Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul menyebut ada puluhan sapi yang mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). Untuk pencegahan, DPKH meminta pemilik ternak untuk tidak mengizinkan orang lain masuk ke kandang.
"Jadi sampai saat ini ada 43 ekor (sapi) yang mati karena PMK, data itu sejak Desember 2024," kata Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari saat dihubungi wartawan, Kamis (2/1/2025).
Terkait sebaran sapi yang mati akibat PMK, Wibawanti tak memerinci secara detail. Namun, Wibawanti memastikan sebaran kematian sapi akibat PMK tidak merata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling banyak itu di Gunungkidul sisi selatan," ujarnya.
Oleh sebab itu, Wibawanti mengaku saat ini tengah menggencarkan sosialisasi kepada peternak dalam mencegah PMK. Selain itu, DPKH telah melakukan penyemprotan disinfektan, dan pemberian vaksinasi untuk ternak sapi.
"Kita juga mengimbau kepada pemilik ternak agar kandangnya tidak mudah dimasuki orang lain. Jadi kalau ada orang mau melihat ternak di kandang sebaiknya tidak usah masuk kecuali memiliki kepentingan," ucapnya.
Wibawanti pun meminta pemilik ternak agar mandi terlebih dahulu sebelum masuk ke kandang. Mengingat penularan PMK melalui virus dan bisa terbawa oleh manusia saat mengecek kondisi sapi di kandang.
Terkait pembatasan ternak sapi masuk ke Gunungkidul, Wibawanti mengaku tidak bisa melakukannya. Semua itu karena masing-masing daerah memiliki kebijakan tertentu dalam penanganan PMK.
"Jadi kami lebih ke pemantauan ke pasar hewan, khususnya saat pasaran. Nantinya petugas kami di Puskeswan yang akan melakukannya," pungkasnya.
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong