Gerakan Pemuda (GP) Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membentuk satgas bernama Satuan Tugas Khusus Banser Bebas Miras. Satgas yang beranggotakan Barisan Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) ini bakal turun langsung memberantas miras jika aparat lamban.
Ketua GP Ansor DIY, Abdul Muiz, menuturkan pihaknya berupaya pendekatan humanis dalam menegakkan kebenaran, terutama atas peredaran miras di wilayah DIY.
"Upaya amar ma'ruf dalam pemberantasan belum sampai nahi mungkar karena itu domainnya kepolisian," jelasnya saat ditemui di acara Apel Akbar Banser di Ponpes Minggir Gus Muwafiq, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Minggu (3/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, GP Ansor dan Banser menunggu keseriusan kepolisian dan aparat terkait dalam menangani peredaran miras ini. Mereka akan membuat rencana lain jika ternyata aparat tidak serius.
"Tergantung situasi kalau amar ma'ruf kan kita mengajak kebaikan mencegah terjadinya kemungkarannya. Kalau tegas itu domainnya kepolisian tapi kalau kepolisian ternyata tidak mau atau tidak bisa melakukan ruangnya ya kami akan coba koordinasi," katanya.
Peran satgas, lanjutnya, mengawal Perda dan mengawasi peredaran miras.
"Kami izin ke Banser pusat untuk mendirikan Satgas Khusus Banser Bebas Miras. Sehingga kami betul-betul bisa memastikan generasi muda kita bisa selamat dari bahaya miras itu," ujarnya.
Dia menjamin Satgas tetap tidak akan bertindak melampaui kewenangan kepolisian. Ini karena pihaknya masih mempercayakan tindakan tegas itu kepada aparat berwenang.
"Upaya amar ma'ruf dalam pemberantasan belum sampai nahi mungkar karena itu domainnya kepolisian," kata dia.
Meski demikian, dia berharap aparat benar-benar tegas dalam menjalankan kepercayaan dari masyarakat ini. Pihaknya akan mengambil langkah lain jika peredaran miras tidak segera teratasi.
"Satgas ini lebih ke ruang-ruang amar ma'ruf tapi kalau nanti kepolisian lamban dan tidak bisa menjalankan, ya kami akan masuk ke ruang lainnya. Tegaskan bahwa jangan main-main," katanya.
Abdul Muiz juga menyebut peredaran minuman beralkohol di DIY levelnya sangat meresahkan. Beberapa toko bahkan berdiri dekat rumah ibadah dan fasilitas pendidikan.
Menurutnya fenomena ini menjadi bukti bahwa para penjual miras tidak lagi takut. Mereka berani menjual secara terang-terangan tanpa memandang tata aturan yang berlaku di lingkungan tersebut.
"Kondisi saat ini saya rasa memang sudah sangat mengkhawatirkan. Toko-toko yang berjualan miras sekarang ini sudah berani buka secara terang-terangan. Dekat masjid ada, dekat madrasah juga ada," jelasnya.
Dia lalu mencontohkan penganiayaan santri Krapyak di Jogja beberapa hari lalu. Para pelaku ternyata mengonsumsi miras di sebuah outlet yang ada tak jauh dari pesantren.
"Kita memberikan peringatan keras jangan sampai ini terulang khususnya di Jogja. Kami punya komitmen untuk mengawal keistimewaan di Jogjakarta khususnya. Ciptakan kerukunan antarsuku, ras, etnis dan agama dengan menolak miras," katanya.
(rih/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi