Gus Muwafiq Buka Suara soal Marak Peredaran Miras di Jogja

Gus Muwafiq Buka Suara soal Marak Peredaran Miras di Jogja

Dwi Agus - detikJogja
Minggu, 03 Nov 2024 15:33 WIB
Gus Muwafiq bersama para Banser di Ponpes Minggir, Minggu (3/11/2024).
Gus Muwafiq bersama para Banser di Ponpes Minggir, Sleman, Minggu (3/11/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Sleman -

Pengasuh Pondok Pesantren Minggir, Sleman, Gus Muwafiq menyoroti maraknya perdagangan minuman keras atau miras di wilayah Jogja atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gus Muwafiq menyebut miras merusak generasi muda.

Gus Muwafiq juga mendesak agar pemerintah konsisten menangani peredaran miras, tidak hanya ada saat ada momentum tertentu saja. Tokoh ulama itu menyebut bangsa Indonesia akan kerepotan jika minuman beralkohol merajalela. Terlebih jika semakin mudah didapatkan.

"Kegiatan hari ini adalah untuk menjaga bangsa, generasi yang sehatlah. Jauh dari kekerasan, jauh dari hal-hal merusak generasi muda termasuk miras. Semoga bangsa ini tidak semakin repot ngurusnya karena terlalu banyak yang minum miras," jelasnya usai Apel Akbar 10.000 Banser DIY di Lapangan Pondok Pesantren Minggir, Minggu (3/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Muwafiq juga menyoroti aksi kekerasan yang terjadi kepada dua santri Krapyak di kawasan Prawirotaman beberapa hari lalu. Berdasarkan latar belakang, aksi penganiayaan itu dipicu oleh para pelaku yang mengonsumsi minuman keras.

Dia berharap tindakan tegas polisi tidak hanya momentum namun harus selalu konsisten.

ADVERTISEMENT

"Kalau kasus santri Krapyak sudah ditangani. Kepolisian insyaallah sudah (gerak), tertangkap semua itu. Tapi juga konsisten, jangan momentum ada kasus saja," katanya.

Diberitakan sebelumnya, desakan pemberantasan miras di Jogja mengemuka beberapa waktu terakhir. Gerakan ini merespons menjamurnya outlet penjualan miras di Kota Pelajar ini.

Puncaknya, beberapa pemabuk yang keluar dari outlet penjual minuman keras menganiaya beberapa orang yang sedang membeli sate ayam di Prawirotaman, Kota Jogja, beberapa hari lalu. Peristiwa ini memicu gerakan GP Ansor lantaran beberapa santri Ponpes Krapyak menjadi korban dalam penganiayaan ini.




(ahr/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads