Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali muncul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Imbasnya dirasakan peternak sapi Kulon Progo yang mengeluhkan turunnya penjualan hingga harga jual anjlok signifikan.
Salah satu peternak, Sukirdi menyebut jika turunnya harga bisa mencapai jutaan rupiah. Paling tinggi bisa turun hingga Rp 3 juta per ekornya.
"Harganya setiap ekor turun Rp 1 juta sampai Rp 3 jutaan. Apalagi harga pedetan (anak sapi) sangat drastis turunnya, bisa sekitar Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta," ungkapnya saat ditemui wartawan di lahan peternakan sapi wilayah Girimulyo, Kulon Progo, Jumat (3/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukirdi menyebut sejak wabah PMK menyebar belum lama ini kondisi pasar ternak di Kulon Progo kehilangan pembeli. Pedagang luar yang biasa datang ke tempatnya juga memilih libur karena takut rugi jika beli ternak di wilayah ini.
"Dampaknya sangat signifikan sekali. Di pasar makin sepi, pembeli tidak ada, para pedagang juga takut beli dagangan kita karena takut merugi," ucapnya.
Menurutnya kondisi ini mulai terjadi pada dua pekan terakhir, atau sekitar akhir Desember 2024 lalu. Kondisi ini juga tidak hanya terjadi di Kulon Progo tetapi juga wilayah lain salah satunya Ambarketawang, Sleman.
"Di Ambarkerawang itu juga drastis banget, bahkan kemarin tidak ada pembeli sama sekali," ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo Drajat Purbadi menyebut sudah ditemukan kasus baru PMK di Kulon Progo. Data yang masuk pihaknya ada tiga sapi di wilayah Sentolo telah terjangkit penyakit ini.
"Jadi ada tiga sapi, semuanya ada di Demangrejo, Sentolo," ungkapnya.
Drajat mengatakan kasus tersebut sudah ditangani oleh dokter hewan dari Poskeswan Sentolo. Hewan yang terjangkit juga sudah diberi obat dan antibiotik.
Menurutnya kondisi hewan yang terjangkit PMK ini masih bisa tertolong karena sebelumnya sudah pernah diberi vaksin PMK.
"Kondisinya masih tertolong karena itu biasanya kalau divaksin kemungkinan ini kan serangan kedua, itu biasanya tidak parah gejalanya. Nanti dengan pengobatan tadi nanti bisa sembuh," terangnya.
"Selanjutnya dari dokter hewan Poskeswan Sentolo, sudah melakukan disinfeksi lokasi kandang. Insyallah nanti, harapannya tidak menyebar," imbuhnya.
Drajat mengatakan sebagai antisipasi penyebaran PMK, Pemkab Kulon Progo telah menerbitkan SE No. 524/3041 tertanggal 31 Desember 2024, tentang tentang peningkatan kewaspadaan terhadap PMK. Kemudian pihaknya melakukan pendataan kembali soal sarana prasarana pendukung untuk mengobati ternak yang terjangkit.
"Kita sekarang melakukan identifikasi stok obat dan sarana prasarana pendukung lain. Untuk vaksin yang tersedia sekarang ada 200 dosis cukup untuk 200 ternak dan nanti masih bisa ditambah lewat Dana Alokasi Khusus," jelasnya.
Kepada masyarakat khususnya peternak, Drajat mengimbau agar lebih memperhatikan ternaknya. Jika ditemukan ternak yang menunjukkan gejala terjangkit PMK untuk segera dilaporkan ke pusat kesehatan hewan. Adapun gejalanya meliputi turunnya nafsu makan, demam, keluar air liur berlebihan, ada luka lesi pada mulut dan lidah, pincang hingga kuku mengelupas.
"Kemudian untuk peternak yang butuh vaksin bisa langsung menghubungi Puskeswan setempat, semua sudah kami siapkan," ujarnya.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang