Santri di Boyolali Dibakar gegara Dituduh Nyolong HP, Pelaku Guru Agama

Regional

Santri di Boyolali Dibakar gegara Dituduh Nyolong HP, Pelaku Guru Agama

Jarmaji - detikJogja
Selasa, 17 Des 2024 17:34 WIB
Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi santri di Boyolali dibakar guru agama gegara dituduh nyolong HP. (Foto: istimewa)
Jogja -

Seorang santri di Pondok Pesantren Darusy Syahadah, Simo, Boyolali, dibakar usai dituduh mencuri ponsel temannya. Pelaku mengaku sebagai kakak dari pemilik ponsel tersebut ternyata seorang guru agama.

Insiden itu terjadi Senin, 16 Desember 2024 sekitar pukul 23.00 WIB. Pembakaran itu terjadi di salah satu kamar tamu Ponpes Darusy Syahadah Putra.

"Untuk tersangka yang sudah kita amankan dan dalam proses pemeriksaan atas nama Muhammad Galang Setyadarma, laki-laki, usai 21 tahun, pekerjaan sehari-hari adalah guru," kata Kasat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Joko Purwadi, kepada wartawan di gedung Satreskrim Polres Boyolali, dikutip dari detikJateng, Selasa (17/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Pelaku) guru agama," imbuhnya.

Korban diketahui berinisial SS (16) warga Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Dia nyantri di ponpes tersebut sejak Juli lalu.

ADVERTISEMENT

"Adik ini belajar di Ponpes (Darusy Syahadah) sejak bulan Juli 2024," jelasnya.

Peristiwa pembakaran santri itu terjadi saat tersangka menginterogasi korban di salah satu kamar tamu Ponpes Darusy Syahadah. Tersangka menginterogasi korban setelah mendapat aduan dari adiknya yang juga santri di ponpes ini, jika handphone (HP) miliknya hilang diduga dicuri korban.

"Saat menginterogasi korban di dalam satu ruangan itu, ternyata ruangan itu dikunci oleh tersangka," imbuh dia.

Tersangka yang datang ke ponpes sudah membawa bensin dalam botol bekas air mineral. Tersangka kemudian menyiramkan bensin itu ke tubuh korban.

"Ditakut-takuti dengan menggunakan korek api, dinyalakan akhirnya terbakar," ujar Joko.

Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka bakar sekitar 38 persen. Korban mengalami luka bakar di wajah, leher, dan kedua kaki. Kini korban dirawat di RSUD Simo.

Sementara itu, pihak ponpes mengecam kekerasan yang dialami korban. Mereka juga mengaku sudah menghubungi keluarga korban di Sumbawa.

"Pondok Pesantren Darusy Syahadah menegaskan bahwa kami sangat mengecam segala bentuk tindak kekerasan di lingkungan pesantren," kata Pimpinan Ponpes Darusy Syahadah Simo, Qosdi Ridwanullah, dalam keterangan tertulis yang disampaikan kepada wartawan, Selasa (17/12).

"Kami juga telah memanggil keluarga pelaku untuk dimintai klarifikasi serta memberikan penjelasan terkait kejadian ini," pungkas Qosdi.




(ams/apl)

Hide Ads