 meter; Kelas D, Kelas Remaja Div. II, dan Kelas Remaja Div. I untuk jarak 1.400 meter; Kelas E, Kelas Pemula A/B, dan Kelas 3 tahun Derby untuk jarak 1.200 meter; Kelas 3 tahun ke atas THB INA, Kelas C, dan Kelas 3 tahun Betina untuk jarak 1.600 meter; serta Kelas Perdana C/D jarak 800 meter, dan Kelas Terbuka jarak 2.000 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total jumlah kuda yang ikut hari ini hampir 170, ditambah kemarin total jadi lebih 200 ekor," katanya kepada wartawan di Kompleks Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul, Minggu (20/4/2025).
Sedangkan tiga kelas paling bergengsi dengan hadiah tertinggi adalah Kelas Terbuka 2.000 meter dengan total hadiah Rp 70 juta, Kelas 3 tahun Derby 1.200 meter yang memperebutkan Triple Crown Seri I dan hadiah total Rp 200 juta, serta Kelas 3 tahun Betina 1.600 meter memperebutkan Pertiwi Cup dan total hadiah Rp 200 juta.
"Karena itu, hari ini merupakan acara paling meriah dalam sejarah pacuan kuda di Indonesia," ucapnya.
![]() |
Kuda-kuda tersebut, kata Aryo, berasal dari 13 daerah di Indonesia, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
"Sebenarnya jumlah ini bisa tidak terbatas, tapi terbatas karena kandangnya kurang di sini. Bahkan, sampai kekurangan kandang sampai ada beberapa warga yang mobilnya dikeluarkan dan garasinya jadi kandang kuda, selama dua pekan terakhir," ujarnya.
Antusiasme yang begitu luar biasa belum berbanding lurus dengan infrastruktur karena belum memadai. Hal tersebut pun menjadi program utama dari Pordasi untuk menyiapkan infrastruktur yang handal.
"Nah, semoga dalam waktu dekat kami dari Pordasi bisa mengumumkan bahwa pacuan kuda akan kembali lagi ke Jakarta, dan ini akan kita kembangkan dalam waktu dekat. Saya tidak bisa bicara terlalu banyak karena belum final, masih dalam proses negosiasi terakhir," katanya.
Pertiwi Cup Simbol Lambang Semangat Jelang Hari Kartini
CEO dan Co-Founder Sarga.co, Aseanto Oudang mengatakan bahwa salah satu kelas paling bergengsi dalam kejuaraan ini adalah kelas 3 tahun betina jarak 1.600 meter. Di mana memperebutkan Pertiwi Cup 2025 dan total hadiah Rp 200 juta.
"Pertiwi Cup menjadi lambang dari apresiasi dan semangat untuk kesetaraan perempuan memperingati Hari Kartini 21 April," ujarnya.
Bahkan, hari ini pihaknya juga memberikan penghargaan kepada perempuan-perempuan yang berkiprah dalam industri pacuan kuda. Penerima penghargaan diwakili oleh sepuluh wanita yang saat ini tengah berkarya di dalam industri pacuan kuda dengan berbagai profesi.
"Kami menyorot peran wanita sebagai salah satu rising stars di dalam industri pacuan kuda. Kami berharap dapat melihat semakin banyak perempuan berkiprah di dalam olahraga dan industri pacuan kuda, seperti menjadi joki, pelatih, groomer, dokter, horse owner, stable owner, dan profesi lainnya," ujarnya.
Aryo juga menambahkan, pacuan kuda merupakan satu dari segelintir olahraga di mana joki laki-laki dan perempuan melakukan race di satu kelas yang sama. Sehingga olahraga berkuda merupakan simbol kesetaraan gender.
"Kebetulan hari ini ada beberapa joki perempuan yang ikut bertanding, memang masih sedikit tapi ini membuktikan tidak ada perbedaan cabang antara laki-laki dan perempuan," katanya.
Kedua, untuk lompat rintang, tunggang serasi, jumlah rider perempuan di seluruh dunia termasuk di Indonesia lebih dari 70%. "Sehingga ini jadi spirit atau pesan yang ingin kita sampaikan menjelang hari Kartini besok dan olahraga berkuda lebih dari olahraga lain yang merefleksikan kesetaraan itu," ucapnya.
(rih/rih)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan