Saat mewarnai gambar Matahari, detikers mungkin berpikir untuk menggunakan warna oranye atau kuning. Pertanyaannya, benarkah Matahari warnanya oranye? Simak penjelasan ilmiahnya melalui uraian di bawah ini!
Dirujuk dari Science National Aeronautics and Space Administration (NASA), Matahari adalah bintang di pusat tata surya kita. Gravitasi yang dipunya Matahari menjaga tata surya tetap utuh dan senantiasa beredar di orbitnya.
Dilihat dari Bumi, Matahari tampak sebagai benda bulat yang memancarkan cahaya secara kontinyu pada siang hari. Lalu, pada malam hari, Matahari tampak 'menghilang' karena perputaran bola Bumi di porosnya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika detikers coba melihat Matahari, warna yang terlihat mungkin adalah putih gemerlap. Lain halnya bila kamu melihatnya pada sore hari, Matahari mungkin berwarna oranye atau jingga. Jadi pertanyaannya, benarkah Matahari berwarna oranye?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, kamu bisa membaca pembahasan lengkapnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini. Pastikan untuk membacanya sampai tuntas agar paham total, ya, detikers!
Apa Warna Matahari yang Sebenarnya?
Menurut penjelasan dari West Texas A&M University, warna Matahari adalah putih. Pasalnya, Matahari memancarkan semua warna pelangi dalam jumlah hampir sama dan kombinasi tersebut kita sebut 'putih'.
Hal ini pulalah yang menyebabkan kita dapat menyaksikan begitu banyak warna berbeda di bawah cahaya Matahari. Misalnya saja, sayap kupu-kupu yang berwarna biru dan warna merah mawar disebabkan karena cahaya Matahari punya cahaya dengan kedua warna tersebut.
Oleh karena itu, jangan heran ketika para pembuat lampu membuat lampu yang memancarkan cahaya putih. Sebabnya, ia berusaha mereplika Matahari yang bisa memberikan penerangan alami alih-alih membuat bola lampu kuning.
Penyebab Matahari Tampak Punya Banyak Warna
Diringkas dari laman resmi NASA, persepsi manusia terhadap warna dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya adalah panjang gelombang cahaya yang dipancarkan, intensitas cahaya yang dipancarkan, faktor lingkungan, kemampuan dan keterbatasan mata mengumpulkan cahaya, dan otak.
Umpamanya, suatu ketika detikers berkesempatan mengunjungi stasiun luar angkasa di luar atmosfer. Dari sana, Matahari akan tampak berwarna putih. Alasannya, kendati Matahari juga memancarkan cahaya paling kuat di spektrum hijau, ia juga memancarkan (emits) cahaya di semua warna yang terlihat dengan sama kuatnya, dari merah hingga biru.
Alhasil, tiga reseptor sel kerucut warna mata manusia melapor pada otak bahwa setiap reseptor warna jenuh dengan warna-warna penting yang diterima. Otak manusia kemudian akan mengintegrasikan sinyal-sinyal ini menjadi warna putih.
Lain lagi ceritanya bila detikers melihat Matahari saat terbenam atau terbit. Pada momen indah tersebut, Matahari mungkin akan tampak berwarna kuning, oranye, atau merah. Penyebabnya sebagaimana disadur dari Stanford Solar Center adalah cahaya gelombang pendek dari Matahari tersebar oleh atmosfer Bumi. Hal ini kemudian mengakibatkan hanya warna kuning, oranye, atau merah yang bisa menembus atmosfer sampai ke mata manusia.
Ketika Matahari berada di langit, gelombang yang berwarna biru menghantam molekul udara di atmosfer. Kemudian, ia akan memantul dan menyebar. Hal ini menjadi jawaban penyebab langit tampak biru.
Bagaimana Foto Matahari Punya Warna Berbeda-beda?
Kamu tentunya sudah sering melihat foto Matahari yang berseliweran di internet. Gambar-gambar tersebut terkadang menunjukkan Matahari berwarna oranye, kuning, maupun merah. Apa alasannya?
Pada dasarnya, semua bentuk cahaya merupakan bagian dari fenomena bernama spektrum elektromagnetik. Mudahnya, mata kita hanya bisa mendeteksi sebagian kecil energi ini. Di sisi lain, ada banyak hal yang tidak bisa ditangkap mata.
Umpamanya, ketika orang ingin melihat gambar sinar X atau ultraviolet, gambar tersebut perlu diwarnai terlebih dahulu dengan sesuatu yang bisa dideteksi mata manusia. Oleh karena itu, para ilmuwan memilih warna yang cerah sehingga tidak tertukar dengan melihat Matahari dalam cahaya putih.
Oleh karena itu, ketika detikers melihat foto Matahari yang tampak berwarna merah terang atau hijau neon, sejatinya, gambar tersebut diambil dalam versi cahaya yang tidak bisa dilihat, seperti ultraviolet ekstrim atau sinar X. Lalu, warna aslinya diubah agar mata manusia bisa melihatnya.
Fakta Menarik Matahari
Sebagai penutup, di bawah ini detikJogja kutipkan sejumlah fakta menarik seputar Matahari diambil dari situs Universe Magazine:
- Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi.
- Unsur helium mendapat namanya dari Matahari.
- Massa Matahari 500 kali lebih besar dari massa semua planet di sekitarnya. Atau, 99,866 persen dari tata surya kita!
- Matahari punya bintik. Bintik ini adalah area yang lebih dingin dibanding sekitarnya dan tampak gelap.
- Pada musim panas, Bumi lebih jauh dari Matahari dibandingkan saat musim dingin.
- Radiasi Matahari perlahan meningkat. Ketika lahir 4,5 miliar tahun lalu, intensitas radiasi Matahari kurang lebih 25% lebih redup dibandingkan saat ini.
- Saat berusia 10.9 miliar tahun, Matahari akan menjadi 'raksasa'. Alasannya, ia kehabisan hidrogen dan membengkak dengan radius 2,3 kali lebih besar. Lalu, pada usia 12,2 miliar tahun, Matahari akan membengkak lebih besar lagi.
Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai benar tidaknya Matahari berwarna oranye. Semoga bisa menjawab rasa ingin tahu detikers, ya!
(sto/apu)
Komentar Terbanyak
Pakar UII Tak Percaya Ada Beking di Kasus Ijazah Jokowi: Ini Perkara Sepele
Mencicip Kue Kontol Kejepit di Keramaian Pasar Kangen Jogja
Siapa Beking Isu Ijazah yang Dicurigai Jokowi?