Polemik Speed Bump di Letjen Suprapto, Redam Pengebut tapi Juga Bikin Celaka

Polemik Speed Bump di Letjen Suprapto, Redam Pengebut tapi Juga Bikin Celaka

Adji G Rinepta - detikJogja
Selasa, 24 Sep 2024 16:18 WIB
Penampakan speed bump di Jalan Letjen Suprapto, Kota Jogja, Jumat (20/9/2024).
Penampakan speed bump di Jalan Letjen Suprapto, Kota Jogja, Jumat (20/9/2024). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja
Jogja -

Genap sepekan dipasang, speed bump atau pita penggaduh baru di Jalan Letjen Suprapto, Gedongtengen, Kota Jogja, sudah jadi polemik. Di satu sisi, speed bump itu untuk meredam kebut-kebutan. Di sisi lain, speed bump itu juga disebut sebagai penyebab kecelakaan.

Speed bump ini dipasang Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja, pada Selasa (17/9) pekan lalu. Hal ini sebagai tindak lanjut dari protes warga sekitar lantaran jalan satu arah tersebut sering dipakai kebut-kebutan.

Pantauan detikJogja di lokasi saat itu, di beberapa titik aspal jalan itu terdapat tulisan dari cat putih. Pesannya 'JL LETJEN SUPRAPTO BUKAN SIRKUIT'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu warga, Yudha Haikal mengatakan tulisan itu memang dibuat berdasarkan kesepakatan warga. Menurutnya, warga resah dengan aksi kebut-kebutan yang kerap terjadi hingga sering terjadi kecelakaan. Bahkan tak jarang menimbulkan korban jiwa.

"Yang melintas itu kebut-kebutan dari arah utara. Terbaru minggu kemarin (ada kecelakaan), korbannya meninggal dunia. (Korbannya) Anak lima tahun sampai terseret," jelasnya saat ditemui wartawan, Selasa (30/7).

ADVERTISEMENT

"Kalau korban kecelakaan yang tidak meninggal itu lebih banyak lagi. Dalam sebulan ini ada lebih dari sepuluh, tapi masih selamat korbannya," ujar Yudha menambahkan.

Speed bump (pita penggaduh) di Jalan Letjen Suprapto, Gedongtengen, Kota Jogja, DIY, dan rontokan bodi motor yang ditemukan warga sekitar, Senin (23/9/2024) malam.Speed bump (pita penggaduh) di Jalan Letjen Suprapto, Gedongtengen, Kota Jogja, DIY, dan rontokan bodi motor yang ditemukan warga sekitar, Senin (23/9/2024) malam. Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Tujuan dan Manfaat Speed Bump

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja, Agus Arif Nugroho menjelaskan pemasangan speed bump ini demi keselamatan pengguna jalan dan tetap mempertimbangkan kelancaran arus.

Pemasangan speed bump ini, lanjutnya, sebagai upaya meminimalisir aksi kebut-kebutan pengguna jalan yang kerap terjadi sejalan dengan aksi protes warga dengan menulisi badan jalan.

"Agar pengendara kendaraan bermotor mengurangi kecepatannya," jelasnya saat dihubungi wartawan, Rabu (18/9).

"Salah satu upaya, win win solution, ya jalannya lancar, berkendara dengan keselamatan, upaya secara fisik ya dilakukan pembatasan kecepatan. Karena kalau rambu kadang mungkin lupa nengok," imbuhnya.

Pantauan detikJogja, speed bump baru ini tampak lebih tinggi dibanding pita penggaduh yang sudah ada sebelumnya. Terdapat lima kelompok speed bump di sepanjang jalan Letjen Suprapto dengan masing-masing berisi lima gundukan.

Saat ditanya mengenai speed bump yang terlihat lebih tinggi dari sebelumnya, menurut Arif, pita penggaduh yang sudah ada sebelumnya di jalan Letjen Suprapto bukan merupakan speed bump, namun rumble strip.

"Rumble strip itu bukan alat pengurang kecepatan, itu sebenarnya untuk memberitahu pengguna jalan bahwa di depan akan ada objek tertentu. Kebetulan salah satu manfaatnya bisa mengurangi kecepatan," jelasnya.

Penampakan tulisan protes warga di Jalan Letjen Suprapto, Ngampilan, Kota Jogja, Selasa (30/7/2024).Penampakan tulisan protes warga di Jalan Letjen Suprapto, Ngampilan, Kota Jogja, Selasa (30/7/2024). Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Speed Bump Banyak Memakan Korban

Namun selain manfaat dan tujuannya yang diharapkan bisa mengakomodir keluhan warga sekitar, ternyata speed bump baru ini juga menyebabkan beberapa kecelakaan. Ada beberapa pemotor yang telah terjatuh. Ada pula bodi motor hingga pelat nomor yang rontok.

Video-video soal orang terjatuh lantaran speed bump ini juga banyak berseliweran di media sosial. Hal itu diakui oleh Damar, pegawai toko pulsa dan aksesoris handphone yang terletak tepat di samping speed bump.

Ia menceritakan, pada Senin (23/9) siang, ada seorang pria yang terjatuh akibat terpeleset. Kebetulan, pria tersebut melintas saat hujan turun. Namun Damar mengaku tak mengetahui detail kejadiannya.

"Kurang tahu, saya masuke sore. Kalau yang tadi infonya siang pas hujan pertama. Katanya kepleset di gronjalan," jelas Damar saat ditemui detikJogja di kiosnya, Senin (23/9/2024) malam.

Tak hanya itu, Damar melanjutkan, pada Minggu (22/9) juga ada dua pria yang terjatuh akibat speed bump ini. Ia menduga, orang-orang yang jatuh kaget lantaran tidak biasa melewati jalan Letjen Suprapto ini.

"Kemarin sore dua orang, cowok semua, yang pertama ngeremnya mendadak nubruk depannya. Yang kedua kepleset, soalnya tinggi kan itu," paparnya.

"Kayake belum pernah lewat sini, kaget. Ngerem tapi nggak sampai, nubruk depannya," sambung Damar.

Selain kaget dengan kehadiran speed bump baru, Damar menilai, banyaknya korban jatuh juga karena wujud speed bump yang ia rasa cukup tinggi dan terlalu banyak jumlah. Sebagai informasi, dalam satu kelompok speed bump, terdapat lima gubdukan.

"Terlalu tinggi dan banyak, biasane kan cuma tiga, lha ini lima tinggi-tinggi semua," terang Damar.

Bergeser sedikit ke utara dari kios Damar, ada rumah Tukiran yang juga berada tepat di sebelah speed bump. Namun Tukiran mengaku belum ada orang terjatuh di speed bump depan rumahnya itu.

Malahan, menurutnya, lebih banyak bodi-bodi motor hingga plat nomor coplok dari motor lantaran getaran hebat yang disebabkan kecepatan tinggi saat melewati speed bump.

"Kalau di sini belum (ada yang jatuh). Ada, yang kenceng masih ada, mungkin pas kesusu (buru-buru), tapi rata-rata sudah langsam (pelan)," ujar Tukiran kepada detikJogja.

"Ada (bagian motor yang jatuh) plat nomer gitu juga. Tak gantung di sini (depan rumah) terus orange tinggal ngambil. Kemarin ada empat (plat nomor jatuh)," terangnya sambil memperlihatkan bodi motor yang ia simpan.




(apu/dil)

Hide Ads