Bacaan Doa Lailatul Qadar 'Allahumma Innaka Afuwwun' Beserta Artinya

#RamadanJadiMudah by BSI

Bacaan Doa Lailatul Qadar 'Allahumma Innaka Afuwwun' Beserta Artinya

Anindya Milagsita - detikJogja
Rabu, 26 Mar 2025 16:31 WIB
Ilustrasi doa di Multazam
Ilustrasi membaca doa. (Foto: Fauzan Kamil/detikcom)
Jogja -

Salah satu cara yang biasanya dilakukan oleh kaum muslim dalam memaknai Lailatul Qadar adalah dengan banyak-banyak berdoa kepada Allah SWT. Salah satu doa Lailatul Qadar yang banyak diamalkan adalah 'Allahumma Innaka Afuwwun'. Sebagai panduan bagi kaum muslim, berikut bacaan doanya secara lengkap.

Dikutip dari buku '200 Amalan Ringan Berpahala Istimewa' karya Abdillah F Hasan, bahwa Lailatul Qadar adalah salah satu malam di bulan Ramadhan yang digambarkan sebagai waktu yang lebih baik daripada seribu bulan. Adapun tanda-tanda adanya malam Lailatul Qadar telah disampaikan dalam sebuah riwayat hadits. Sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tanda-tanda Lailatul Qadar adalah malamnya yang terang seperti ada rembulan terbit, tenang, sunyi, tidak dingin, tidak panas, dan tidak dihalalkan bagi binatang-binatang untuk dilepaskan di malam itu hingga pagi. Dan di antara tanda-tandanya adalah di pagi harinya Matahari terbit merata, pancaran cahayanya tidak menyilaukan, cahayanya seperti bulan, dan tidak halal bagi setan untuk keluar di saat itu," (HR. Ahmad).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itulah, tidak sedikit kalangan muslim yang berlomba-lomba memperbanyak amalannya agar meraih keutamaan Lailatul Qadar. Salah satunya dengan memperbanyak bacaan doa 'Allahumma Innaka Afuwwun'.

Bagi siapa saja yang hendak mengamalkan doa tersebut, artikel ini telah merangkum bacaannya secara lengkap. Simak baik-baik uraiannya berikut ini, ya.

ADVERTISEMENT

Bacaan Doa Lailatul Qadar

Salah satu doa yang populer untuk diamalkan saat Lailatul Qadar adalah 'Allahumma Innaka Afuwwun'. Doa tersebut merupakan sebuah bacaan yang senantiasa diamalkan oleh Rasulullah SAW. Hal ini didasarkan pada sebuah riwayat hadits.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku 'Doa Mustajab untuk Muslimah' oleh Wira Kautsari Wijayanti, Lc, MA, bahwa dari Ummul Mu'minin Aisyah r.a. yang berkata:

"Wahai Rasulullah, andaikan aku tahu (waktu) Lailatul Qadar, apa yang baik aku baca pada malam itu? Rasulullah SAW bersabda, 'Ucapkanlah: Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni'," (HR. At-Tirmidzi).

Oleh karena itu, diriwayatkan bahwa Aisyah r.a. setiap malam Ramadhan senantiasa mengamalkan doa tersebut. Adapun bacaan doa tersebut adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي.

Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni.

Artinya: "Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku."

Sementara itu, di dalam laman Nahdlatul Ulama, dijelaskan bahwa terdapat versi bacaan doa Lailatul Qadar lainnya yang juga dapat diamalkan. Bacaan doa ini didasarkan pada riwayat hadits lain. Berikut doa yang dimaksud:

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī ('annā jika dibaca berjamaah).

Artinya: "Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami)."

Amalan Lailatul Qadar

Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan oleh seorang muslim untuk menghidupkan Lailatul Qadar. Salah satunya dengan melakukan berbagai amalan baik. Berikut sejumlah amalan yang bisa dikerjakan di malam Lailatul Qadar.

1. Beri'tikaf

Salah satu amalan Lailatul Qadar yang bisa dikerjakan oleh setiap muslim adalah i'tikaf. Dijelaskan dalam 'Buku Aktivitas Ibadah Untuk Anak Saleh' karya Putri Khumaeroh, bahwa i'tikaf adalah berdiam diri di dalam masjid guna memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Biasanya amalan ini dilakukan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yang dilakukan oleh para jamaah di masjid.

Pengerjaan i'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan salah satu didasarkan pada sebuah riwayat hadits. Sebagaimana diriwayatkan bahwa Aisyah r.a. berkata:

"Nabi Muhammad SAW biasa beri'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan," (HR. Bukhari).

2. Berdoa

Tidak hanya melakukan i'tikaf, dianjurkan juga bagi setiap muslim untuk menghidupkan Lailatul Qadar dengan berdoa. Hal ini masih didasarkan pada riwayat hadits yang berasal dari Aisyah r.a. Menurut buku 'Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT?' oleh Alexander Zulkarnaen, SPdI, bahwa Aisyah r.a. berkata:

"Aku pernah bertanya pada Rasulullah SAW, jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan? Jawab Rasulullah SAW, 'Berdoalah, Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku)'," (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

3. Sholat Berjamaah

H Brilly El-Rasheed, SPd, dalam buku Inspirasi Ramadhan memberikan informasi mengenai tentang salah satu ibadah yang dapat dikerjakan oleh seseorang untuk meraih Lailatul Qadar. Salah satunya dengan mengerjakan ibadah sholat secara berjamaah. Melalui riwayat dari Utsman bin Affan yang berkata Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ

"Siapa yang menghadiri sholat Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan sholat Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala sholat semalam penuh," (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Kemudian terdapat riwayat hadits lain yang turut menjelaskan tentang anjuran mengerjakan sholat berjamaah. Diriwayatkan dari Abu Dzar yang berkata Rasulullah SAW pernah menyampaikan sabda:

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ

"Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya," (HR. Ahmad)

Perkiraan Waktu Lailatul Qadar

Setelah memahami bacaan doa beserta amalan yang dapat dikerjakan saat Lailatul Qadar, mungkin tidak sedikit kaum muslim yang turut menyimpan rasa penasaran terkait dengan perkiraan waktu Lailatul Qadar berlangsung. Terkait dengan hal ini ada sejumlah riwayat hadits yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi setiap muslim.

Salah satunya dikutip dari buku 'Nikmatnya Ibadah: Tinjauan Psikologis & Medis Ibadah Sehari-hari' karya H Ahmad Zacky El-Syafa, bahwa terdapat sebuah riwayat hadits yang menjelaskan waktu berlangsungnya Lailatul Qadar jatuh pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Melalui riwayat tersebut Rasulullah SAW bersabda:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْبَوَاقِي مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَهِيَ لَيْلَةُ تِسْعِ تَبْقَى أَوْ سَبْعِ أَوْ خَمْسٍ أَوْ ثَلَاثٍ أَوْ آخِرِ لَيْلَةٍ
(رواه احمد)

"Lailat al-Qadar terdapat di malam sepuluh terakhir (dari bulan Ramadhan). Barang siapa yang melakukan qiyam padanya karena mengharapkan pahala di malam-malam tersebut, maka Allah memberi ampunan baginya atas semua dosanya yang terdahulu dan yang kemudian. Malam Lailat al-Qadar adalah malam yang ganjil, yang jatuh pada malam dua puluh sembilan, atau dua puluh tujuh, atau dua puluh lima, atau dua puluh tiga, atau malam yang terakhir," (HR. Ahmad).

Kemudian di dalam buku 'Mukhtasar Shahih Muslim: (Ringkasan) Hadits Kitab Shahih Muslim' karya Syaikh M Nashiruddin al-Albani, turut dijelaskan bahwa waktu Lailatul Qadar berlangsung pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. berkata bahwa:

"Rasulullah SAW bersabda, 'Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir. Jika salah satu di antara kalian tidak mampu melakukannya, maka jangan lewatkan tujuh malam yang tersisa," (HR. Muslim).

Hal tersebut didukung dengan riwayat hadits lainnya yang turut menjelaskan Lailatul Qadar berlangsung di sekitar sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Di dalam buku 'Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut al-Qu'ran dan Sunnah' karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman, dijelaskan adanya riwayat yang berasal dari Aisyah r.a. yang berkata tentang sabda Rasulullah SAW bahwa:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan," (HR. Bukhari Nomor 2020 dan Muslim Nomor 1169).

Surat Al-Quran tentang Lailatul Qadar

Selanjutnya, terdapat sejumlah dalil dari Al-Quran yang menerangkan tentang berlangsungnya Lailatul Qadar. Dikutip dari buku yang sama yaitu 'Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut al-Qu'ran dan Sunnah' dan 'Ngobrol Soal Islam' karya Asep Nurdin, bahwa di dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, Surat Al-Qadr ayat 1-5, hingga Surat Ad-Dukhan ayat 3, Allah SWT berfirman mengenai Lailatul Qadar. Berikut bunyi dari ayat-ayat tersebut.

1. Surat Al-Baqarah Ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥

Syahru ramadlânalladzî unzila fîhil-qur'ânu hudal lin-nâsi wa bayyinâtim minal-hudâ wal-furqân, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa mang kâna marîdlan au 'alâ safarin fa 'iddatum min ayyâmin ukhar, yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullâha 'alâ mâ hadâkum wa la'allakum tasykurûn.

Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."

2. Surat Al-Qadr Ayat 1-5

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ۝٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ۝٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ۝٤ سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ۝٥

Innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr. Wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr. Salâmun hiya ḫattâ mathla'il-fajr.

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."

3. Surat Ad-Dukhan Ayat 3

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ ۝٣

Innâ anzalnâhu fî lailatim mubârakatin innâ kunnâ mundzirîn.

Artinya: "Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan."

Itulah tadi rangkuman penjelasan tentang doa Lailatul Qadar yang dilengkapi dengan amalan, perkiraan waktu, hingga surat-surat di dalam Al-Quran yang berkaitan dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut. Semoga membantu.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads