- Etika Nebeng secara Umum 1. Konfirmasi Kesediaan Pemberi Tebengan atau Tumpangan 2. Pastikan Jadwal dan Tujuan Kepergian 3. Beri Tanda Terima Kasih 4. Hindari Nebeng Terlalu Lama 5. Jaga Perilaku 6. Persiapkan Seluruh Kebutuhanmu secara Mandiri 7. Tawarkan Kesempatan untuk Bergantian Mengemudi 8. Ucapkan Terima Kasih setelah Selesai Nebeng 9. Jangan Nebeng Terlalu Sering
- Etika Nebeng dalam Islam
Nebeng teman telah menjadi kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Saat sedang nebeng, ada beberapa etika yang perlu diperhatikan agar teman merasa nyaman dan tidak merasa direpotkan. Apa saja?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, nebeng adalah ikut serta (makan, naik kendaraan, dan sebagainya) dengan tidak usah membayar. Dalam bahasa Inggris, kegiatan nebeng kendaraan biasa dikenal dengan nama hitchhiking.
Dirujuk dari laman Mapping Kerouac, praktik nebeng kendaraan alias hitchhiking ini telah ada pada awal abad ke-20. Lalu, pada 1930-an, ketika ekonomi dunia sedang tidak stabil, orang-orang yang beruntung masih bisa mengoperasikan mobil menganggap memberi tebengan atau tumpangan sebagai kewajiban sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada era tahun 50 dan 60-an, berakhirnya Perang Dunia II dan dimulainya Perang Dingin mengakibatkan praktik hitchhiking mulai memudar. Bukan tanpa alasan, setiap orang menjadi lebih waspada akan adanya kejahatan terselubung. Akhirnya, pada 1970-an, praktik hitchhiking dalam skala besar telah menghilang.
Di Indonesia yang terkenal sebagai negara penuh sopan santun, nebeng harus dilakukan dengan mengikuti etika-etika umum. Kendati tidak ada aturan tertulis mengenai hal ini, sejumlah etika nebeng tetap perlu dilakukan.
Etika Nebeng secara Umum
Secara umum, beberapa etika nebeng yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Konfirmasi Kesediaan Pemberi Tebengan atau Tumpangan
Pertama-tama, perlu detikers pahami bahwasanya tidak semua orang dengan suka rela mau memberikan tumpangan atau tebengan. Bisa jadi, ia merasa privasi pribadi atau keluarganya terganggu jika kamu menumpang.
Oleh karena itu, penting untuk menanyakan hal ini terlebih dahulu sebelum meminta tebengan. Pastikan dengan tegas bahwasanya kamu bisa menerima apa pun keputusan yang diberikan si calon pemberi tebengan. Jika ia menyatakan tidak bisa, jangan lantas memendam rasa amarah atau lain sebagainya. Alih-alih, ucapkan terima kasih.
2. Pastikan Jadwal dan Tujuan Kepergian
Bila teman yang ingin kamu minta tolong untuk nebeng telah menyatakan kesediaannya, maka sebaiknya kamu memastikan jadwal dan tujuan kepergiannya. Pastikan bahwa keikutsertaanmu tidak mengganggu agenda temanmu. Bila jadwal kalian sesuai, pastikan untuk hadir di tempat perjanjian tepat waktu alias jangan telat.
3. Beri Tanda Terima Kasih
Untuk menunjukkan bahwa kamu sangat berterima kasih, detikers bisa membawakan hadiah atau buah tangan untuk temanmu. Misalnya, buah atau makanan favorit temanmu.
Pemberian hadiah ini sebenarnya bukanlah hal yang wajib. Namun, tidak ada salahnya untuk melakukannya. Selain menunjukkan rasa terima kasih, hadiah kecil akan memperkuat persahabatanmu dengannya.
4. Hindari Nebeng Terlalu Lama
Dalam konteks nebeng kendaraan, hindari untuk nebeng terlalu lama. Contohnya, bila kamu menebeng di kos atau rumah temanmu, perhatikan juga durasi waktunya.
5. Jaga Perilaku
Baik itu nebeng kendaraan, makan, ataupun tempat tinggal, detikers harus bisa menjaga perilaku sebaik mungkin. Bahkan, ketika kamu merasa begitu akrab dengan temanmu itu, tetaplah menjaga sikap. Tunjukkan sikap hormat dan ramah kepadanya.
Contoh mudahnya, ketika kamu menebeng kendaraan temanmu yang bukan perokok, sebaiknya hargai temanmu dengan tidak merokok. Pasalnya, hal tersebut akan mengganggu kenyamanan temanmu.
6. Persiapkan Seluruh Kebutuhanmu secara Mandiri
Kadang kala, ada orang yang menebeng temannya tanpa membawa barang-barang kebutuhannya secara mandiri. Alih-alih menyiapkannya, ada orang yang menggantungkan semua keperluannya terhadap si pemberi tebengan. Hal ini tentu bukanlah adab yang baik.
Umpamanya, kamu sadar punya kebiasaan banyak minum air. Dengan demikian, untuk menjaga etika dan kenyamanan dirimu sendiri, detikers perlu menyiapkan kebutuhan tersebut sebaik mungkin. Etika ini juga berlaku untuk hal-hal lain, seperti uang makan dan helm.
7. Tawarkan Kesempatan untuk Bergantian Mengemudi
Etika berikutnya yang harus detikers tawarkan adalah pergantian pengemudi. Namun, sebelum menawarkannya, pastikan bahwasanya kamu punya kemampuan untuk mengemudi kendaraan tersebut. Jangan sampai, kamu merasa tidak enak dan menawarkan opsi ini, padahal tidak punya keahlian yang dibutuhkan.
8. Ucapkan Terima Kasih setelah Selesai Nebeng
Setelah selesai nebeng, detikers bisa sekali lagi mengucapkan rasa terima kasih atas kesediaan temanmu. Biarpun terkesan sederhana, ucapan terima kasih akan menunjukkan bahwasanya kamu merupakan seseorang yang tahu adab dan perilaku.
9. Jangan Nebeng Terlalu Sering
Terlalu sering nebeng bisa membuat teman atau rekan yang memberi tumpangan merasa tidak nyaman. Meski mereka mungkin tidak mengatakannya, rasa jenuh atau merasa dimanfaatkan bisa muncul jika kamu terlalu sering meminta tumpangan tanpa menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
Jika memungkinkan, sebagai timbal balik, cobalah menawarkan tebengan atau membayar biaya bensin dan makanan selama perjalanan untuk menunjukkan itikad baik.
Etika Nebeng dalam Islam
Dirujuk dari buku Fattabiuni, Ikuti Sunnahku: Agar Rumah Diterangi Sunnah oleh Muhammad bin Abdurrahman, dalam Islam, ada juga etika nebeng yakni mengutamakan pemilik kendaraan. Hal ini tercantum dalam kisah berikut:
Suatu ketika, Rasulullah SAW didatangi seseorang sambil membawa hewan tunggangan. Katanya kepada beliau, "Naiklah, wahai Rasulullah." Nabi Muhammad SAW berkata pada si pemilik kendaraan, "Naiklah engkau."
Pemilik kendaraan tadi balas menyahut, "Engkau wahai Rasulullah, naiklah." Rasulullah menjawab sekali lagi, "Tidak, pemilik hewan tunggangan lebih berhak atas ubun-ubunnya (duduk di depan). Kecuali, jika engkau menyediakannya bagiku."
Orang tersebut menjawab, "Aku menyediakannya bagimu, wahai Rasulullah." Maka, Rasulullah SAW pun menaiki hewan tunggangan tersebut di bagian depan.
Kisah ini menunjukkan salah satu etika nebeng, yakni mengutamakan si pemilik kendaraan. Jika temanmu tidak mempersilakanmu duduk di depan, maka duduklah di tempat yang biasa digunakan untuk penumpang. Lain halnya bila ia menyilakanmu untuk duduk di depan atau menyetir. Wallahu a'lam bish-shawab.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai sepuluh etika nebeng teman yang baik dan perlu diterapkan. Semoga bermanfaat!
(par/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi