Salah satu peternak sapi di Seloharjo, Kapanewon Pundong, Santoso (32) mengaku cemas dengan maraknya kasus PMK di Bantul. Pasalnya, PMK berdampak pada turunnya harga jual sapi.
"Tapi saya merasa resah, dan banyak peternak menjadi tidak semangat karena harga sapi anjlok. Kemarin itu yang biasanya (satu ekor sapi) Rp 17 juta turun jadi Rp 15 juta," kata Santoso kepada wartawan di Bantul, Jumat (3/1/2025).
Meski demikian ia bersyukur hingga saat ini empat ekor sapi miliknya dalam kondisi sehat.
"Saya punya empat ekor sapi dan alhamdulillah sampai saat ini tidak kena PMK dan semoga seterusnya tidak kena. Perawatan agar tidak kena PMK itu sapinya dijemur, dimandikan dan yang penting kandang selalu dibersihkan," jelasnya.
Peternak sapi lainnya, Budi Santoso (48) mengaku memiliki puluhan ekor sapi. Beruntung, kata warga Murtigading, Kapanewon Sanden, ini semuanya dalam kondisi sehat.
"Alhamdulillah ternak saya sehat semua, jumlahnya ada 25 ekor sapi. Karena saya sengaja tidak ke pasar hewan dulu, dan tidak memasukkan sapi dari pasar, saya pilih beli dari peternak lokal," katanya.
Menurutnya, cara tersebut cukup efektif dalam menjaga kondisi sapi-sapinya. Namun, Budi menilai merebaknya PMK tahun ini lebih masif ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau menurut saya PMK tahun ini lebih ganas dari pada tahun 2022. Karena kalau sekarang tiba-tiba ternak mati, ya meski bisa diatasi ya," ucapnya.
Karena itu, selain membatasi membeli sapi dari pasar hewan, Budi mengaku memberikan perawatan khusus terhadap sapi-sapinya.
"Saya lakukan disinfektan kandang setiap pagi dan sore, terus untuk sapi disuntik vitamin 5 hari sekali," ujarnya.
Terkait pengaruh PMK terhadap harga jual sapi, Budi mengaku ada penurunan harga.
"Ya PMK jelas mempengaruhi harga jual sapi, di pasaran harga sapi turun Rp 2 sampai Rp 3 juta," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mencatat ada belasan sapi mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). Karena itu, DKPP meminta peternak melakukan isolasi terhadap sapi yang berasal dari luar Bantul.
"Berdasarkan data yang masuk, sampai saat ini ada 11 ekor sapi yang mati akibat PMK," kata Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo saat dihubungi detikJogja, Jumat (3/1).
Joko mengatakan 11 sapi yang mati itu kebanyakan di Bantul sisi selatan yang merupakan wilayah perbatasan.
"Setahu saya dari 11 itu diantaranya enam ekor di kawasan Parangtritis dan di Pundong ada satu ekor," ujarnya.
Sedangkan jumlah sapi yang terjangkit PMK di Bantul saat ini mencapai 94 ekor. Namun, Joko mengaku sudah memberikan vaksin terhadap sapi yang terkena PMK.
"Bantul dapat bantuan vaksin 250 dosis untuk PMK dan vaksinasi sudah dilaksanakan dua hari yaitu tanggal 30 dan 31 Desember," ucapnya.
Selain itu, DKPP juga tengah menggencarkan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) terkait PMK ke peternak. Salah satunya meminta agar peternak selalu menjaga kebersihan kandang.
(rih/aku)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka