Kronologi Peristiwa G30S/PKI Singkat Lengkap dengan Latar Belakang

Kronologi Peristiwa G30S/PKI Singkat Lengkap dengan Latar Belakang

Anindya Milagsita - detikJogja
Sabtu, 28 Sep 2024 11:04 WIB
Kapan Hari G30S PKI Diperingati? Simak Sejarah Peringatannya
Ilustrasi peristiwa G30S/PKI. Foto: Rengga Sencaya
Jogja -

Pada tanggal 30 September setiap tahunnya bangsa Indonesia mengenang sebuah peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di tanggal 30 September 1965 silam atau yang lebih dikenal sebagai peristiwa G30S/PKI. Namun, mungkin tidak sedikit masyarakat yang masih belum mengenal peristiwa G30S/PKI secara lebih dekat, sehingga berikut akan dipaparkan kronologi hingga latar belakangnya secara rinci.

Seperti diketahui, G30S/PKI merupakan sebuah istilah yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai sebuah peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di tanah air. Peristiwa tersebut merujuk pada Gerakan 30 September 1965 yang merenggut nyawa petinggi militer.

Lantas seperti apa kronologi peristiwa G30S/PKI dan latar belakang gerakan tersebut bisa terjadi? Mari simak baik-baik penjelasannya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kronologi Peristiwa G30S/PKI

Peristiwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965 menjadi salah satu sejarah kelam di Indonesia karena merenggut nyawa sejumlah petinggi Angkatan Darat. Dikatakan dalam buku 'Sejarah Kontroversial G-30-S/PKI: Konstruksi Materi & Praksis Pembelajaran' karya Dr Yudi Hartono, MPd dan Khoirul Huda, MPd, bahwa peristiwa G30S/PKI termasuk dalam sejarah kontroversial yang pernah terjadi Indonesia.

Hal tersebut dikarenakan peristiwa tersebut berisikan narasi sejarah yang memiliki ragam versi maupun penjelasan. Bahkan terdapat sejumlah sejarawan yang memaparkan versi berbeda mengenai G30S/PKI. Terdapat versi G30S/PKI yang menyebutkan kronologi peristiwa tersebut bermula dari konflik internal yang terjadi di dalam Angkatan Darat.

ADVERTISEMENT

Namun, tidak sedikit juga yang menganggap peristiwa tersebut dapat terjadi karena didalangi beberapa pihak. Adapun versi yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sementara itu, kronologi peristiwa G30S/PKI melibatkan penculikan sejumlah jenderal dan letnan pada malam tanggal 30 September 1965. Tidak hanya diculik, para petinggi Angkatan Darat tersebut juga dihilangkan nyawanya.

Menurut buku 'Mengurai Kabut Pekat Dalang G30S' karya Herman Dwi Sucipto, dijelaskan bahwa terdapat sejumlah teori yang menyebutkan tentang dalang di balik Gerakan 30 September. Ada sejumlah kesaksian yang memiliki versi berbeda saat menjelaskan peristiwa tersebut. Salah satu teori menyebut dalang peristiwa tersebut adalah Partai Komunis Indonesia (PKI).

Adapun kronologi G30S/PKI versi ini bermula saat adanya isu perebutan kekuasaan dari Presiden Soekarno yang saat itu masih menjabat. Salah satu isu yang berhembus adalah adanya Dewan Jenderal yang diisi oleh sejumlah petinggi yang berasal dari kalangan Angkatan Darat. Dewan Jenderal inilah yang dicurigai akan merebut kekuasaan Presiden Soekarno sebagai pemimpin Indonesia saat itu.

Isu tersebut mulai muncul sejak awal bulan September 1965. Tidak hanya adanya Dewan Jenderal, ada juga isu yang menyebut Angkatan Darat diam-diam menjalin kerja sama dengan Inggris untuk mendapatkan kekuatan. Hal inilah yang membuat Presiden Soekarno saat itu memanggil sejumlah petinggi Angkatan Darat untuk diminta klarifikasi.

Kemudian di pihak PKI juga telah melakukan berbagai pertemuan yang telah berlangsung sejak bulan Agustus 1965. Salah satu fokus yang dibahas pada pertemuan tersebut adalah gerakan terhadap kesiapan secara militer sekaligus pemberontakan.

Tidak hanya berlangsung di Jakarta, gerakan tersebut juga akan dilakukan pada sejumlah daerah yang ada di Indonesia. Dikatakan bahwa gerakan tersebut dipimpin oleh Letkol Untung. Sebagai Kepala Biro Khusus Central PKI, Sjam memberikan laporan kepada DN Aidit terkait penentuan pemberontakan tersebut akan berlangsung di tanggal 30 September 1965 mulai pukul 04.00.

Gerakan tersebut menyasar target para petinggi Angkatan Darat, sebut saja Jenderal AH Nasution, Letjen Ahmad Yani, Mayjen S Parman, Mayjen Haryono, Mayjen Soeprapto, Brigjen DI Panjaitan, hingga Brigjen Sutojo. Namun demikian, penangkapan para perwira tersebut dapat dilakukan dalam kondisi mereka yang hidup maupun mati.

Melalui versi ini dijelaskan betapa kejamnya perlakuan yang diterima para perwira tadi. Tidak hanya ditembak mati di tempat, ada juga sebagian dari mereka yang mendapatkan siksaan. Akhir hidup sejumlah perwira tadi berujung pada jasad-jasad mereka yang dibuang di sebuah sumur yang sama.

Pada pagi hari di tanggal 1 Oktober 1965 tersiar kabar tentang penculikan yang menargetkan para perwira Angkatan Darat yang dicurigai didalangi oleh PKI. Inilah yang membuat pihak militer mengambil alih dalam pengendalian keamanan pada saat itu. Terdapat perlawanan terhadap Gerakan 30 September di hari itu dan berlangsung hingga keesokan harinya di tanggal 2 Oktober.

Tidak hanya itu saja, berdasarkan versi ini juga dijelaskan para pendukung PKI mulai melakukan pelarian diri dan diikuti dengan operasi pencarian para korban penculikan. Berbekal perintah dari Pangkostrad yaitu Mayjen Soeharto, sebuah sumur tua yang dicurigai sebagai tempat pembuangan jasad korban penculikan dibongkar pada tanggal 3 Oktober.

Namun demikian, terdapat sejumlah versi lain yang menjelaskan tentang peristiwa 30 September 1965. Akan tetapi, versi kronologi yang telah dipaparkan sebelumnya menjadi salah satu yang populer dikenal di kalangan masyarakat.

Latar Belakang Peristiwa G30S/PKI

Lantas mengapa Gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI bisa terjadi? Mengutip dari buku 'Sejarah 3: SMP Kelas IX' karya Drs Anwar Kurnia dan Drs H Moh Suryana, terdapat salah satu versi teori yang menyebutkan latar belakang G30S/PKI bermula saat Partai Komunis Indonesia yang berusaha ingin memperluas pengaruhnya. Strategi yang dilakukan oleh PKI adalah dengan memberikan pengaruh pada berbagai kalangan masyarakat pada saat itu.

Tidak hanya menargetkan para petani, buruh, nelayan, hingga pedagang kecil, PKI juga berhasil memberikan pengaruh bagi kalangan atas. Hal ini diimbangi dengan perluasan pengaruh PKI hingga berdampak pada kebijakan pemerintah. Bahkan organisasi yang tergolong sebagai antikomunis maupun anti terhadap PKI dianggap sebagai antipemerintah.

PKI juga berhasil mempengaruhi sejumlah petinggi ABRI saat itu. Adapun salah satu pengaruhnya adalah soal Angkatan Kelima yang diinisiasi oleh Dipa Nusantara Aidit atau lebih dikenal sebagai DN Aidit. Melalui ide tersebut DN Aidit meminta kepada pemerintah untuk memberikan senjata bagi buruh dan juga tani. Sayangnya, pihak Angkatan Darat justru menolak rencana Angkatan Kelima pada bulan September 1965.

Kemudian penolakan tersebut disusul dengan berbagai isu terkait adanya Dewan Jenderal yang diam-diam dibentuk oleh pihak Angkatan Darat. Isu tersebut dianggap sebagai tuduhan dan dikatakan telah dibantah oleh Angkatan Darat. Sebaliknya, Angkatan Darat mencurigai PKI ingin melakukan kudeta atau merebut kekuasaan.

Demikian tadi kronologi dan latar belakang peristiwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi detikers, ya.




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads