Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Sosial Lengkap dengan Ciri dan Strukturnya

Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Sosial Lengkap dengan Ciri dan Strukturnya

Hanan Jamil - detikJogja
Rabu, 18 Sep 2024 12:26 WIB
Ilustrasi menulis kalimat dalam teks
Ilustrasi contoh teks eksplanasi fenomena sosial. (Foto: Pixabay/annazuc)
Jogja -

Teks eksplanasi merupakan teks yang berisi penjelasan tentang proses dan penyebab suatu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, budaya, dan fenomena lain, termasuk fenomena sosial.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks eksplanasi diartikan sebagai teks yang menerangkan terjadinya proses atau fenomena, dirangkai secara berurutan dalam hubungan sebab akibat, berisi informasi yang berdasarkan fakta, biasanya digunakan untuk menjelaskan fenomena alam, sosial, atau budaya.

Secara umum, teks eksplanasi fenomena sosial memiliki struktur dan ciri yang sama dengan teks eksplanasi lainnya. Hal yang membedakannya dari teks eksplanasi lainnya adalah hanya pada topik yang dibahas, yaitu tentang peristiwa sosial.

Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Dikutip detikJogja dari e-Modul 'Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI' oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas tahun 2019, teks eksplanasi memiliki beberapa ciri khusus sehingga mudah untuk dibedakan dengan teks lain. Ciri-ciri dari teks eksplanasi dipaparkan sebagai berikut.

  1. Struktur teks eksplanasi terdiri dari pernyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi.
  2. Informasi yang dimuat didasarkan pada fakta (faktual).
  3. Fakta yang diberikan memuat sesuatu yang ilmiah seperti fenomena sosial.
  4. Teks eksplanasi bersifat informatif dan tidak berusaha mempengaruhi pembaca untuk percaya terhadap terhadap peristiwa yang dibahas.
  5. Teks eksplanasi bisa menggunakan sequence markers. Contoh sequence markers adalah pertama, kedua, ketiga, dan sebagainya.

Struktur Teks Eksplanasi

Seperti pada penjelasan sebelumnya, teks eksplanasi memiliki tiga struktur. Tiga struktur tersebut membentuk satu kesatuan yang utuh sehingga menghasilkan teks eksplanasi. Untuk mengetahui lebih jelas terkait 3 struktur tersebut, berikut penjelasannya

  • Pernyataan Umum
    Bagian pernyataan umum berisi pernyataan secara umum tentang peristiwa yang akan dibahas di dalam teks.
  • Urutan Sebab Akibat/Proses Kejadian
    Bagian proses kejadian berisi penjelasan tentang proses terjadinya peristiwa atau fenomena yang disajikan secara urut dari awal sampai akhir.
  • Interpretasi
    Bagian interpretasi berisi kesimpulan dari topik yang dibahas dalam teks eksplanasi.

Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Sosial

Judul: "Pengamen Jalanan Tersebar di Indonesia"

(Pernyataan Umum)

Saat ini pengamen jalanan di kota-kota besar semakin menjamur. Hal tersebut seolah menimbulkan masalah tersendiri. Ada perbedaan respon di masyarakat dalam menanggapi jumlah pengamen jalanan yang semakin besar. Meskipun ada yang menanggapi fenomena tersebut secara positif, tetapi tetap lebih banyak tanggapan negatif yang beredar di masyarakat.

Pengamen jalanan yang dimaksud adalah meliputi penari, penyanyi, atau pemain musik yang mengadakan pertunjukkan di jalanan dengan cara berpindah-pindah dari satu kendaraan ke kendaraan lain. Pengamen jalanan lekat digambarkan dengan simbol anak jalanan yang dekil, kotor, nakal, kriminal, dan sebagainya. Buruknya pandangan masyarakat tersebut terhadap pengamen jalanan menimbulkan masalah tersendiri yang patut untuk dibahas.

(Urutan Sebab Akibat/Proses Kejadian)

Stigma negatif terhadap pengamen jalanan sudah ada sejak lama. Stigma tersebut disebabkan karena berbagai faktor seperti anggapan bahwa pengamen jalanan merupakan profesi yang buruk. Masyarakat beranggapan bahwa pengamen jalanan tidak berpendidikan, akrab dengan dunia kriminal, dan masih banyak lagi. Faktor-faktor tersebut hanya merupakan segelintir alasan dari berbagai persepsi masyarakat tentang pengamen jalanan.

Banyak penyebab yang melatarbelakangi pengamen jalanan turun ke jalan untuk mengamen. Ada orang yang menjadi pengamen jalanan karena masalah ekonomi. Ada juga orang yang menjadi pengamen jalanan karena ingin menyalurkan hobi dan minat mereka. Karena itu, lazim ditemui para pengamen jalanan yang merupakan seorang mahasiswa yang ingin mengekspresikan minat dan hobi mereka dalam bernyanyi dan bermain musik.

Masyarakat perkotaan yang sedang menggunakan moda transportasi pribadi atau publik pasti sudah tidak asing dengan pengamen jalanan yang berkeliling di jalanan dan menyatu dengan para pedagang asongan, pengemis, dan lainnya. Berbagai respon muncul dari masyarakat mulai dari orang yang merasa cukup terhibur sampai terganggu dan tidak nyaman terhadap mereka. Namun, citra pengamen jalanan tetap lebih banyak dipandang buruk masyarakat. Citra ini bahkan diperburuk dengan banyak kasus kriminal yang melibatkan pengamen jalanan sebagai pelaku.

Pengamen jalanan tidak boleh dipandang hanya dengan sebelah mata. Ada beberapa artis papan atas Indonesia hingga dunia yang memulai kariernya dari kehidupan di jalanan. Di dalam negeri ada Charlie Van Houten yang dahulu tergabung dalam salah satu band ternama di Indonesia, ST 12. Charlie mengaku bahwa ia memulai karier dari mengamen di beberapa stasiun kereta. Selain itu, ada juga artis "Idol" bernama Tegar.

Di luar negeri, ada grup band terkenal di zamannya, bahkan melegenda hingga sekarang, bernama The Beatles. Selain itu, ada juga Ed Sheeran yang dahulu merupakan pengamen jalanan di sekitaran arena O2 di London, Inggris. Ed Sheeran telah diakui sebagai musisi yang hebat serta telah memperoleh banyak penghargaan bergengsi dalam industri musik dunia seperti "Grammy Awards". Artis-artis di atas menjadi bukti nyata bahwa pengamen jalanan tidak boleh dipandang sebelah mata.

(Interpretasi)

Keberadaan pengamen jalanan harus diamati dari dua sisi. Pola penyelesaian masalah ini harus dilakukan di seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah pun harus berperan dalam mengedukasi dan membimbing para pengamen jalanan supaya menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya.

Masyarakat juga harus bersikap bijaksana. Pepatah yang mengatakan "jangan hanya menilai buku dari sampulnya" perlu menjadi pegangan masyarakat dalam menanggapi keberadaan pengamen jalanan di sekitar kita.

Contoh teks eksplanasi di atas menunjukkan ciri-ciri berupa penjelasan terhadap fenomena sosial tentang stigma negatif terhadap pengamen jalanan, informasi faktualnya, dan bersifat informatif karena memberikan informasi tentang fenomena tersebut disertai penyebabnya kepada pembaca.

Artikel ini ditulis oleh Hanan Jamil, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads