Viralnya kabar pencemaran sungai di Dusun Gayam, Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo, akhirnya direspons Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. Lindi dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto yang mencemari sungai tersebut kini telah dibersihkan.
"Kami sudah menutup outlet lindi untuk menghentikan pencemaran. Kemudian juga ada treatment pada instalasi lindi dan reservasi air lindinya," ucap Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Persampahan dan Pertamanan DLH Kulon Progo, Budi Purwanta saat dimintai konfirmasi wartawan, Jumat (31/1/2025).
Budi mengatakan limbah lindi ini dapat masuk ke sungai karena debit air sungai lebih kecil dibandingkan limbah lindi. Hal ini dipicu karena tidak adanya hujan yang membuat volume saluran drainase menyusut, berakibat pada aliran ke sungai tidak maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menjadi bahan evaluasi kami agar ke depan tidak terulang kembali," ujarnya.
Untuk mengantisipasi peristiwa serupa, DLH Kulon Progo, lanjut Budi, akan melakukan perbaikan secara menyeluruh pada instalasi lindi TPA Banyuroto. Sehingga limbah yang dibuang dipastikan aman dan tidak mencemari lingkungan.
Sementara itu salah satu warga Marmo (65) menyebut jika kondisi air di anak Sungai Serang sudah jernih kembali. "Sekarang jadi lebih bening dibandingkan pada Selasa kemarin saat pertama kali air di sini ketahuan tercemar," ucapnya.
Marmo pun berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali. Pasalnya pencemaran lindi merusak ekosistem sungai bahkan membuat ikan di sana mati.
"Semoga ini jadi yang terakhir dan tidak akan terulang kembali," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sungai di Dusun Gayam, Kalurahan Banyuroto, Kapanewon Nanggulan, Kulon Progo, tiba-tiba tercemar dan berubah menjadi kehitaman. Kondisi ini membuat heboh masyarakat hingga viral di sosial media.
Dalam video terlihat sejumlah warga sedang mengecek kondisi air sungai yang sudah berubah warna jadi hitam serta terdapat banyak buih. Salah satu warga juga menunjukkan seekor ikan yang diduga mati akibat pencemaran tersebut.
Video yang menunjukkan kondisi sungai tercemar itu diunggah oleh akun Instagram @jejak_kulonprogo pada Selasa (28/1) petang. Narasi yang beredar disebutkan jika pencemaran dipicu oleh lindi dari TPA Banyuroto.
"Alert! Spot Mancing Mimin Tercemar. Warga Banyuroto kembali mengeluhkan limbah atau cairan lindi dari TPA Banyuroto yang mencemari air anak Sungai Serang. Warga menunjukkan pencemaran merusak ekosistem terutama matinya ikan," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJogja, Rabu (29/1).
Video tersebut sudah ditonton lebih dari 40 ribu kali dan mendapat puluhan respons dari netizen.
Tokoh Masyarakat Banyuroto, Bambang Nurcahyo, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia menyebut perubahan warna air ini diketahui warga pada Selasa kemarin sekitar pukul 14.00 WIB.
"Baru tahu pas ada warga mau ke sungai ini, tapi melihat airnya kok sudah kehitaman," ucapnya saat ditemui wartawan di lokasi siang ini.
Bambang mengatakan perubahan air menjadi kehitaman sebelumnya sudah pernah terjadi dan ikut akibat dari lindi TPA Banyuroto yang berarak sekitar 500 meter dari lokasi ini. Lindi diduga muncul dari kebocoran pipa dan bak penampung pengolahan TPA Banyuroto. Saat musim hujan bak itu kerap meluber hingga masuk ke sungai.
"Jadi ini bukan karena banjir merubah warna, itu lindi dari TPA warnanya hitam. Kejadian kaya gini sudah sejak 2014 hingga sekarang, biasanya terjadi setiap musim hujan tiba. Namun, tahun 2025 pencemaran tergolong parah karena sudah merusak ekosistem sungai," ujarnya.
Bambang mengatakan pihaknya sudah melaporkan hal ini ke pengelola TPA Banyuroto. Diharapkan ada penanganan serius agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. "Kami sudah berusaha menyampaikan ke UPT, harapannya ada tindak lanjut," ucapnya.
Sementara itu warga Dusun Gayam, Marmo menyebut pencemaran ini sudah sering terjadi. Setiap tahun pencemaran semakin parah hingga mengganggu ekosistem sungai di dusun ini.
"Bahkan sungai sempat menghitam selama satu malam. Akibatnya ratusan ikan sungai mati mendadak," ujarnya.
Marmo pun berharap agar pengolahan sampah di TPA Banyuroto bisa dilakukan secara serius dan tidak menimbulkan pencemaran seperti ini.
"Kalau kami tidak mempermasalahkan adanya TPA, tapi kami ingin pengelolaannya itu benar-benar yang baik agar tidak seperti ini," ucapnya.
(apu/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas