Salah satu waktu yang cukup dinanti-nantikan oleh sebagian kalangan muslim selama bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadar. Inilah yang membuat tidak sedikit orang berusaha dengan giat agar meraih malam penuh keutamaan tersebut. Namun, bagaimana tanda seseorang mendapat Lailatul Qadar?
Mengutip dari buku 'Ngobrol Soal Islam' karya Asep Nurdin, dijelaskan bahwa Lailatul Qadar telah disinggung di dalam firman Allah SWT melalui Al-Quran. Tepatnya di dalam Surat Ad-Dukhan ayat 3 dan Surat Al-Qadr ayat 1-5. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ ٣
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Innâ anzalnâhu fî lailatim mubârakatin innâ kunnâ mundzirîn.
Artinya: "Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan," (Q.S. Ad-Dukhan: 3).
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ٥
Innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr. Wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr. Salâmun hiya ḫattâ mathla'il-fajr.
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar," (Q.S. Al-Qadr: 1-5).
Sebagai malam yang dianggap lebih baik daripada seribu bulan, membuat Lailatul Qadar begitu ditunggu-tunggu oleh tidak sedikit kaum muslim. Inilah yang membuat mereka mengerjakan berbagai amal kebaikan agar dapat meraih keutamaan di malam tersebut.
Lantas, seperti apa tanda yang menunjukkan seseorang meraih Lailatul Qadar? Berikut penjelasannya.
Kapan Malam Lailatul Qadar?
Sebelum mengetahui tandanya, tidak ada salahnya bagi setiap muslim untuk memahami waktu berlangsungnya Lailatul Qadar. Diungkap dalam buku 'Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut al-Qu'ran dan Sunnah' karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman, bahwa di dalam Al-Quran Surat Al-Qadr dijelaskan bahwa Lailatul Qadar berlangsung di bulan Ramadhan. Hal ini sejalan dengan sebuah firman Allah SWT di dalam surat yang lain.
Adapun surat yang dimaksud adalah Al-Baqarah ayat 185. Melalui surat tersebut Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
Syahru ramadlânalladzî unzila fîhil-qur'ânu hudal lin-nâsi wa bayyinâtim minal-hudâ wal-furqân, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa mang kâna marîdlan au 'alâ safarin fa 'iddatum min ayyâmin ukhar, yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullâha 'alâ mâ hadâkum wa la'allakum tasykurûn.
Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
Kemudian terdapat waktu Lailatul Qadar berlangsung yang didasarkan pada riwayat hadits. Salah satunya terdapat hadits yang menjelaskan Lailatul Qadar berlangsung di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan," (HR. Bukhari Nomor 2020 dan Muslim Nomor 1169).
Tidak hanya memberikan petunjuk bahwa Lailatul Qadar berlangsung pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terdapat riwayat lain yang menerangkan malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut akan berlangsung di malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah malam Lailatul Qadar di malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan," (HR. Bukhari Nomor 2017 dan Muslim Nomor 1169).
Sementara itu, di dalam buku 'Mukhtasar Shahih Muslim: (Ringkasan) Hadits Kitab Shahih Muslim' karya Syaikh M Nashiruddin al-Albani, dijelaskan bahwa terdapat sebuah riwayat yang menjelaskan Lailatul Qadar terjadi di sepuluh malam terakhir dan anjuran untuk tidak melewatkan tujuh malam yang tersisa di bulan Ramadhan. Dari Ibnu Umar r.a. berkata bahwa:
"Rasulullah SAW bersabda, 'Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir. Jika salah satu di antara kalian tidak mampu melakukannya, maka jangan lewatkan tujuh malam yang tersisa," (HR. Muslim).
Merujuk dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa waktu berlangsungnya Lailatul Qadar dapat dinantikan oleh setiap muslim pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, salah satunya pada malam-malam ganjil. Wallahu a'lam.
Tanda Malam Lailatul Qadar
H Brilly El-Rasheed, SPd dalam bukunya 'Inspirasi Ramadhan' memberikan informasi seputar tanda malam Lailatul Qadar. Salah satunya didasarkan pada riwayat dari Ubay bin Ka'ab yang berkata:
هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا.
"Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadhan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya Matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru," (HR. Muslim).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada riwayat lain yang turut memberikan gambaran terkait tanda Lailatul Qadar akan berlangsung. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abas bahwa Rasulullah SAW bersabda:
هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا .
"Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan," (HR. Ath-Thayalisi dan Al-Baihaqi, Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini shahih).
12 Tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar
Lantas, seperti apa tanda seseorang mendapatkan Lailatul Qadar? Terkait dengan hal ini, terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama. Tanda-tanda tersebut dapat dirasakan secara langsung oleh orang yang meraihnya maupun dapat dilihat pada lingkungan sekitarnya.
Nurhasanah Namin, SAg dalam bukunya 'Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab Untuk Berdoa' bahwa terdapat setidaknya 4 tanda seseorang mendapatkan Lailatul Qadar. Berikut rangkumannya:
1. Sinar Cahaya
Tanda pertama adalah sinar cahaya di malam Lailatul Qadar yang begitu kuat hanya dapat dirasakan oleh orang-orang tertentu. Terutama bagi mereka yang berada di daratan dan jauh dari cahaya.
2. Ketenangan Hati dan Kelapangan Dada
Selanjutnya, seorang muslim yang merasakan ketenangan di dalam hati dan kelapangan dalam dadanya, kemungkinan meraih malam Lailatul Qadar. Terlebih lagi perasaan tersebut berbeda dibandingkan hari-hari biasanya.
3. Angin yang Bertiup Tenang
Tidak hanya sinar cahaya yang begitu kuat, terdapat tanda yang ditunjukkan oleh lingkungan sekitar berupa angin yang bertiup dengan begitu tenangnya. Pada malam Lailatul Qadar angin tidak bertiup dengan penuh gemuruh dan juga kencang. Sebaliknya, angin akan terasa lebih sejuk.
4. Merasakan Kenikmatan Sholat
Kemudian tanda meraih Malam Lailatul Qadar adalah saat seseorang merasakan kenikmatan selama mengerjakan sholatnya. Dikatakan bahwa seseorang akan mendapatkan kenikmatan dalam sholat dibandingkan dengan malam-malam lainnya.
Tidak hanya 4 tanda yang telah disebutkan sebelumnya, di dalam buku 'Hari-Hari Mencari Cinta' oleh Akh Muwafik Saleh, bahwa terdapat 8 tanda seseorang meraih Lailatul Qadar. Hal ini didasarkan pada pandangan dari Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki di dalam kitab Syaraful Ummah Muhammadiyah. Dikatakan bahwa tanda seorang muslim mendapatkan Lailatul Qadar adalah sebagai berikut:
- Hatinya yang lembut.
- Mudah menangis.
- Menyesali dosa-dosa yang telah berlalu.
- Merasa malu kepada Allah SWT.
- Rindu kepada Rasulullah SAW.
- Memiliki kelapangan hati dan ikhlas.
- Menunjukkan semangat dan rajin dalam beramal sholeh.
- Rindu akan perjumpaannya dengan Allah SWT.
Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Setelah memahami sejumlah tanda yang mungkin menjadi petunjuk bahwa seseorang meraih keutamaan malam Lailatul Qadar, tidak ada salahnya bagi setiap muslim untuk mencermati hal-hal yang bisa dilakukan untuk meraih malam penuh kemuliaan tersebut. Dijelaskan dalam buku 'M Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui' oleh M Quraish Shihab, bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seseorang agar meraih Lailatul Qadar adalah dengan berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tidak hanya sebatas mengerjakan ibadah saja, tetapi juga melakukan berbagai kebaikan. Seseorang perlu melakukannya dengan hati yang tulus dan juga ikhlas. Ini dilakukan demi mendapatkan keberkahan dari Allah SWT sekaligus mampu menciptakan kedamaian dan ketenangan di dalam hidupnya.
Kemudian masih dijelaskan dalam buku 'Inspirasi Ramadhan' terdapat cara menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan mengerjakan sholat Isya, sholat Tarawih, hingga sholat Subuh secara berjamaah.Hal tersebut sesuai dengan sebuah riwayat hadits yang berasal dari Utsman bin Affan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ قِيَامُ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ لَهُ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
"Siapa yang menghadiri sholat Isya berjamaah, maka baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan sholat Isya dan Shubuh berjamaah, maka baginya pahala sholat semalam penuh," (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Selanjutnya ada riwayat lain yang turut menjelaskan tentang anjuran mengerjakan sholat berjamaah. Diriwayatkan dari Abu Dzar yang berkata Rasulullah SAW pernah menyampaikan sabda:
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ
"Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya," (HR. Ahmad).
Nah, itulah 12 tanda seseorang mendapat lailatul qadar. Semoga bermanfaat!
(par/afn)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan