Belakangan ini publik Indonesia tengah dihebohkan dengan berita masuknya mantan perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, sebagai penasihat Danantara. Bagi detikers yang penasaran, berikut ini profil ringkasnya.
Dirujuk dari detikNews, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 24 Februari 2025. Rencananya, badan pengelola investasi ini akan beroperasi layaknya Temasek dari Singapura.
Kemarin, Senin (24/3/2025), struktur lengkap pengurus Danantara resmi diumumkan. Dalam daftar pengumuman tersebut, nama-nama kondang yang populer bisa detikers temukan. Sebut saja dua mantan presiden Indonesia, Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Dewan Pengarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dalam susunan Dewan Penasihat, tampak nama-nama seperti Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, F Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra, dikutip dari detikFinance. Nama paling akhir ini menarik perhatian banyak masyarakat sipil.
Jadi, siapa sejatinya Thaksin Shinawatra, eks PM Thailand yang disebut penuh kontroversi? Simak profil Thaksin Shinawatra secara singkat yang telah detikJogja siapkan di bawah ini.
Profil Thaksin Shinawatra
Pendidikan dan Awal Karier Thaksin Shinawatra
Disadur dari Britannica, Thaksin muda lahir pada 26 Juli 1949 di Chiang Mai, Thailand. Pada mulanya, biarpun punya ayah politisi, Thaksin Shinawatra berencana untuk bergabung dalam dinas kepolisian.
Sosoknya kemudian diketahui lulus dari Akademi Kadet Polisi (Police Cadet Academy) pada tahun 1973. Ia lulus sekaligus berhasil mendapatkan beasiswa untuk mempelajari criminal justice di Eastern Kentucky University yang terletak di Amerika Serikat.
Sekembalinya ke Thailand, Thaksin Shinawatra kemudian mengajar di sekolah akademi kadet polisi selama beberapa saat sebelum akhirnya dipindahkan ke kantor Perdana Menteri Seni Pramoj. Tak berselang lama, Thaksin kembali ke Amerika Serikat dan menempuh pendidikan doktor di Sam Houston State University.
Lulus pada 1978, sosok yang nantinya menjadi PM Thailand ini kembali ke Negeri Gajah Putih dan bekerja di bagian perencanaan polisi dan relasi publik. Menariknya, pada 1987, usai mendapat pangkat letnan kolonel, Thaksin meninggalkan dinas kepolisian dan menjalani bisnis bersama istrinya, Potjaman.
Karier Politik Thaksin Shinawatra
Beberapa tahun setelah memulai bisnisnya, Thaksin memasuki dunia politik, tepatnya pada tahun 1994. Kala itu, Thaksin Shinawatra diminta menjadi menteri luar negeri. Ia menjalani jabatan tersebut selama 3 bulan sampai jatuhnya pemerintahan.
Selanjutnya, sebagaimana informasi dari AP News, Thaksin Shinawatra mendirikan Thai Rak Thai Party pada 1998. Sosoknya kemudian berhasil memimpin partai yang didirikannya (TRT) untuk memenangi pemilihan nasional pada 6 Januari 2001.
Kampanyenya yang mempromosikan kebijakan populis sukses menarik perhatian penduduk Thailand dengan penghasilan rendah, utamanya di wilayah pedesaan. Usai kemenangan tersebut, Thaksin Shinawatra ditunjuk sebagai perdana menteri oleh Raja Bhumibol Adulyadej.
Selama menjabat, Thaksin empat dituduh menyembunyikan aset. Namun, ia dibebaskan dari dakwaan tersebut pada 3 Agustus 2001. Kendati berhadapan dengan tuduhan-tuduhan miring, dukungan rakyat terhadap dirinya tetaplah besar.
Dalam perkembangan selanjutnya, tepatnya 2005, partai besutan Thaksin memenangkan mayoritas suara mutlak di parlemen. Kemenangan ini kemudian disusul pengangkatan Thaksin Shinawatra sebagai perdana menteri untuk kali kedua.
Pada 2006 ini, Thaksin menjual perusahaan telekomunikasi miliknya. Namun, ia menghadapi tuntutan pengunduran diri dari masyarakat. Dengan alasan itu, ia membubarkan parlemen dan menyerukan pemilu pada bulan April.
Biarpun partainya mengantongi mayoritas suara, pada September 2006, Thaksin digulingkan oleh kudeta militer dan pergi mengasingkan diri. Singkat cerita, Thaksin yang hidup di pengasingan tetap memiliki banyak pengikut. Setelah 15 tahun pengasingan, Thaksin kembali ke Thailand.
Sekembalinya ke Tanah Air, Thaksin dimasukkan jeruji besi akibat kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Namun, tak lama, ia dipindahkan ke rumah sakit akibat urusan kesehatan. Terakhir, pada 18 Februari 2024, Thaksin dibebaskan bersyarat.
Sang eks Perdana Menteri Thailand tersebut kemudian diminta menjadi Dewan Penasihat BPI Danantara sebagaimana telah disinggung sekilas di awal artikel ini.
Itulah uraian singkat mengenai profil Thaksin Shinawatra eks PM Thailand yang kini jadi penasihat Danantara.
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri