Kelompok ternak di wilayah Godean, Gamping, Sleman kini mulai membatasi akses masuk sapi secara mandiri imbas merebaknya wabah PMK. Sejumlah kelompok ternak juga mulai menghindari aktivitas jual beli di pasar hewan.
Salah satu pengelola Kandang Ternak Sido Manunggal, Sidokarto, Godean, Yanto (60), menuturkan aturan ini sudah berlangsung setelah peningkatan kasus PMK pada medio Desember 2024.
"Antisipasi agar PMK tidak masuk, kami menjaga makannya tetap bersih dan bagus, lalu sapi dan kandang diguyang (dibersihkan). Lalu sapi daerah rawan dilarang masuk sini. Kami tak ambil dari Gunungkidul dan Boyolali," jelasnya saat ditemui di kandang Ternak Sido Manunggal, Sidokarto, Godean, Jumat (10/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski ada pembatasan, para peternak tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Tentunya dengan tetap menjaga kebersihan kandang maupun setiap peternak.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait terutama terkait pemeriksaan kesehatan oleh Puskeswan wilayah termasuk pemberian obat maupun vaksin sebagai upaya pencegahan sebaran PMK.
"Kami ada sekitar 25 ekor dan semua rutin diperiksa kesehatannya. Dari dinas memberikan vaksin lalu dari Puskeswan rutin memeriksa kesehatan ternak. Untuk pakan kami ada lahan, jadi tidak asal ambil," katanya.
Yanto menuturkan dampak PMK sudah terasa sejak 3 pekan terakhir. Kondisi Pasar Hewan Ambarketawang Gamping selalu sepi dari aktivitas. Harga jual sapi ternak juga anjlok drastis.
"Meski harga anjlok, tapi kami tidak beli juga. Sebenernya beli juga dapat murah tapi harus selektif yang sehat. Sapi harga Rp 30 juta bisa terjual Rp 20 juta," keluhnya.
Kondisi yang sama juga dirasakan kandang ternak di Dusun Nyamplung Kidul, Balecatur, Gamping. Kandang yang menampung 70 ekor sapi ini memiliki penjagaan ketat. Tidak semua sapi dari luar bisa masuk kandang komunal ini.
Setiap sapi yang masuk wajib dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan dari daerah asal. Salah satunya harus dipastikan sehat atau tidak bergejala PMK. Selain itu juga menjaga kondisi kandang tetap bersih dan suplai makanan sehat.
"Kami pakai surat kesehatan, kalau tidak maka tidak boleh masuk. Termasuk yang diambil dari Pasar Hewan Ambarketawang. Penjual pembeli itu juga punya kartu, jadi tidak bisa asal masuk atau bawa ternak," katanya.
Saat kondisi seperti ini, para peternak juga memiliki kesepakatan tak tertulis. Untuk tidak mengikuti sejumlah kegiatan pasaran atau aktivitas jual beli di pasar hewan. Ini sebagai antisipasi penularan dari sapi wilayah sebaran penyakit.
"Di (Pasar Hewan) Ambarketawang juga sepi sudah 3 pasaran ini. Kami tidak berangkat 3 Pahing ini. Pasar Siyono Gunungkidul juga sepi, lalu (pasar hewan) Pracimantoro tutup selama 2 Minggu ini," ujarnya.
detikJogja sempat mendatangi Pasar Hewan Ambarketawang Gamping sebelum menuju kandang ternak kelompok. Kondisinya terlihat sepi dari aktivitas jual beli. Bahkan aktivitas sudah berhenti sebelum memasuki siang hari.
"Infonya di (pasar hewan) Ambarketawang juga jauh berkurang lebih dari separuh. Tadi hanya 2 los itu tidak penuh. Biasanya itu jam 11.00 WIB masih ramai, ini tadi cepet karena memang sepi sekali," katanya.
Pasar Hewan Ambarketawang Gamping Sepi
Kepala UPTD Pasar Hewan Ambarketawang Gamping Yuda Andi Nugroho mengakui adanya penurunan aktivitas. Memasuki hari kedua pasaran di tahun 2025, tidak banyak aktivitas. Dari normal hingga 300 ekor sapi perpasaran hanya 110 ekor yang masuk. Bahkan, sapi yang terjual hanya hanya 8 ekor.
"Hari ini sapi masuk hewan 110 ekor, transaksi sapi 8 ekor. Lalu harga sapi turun Rp 1 juta hingga Rp 2 jutaan tergantung jenis kelamin dan umurnya. Harga normal kisaran Rp 5 juta hingga Rp 15 jutaan," ujarnya saat dihubungi.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman Suparmono pastikan pihaknya terus melakukan penanganan. Upaya pencegahan dengan melakukan vaksinasi ke seluruh ternak di wilayah Kabupaten Sleman.
Berdasarkan datanya, pada medio 2022 hingga 2023 sebanyak 21.024 telah tervaksin. Sementara untuk populasi total mencapai 31.141 ekor. Berdasarkan data ini, maka baru 67,5 persen yang mendapat vaksin PMK.
"Lalu vaksinasi PMK vaksin kedua sapi tahun 2024 itu turun. Dari total 29.261 ekor populasi sapi hanya 4.713 ekor atau 16 persen tervaksin. Data APPSI daril 29 Desember 2024 sampai 2 Januari 2025 sebanyak 328 ekor yang sudah tervaksin," katanya.
(afn/aku)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar