Pedagang TM2 Sobek Undangan UPT Malioboro soal Sosialisasi Relokasi Jilid II

Pedagang TM2 Sobek Undangan UPT Malioboro soal Sosialisasi Relokasi Jilid II

Adji G Rinepta - detikJogja
Selasa, 01 Okt 2024 21:50 WIB
Aksi para pedagang Teras Malioboro 2 memblokade Jalan Malioboro, Rabu (11/9/2024) siang.
Aksi para pedagang Teras Malioboro 2 memblokade Jalan Malioboro, Rabu (11/9/2024) siang. Foto: Adji G RInepta/detikJogja.
Jogja -

UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kota Jogja atau UPT Malioboro mengundang sebagian pedagang Teras Malioboro 2 (TM2) untuk sosialisasi relokasi hari ini. Undangan itu diberikan secara bertahap dan setiap pedagang diagendakan dalam waktu dan kuota yang berbeda.

Pihak UPT bilang hari ini hanya mengundang sekitar 70 pedagang untuk pemantapan sosialisasi relokasi. Namun, pedagang dari Paguyuban Tri Dharma yang datang ada sekitar 100-200 orang. Lantaran tak diizinkan masuk, para pedagang kemudian menyobek undangannya di depan kantor UPT.

Staf Divisi Advokasi LBH Yogyakarta sekaligus kuasa hukum dari Paguyuban Tri Dharma, Muhammad Raka Ramadhan mengatakan kedatangan Paguyuban Tri Dharma untuk merespons adanya surat undangan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, substansi undangan itu tidak jelas. Dalam undangan itu disebutkan bahwa agenda pertemuan hanya dituliskan sosialisasi dan rembuk pedagang TM 2.

"Kami tidak tahu substansinya apakah terkait sampah, listrik, atau relokasi. Yang jelas kami datang ke sini untuk menanyakan hal tersebut," ujar Raka saat ditemui di depan Kantor UPT Malioboro, Kota Jogja, Selasa (1/10/2024).

ADVERTISEMENT

Karena jumlah pedagang yang datang melebihi jumlah undangan, mereka akhirnya dilarang masuk. Di lokasi juga ada aparat yang berjaga. Sedangkan pewakilan dari UPT tidak tampak keluar menemui para pedagang.

Kemudian, para pedagang melakukan aksi menyobek undangan tersebut secara bersama-sama di depan Kantor UPT.

"Dari kami perkiraan ada 100-200 pedagang yang datang," ujar Raka.

"Ini (penyobekan undangan) untuk simbolis, begitupun dengan undangan-undangan ke depan. Kalau ada undangan kami abaikan," imbuh dia.

Penjelasan UPT Malioboro

Terpisah, Kepala UPT Malioboro, Ekwanto, membenarkan bahwa beberapa pedagang tidak diperbolehkan masuk ke ruangan. Menurutnya karena pertemuan para pedagang telah dijadwalkan sesuai dengan hari dan tanggalnya.

"Jadi sesuai tanggalnya masing-masing jangan memaksakan diri, dan yang boleh masuk adalah pedagang yang membawa undangan hari ini, selain itu ya ndak boleh masuk," ujar Ekwanto kepada wartawan, Selasa (1/10/2024).

Ia menjelaskan, hari ini pihaknya hanya mengundang sekitar 70 pedagang. Adanya pembatasan jumlah tersebut lantaran keterbatasan ruang dan kursi di Kantor UPT. Maka para pedagang yang tidak diperbolehkan masuk karena tidak sesuai waktu yang ditentukan dalam undangan masing-masing.

"Nyobek surat dari pemerintah itu kan juga sangat tidak etis," ucap Ekwanto.

"Sebelumnya, berkali-kali mereka (para pedagang Paguyuban Tri Dharma) kami undang, namun berkali-kali tidak mau datang," tambahnya.

Ekwanto menduga pentolan Paguyuban Tri Dharma tidak menyebarluaskan undangan-undangan yang dikirimkan pihaknya sebelumnya. Dia menambahkan, ada beberapa di antaranya yang membujuk pedagang lain untuk mengabaikan undangan-undangan dari pemerintah melalui UPT.

"Kan ndak boleh seperti itu, ini malah semacam bentuk makar," jelas Ekwanto.

"Otomatis kalau nggak mau (relokasi) kami tidak memaksa, kami juga tidak rugi kalau mereka tidak mau," ujarnya menambahkan.

Adapun soal undangan hari ini, kata Ekwanto ialah untuk proses pemantapan dalam tahapan relokasi jilid dua. Tujuannya ialah menyampaikan secara detail mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gambaran tata ruang tempat relokasi di Ketandan dan Beskalan.

"Kami perlihatkan gambarnya, pintunya ada berapa, lapaknya, dan sebagainya," pungkas Ekwanto.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads