Polresta Jogja menegaskan masih terus melakukan penyelidikan kejadian penyerangan terhadap para pedagang eks Teras Malioboro 2 (TM2) saat berdemo di depan Gedung DPRD Provinsi DIY jalan Malioboro, Jumat (7/2) malam.
Kasi Humas Polresta Jogja, AKP Sujarwo, menjelaskan pihaknya masih belum menerima laporan apapun terkait kejadian itu.
"Jadi pascakericuhan malam Sabtu itu, sampai saat ini kami Polresta tidak mengamankan satu orang pun," ungkap Sujarwo saat dihubungi wartawan, Senin (10/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian, kami juga saat ini belum menerima laporan pengaduan atau laporan polisi terkait adanya mungkin korban kekerasan segala macam," sambungnya.
Meski begitu Sujarwo menegaskan hingga saat ini penyelidikan terhadap kejadian ini terus dilakukan. Pihaknya berupaya mengorek informasi dari warga sekitar tempat kejadian yang berada di lokasi saat kejadian.
"Saat ini kami masih berupaya untuk melakukan penyelidikan, pasti, karena itu potensi konflik sosial," papar Sujarwo.
"Baru melakukan penyelidikan sifatnya wawancara kepada lingkungan mencari informasi, belum melakukan pemeriksaan atau interogasi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sekelompok orang tak dikenal menyerang massa pedagang yang tengah menggelar aksi di depan gedung DPRD DIY, Jumat (7/2) malam. Mereka melakukan penyerangan fisik terhadap massa aksi.
Pantauan detikJogja di lokasi, saat massa pedagang tengah duduk-duduk di jalan raya, tiba-tiba sekitar pukul 18.30 sekelompok orang menyerang dari arah selatan.
Mereka mengejar massa aksi sambil meneriakkan kata-kata kasar. Beberapa massa pedagang pria dikejar dan dipukul, sedangkan massa ibu-ibu lari menjauh. Aparat keamanan pun kewalahan menghalau serangan ini.
Kemudian massa pedagang diarahkan masuk ke lingkungan DPRD DIY dengan beberapa orang telah diamankan aparat. Gerbang pun dijaga ketat aparat.
Namun, rombongan penyerang yang tidak jelas jumlahnya masih terus berusaha menyerang dan meneriaki massa pedagang dari luar. Penyerang juga berusaha merangsek masuk lewat jalan perwakilan.
Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Dharma, menerangkan kelompok penyerang adalah para pelaku usaha di sekitar jalan Perwakilan seperti juru parkir hingga pengemudi becak.
"Tadi habis solat Magrib, kemudian ada pelaku usaha Malioboro yang merasa terganggu karena aksi ini yang menutup itu," jelasnya kepada wartawan di gedung DPRD DIY, Jumat (7/2) malam.
"Para pelaku usaha tersebut protes, kenapa aksi para pedagang tersebut malah mengganggu mencari rezeki," sambung Aditya.
Aditya juga membenarkan adanya aksi serangan fisik dalam kejadian itu. Untuk ia mengimbau bagi korban yang mendapat kekerasan untuk melapor disertai bukti. Ia juga berjanji akan mengusut tuntas kejadian ini.
"Hingga terjadi sedikit adu mulut, kemudian ada sedikit keributan. Bisa kita lerai, kita pisahkan. Kemudian teman teman yang orasi kita masukan DPRD," papar Aditya.
"Baru kita cek (apakah ada korban kekerasan), makanya kami imbau bagi yang menerima kekerasan segera melaporkan, didukung bukti yang ada, pasti kami usut," tegasnya.
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan