Ular King Cobra Mengejar Manusia, Mitos atau Fakta?

Ular King Cobra Mengejar Manusia, Mitos atau Fakta?

Nur Umar Akashi - detikJogja
Rabu, 30 Okt 2024 12:33 WIB
Ular king cobra
Ular king cobra. (Foto: dok Laman iNaturalist)
Jogja -

Mungkin karena punya bentuk menyeramkan dan racun mematikan, banyak orang beranggapan bahwa mereka akan langsung dikejar kala berpapasan dengan ular king cobra. Lantas, benarkah king cobra mengejar manusia?

Diambil dari laman Smithsonian's National Zoo & Conservation Biology Institute, king cobra punya nama ilmiah Ophiophagus hannah. Ia adalah ular berbisa yang berasal dari wilayah Asia. Namanya didapat karena ular satu ini bisa membunuh dan memangsa ular kobra lain.

Rata-rata, king cobra punya panjang 3 sampai 3,6 meter. Namun, panjangnya bisa tumbuh hingga 18 kaki atau sekitar 5,4 meter. Tubuh panjang ini juga dilengkapi dengan taring beracun berukuran 0,5 inci (8-10 milimeter).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Besarnya ukuran king cobra membuat ketakutan tersendiri dalam benak manusia. Lalu, timbullah pertanyaan, apakah ular king cobra akan mengejar manusia? Berikut ini pembahasan ringkasnya untuk mengetahui hal tersebut mitos atau fakta yang telah detikJogja siapkan.

King Cobra Mengejar Manusia atau Tidak?

Menurut penjelasan dalam laman National Geographic, king cobra adalah ular pemalu. Oleh karenanya, hewan satu ini akan menghindari manusia kapan pun ada kesempatan. Ular satu ini juga akan mengembangkan tudungnya yang terkenal itu sembari bersuara layaknya anjing menggeram.

ADVERTISEMENT

Terkenal punya reputasi agresif, king cobra adalah ular yang pemalu dan berhati-hati. Mereka baru benar-benar akan menyerang tatkala sudah terpojok. Atau, dalam kondisi membela diri dan melindungi telurnya, king cobra akan menjadi agresif.

Perlu diingat sebelumnya, perilaku malu king cobra tidak berlaku untuk induk betina yang sedang menjaga telur-telurnya. Ketika terprovokasi, para ibu king cobra dapat langsung menyerang dengan cepat.

Lebih lanjut, dikutip dari Public Broadcasting Service (PBS), king cobra 'hanya' menyebabkan kematian kurang dari lima orang manusia per tahunnya. Hal ini tentu saja berbanding terbalik dari anggapan banyak orang bahwasanya ular satu ini adalah hewan agresif yang cenderung menyerang tanpa alasan.

Faktanya, dilansir World Atlas, ular yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah the saw-scaled viper (Echis carinatus). Diperkirakan, setiap tahunnya, ular satu ini bertanggung jawab terhadap sekitar 5.000 kematian manusia. Angka ini melebihi jumlah korban ular-ular lainnya yang punya reputasi menyeramkan, seperti king cobra dan mamba hitam (black mamba)!

Akhir kata, memang benar bahwasanya king cobra punya racun yang bisa menyebabkan akibat fatal. Namun, faktanya, mereka adalah tipe ular pemalu. King cobra diketahui akan bertahan dan mengancam saja alih-alih mengejar manusia. Perlu diingat juga, betina king cobra di sarangnya bisa jadi sangat berbahaya dan menyerang, bahkan tanpa provokasi.

Kekuatan Racun King Cobra

Kembali dilihat dari National Geographic, racun king cobra bukanlah yang paling kuat dibanding ular-ular lainnya. Namun, jumlah neurotoksin yang keluar hanya dalam satu gigitannya saja bisa membunuh 20 orang sekaligus atau seekor gajah!

Racun king cobra sendiri bersifat neurotoksik. Artinya, ia menyerang sistem saraf korbannya sehingga mengakibatkan kelumpuhan. Di samping itu, racun king cobra juga mengandung kardiotoksik sebagaimana informasi dari Reptiles Blog.

Bila seseorang digigit king cobra, racunnya bisa menyebar dengan cepat melalui aliran darah. Disadur dari situs Toxicology yang dikelola University of California San Diego, beberapa gejala awal yang muncul dalam 15-30 menit pertama usai gigitan king cobra adalah:

  1. Kantuk
  2. Kelopak mata terkulai (ptosis)
  3. Kelumpuhan pernapasan atau dispnea
  4. Kelumpuhan glossopharyngeal
  5. Kelumpuhan anggota tubuh
  6. Kejang
  7. Kepala terkulai (paresis atau kelumpuhan otot serviks)
  8. Hiprefleksia
  9. Sakit kepala
  10. Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
  11. Jalan sempoyongan (ataksia)

Lalu, setelah satu hingga empat jam, akan timbul sejumlah gejala lain seperti:

  1. Syok
  2. Wajah memerah
  3. Kulit hangat
  4. Rasa sakit di sekitar bekas gigitan
  5. Mual dan muntah
  6. Sakit perut
  7. Urtikaria dan demam
  8. Pembengkakan
  9. Edema lokal
  10. Nekrosis dengan pengelupasan jaringan
  11. Perubahan warna kulit menjadi gelap dan terlokalisasi

Menurut informasi dari AZ Animals, gigitan king cobra mengandung racun sebanyak 400-500 miligram sekali gigit. Bandingkan dengan jumlah rata-rata racun yang dibutuhkan untuk membunuh tikus, yakni hanya 1 miligram lebih sedikit!

Beruntungnya, tidak berarti racun dalam setiap gigitan king cobra sangat kuat atau terkonsentrasi. Lebih-lebih, seseorang yang digigit kemungkinan tidak akan mendapat 'suntikan' sebanyak 400-500 mg racun, melainkan lebih rendah.

Kendati demikian, king cobra bisa menggigit berulang kali jika manusia tidak segera berhenti mengganggunya. Ketika musuhnya tidak segera menyingkir setelah digigit untuk kali pertama, bukan tidak mungkin king cobra akan coba menggigitnya lagi.

Demikian penjelasan mengenai apakah king cobra mengejar manusia atau tidak. Semoga menambah wawasan detikers, ya!




(sto/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads