Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mendorong pelayanan kesehatan di Jogja terus bertransformasi. Baik untuk sarana prasarana maupun kemampuan sumber daya manusianya agar bisa memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan Sultan saat peresmian Queen Latifa Hospital di kawasan Ringroad Barat Gamping, Sleman. Raja Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat ini menuturkan transformasi dunia medis sangatlah penting. Terlebih dalam bidang pengobatan dan kesehatan masyarakat.
"Bagaimana rumah sakit ini menjadi bagian dari proses pemerintah di pelayanan yang lebih kualitatif, baik aspek sarana-prasarana maupun pengobatan itu sendiri," jelasnya saat ditemui usai meresmikan Queen Latifa Hospital di Ring Road Barat Gamping, Sleman, Rabu (11/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemda DIY, lanjutnya, berkomitmen dalam mendukung layanan kesehatan berkualitas. Ini merupakan wujud dari program Transformasi Kesehatan Nasional. Fokusnya pada peningkatan akses, kualitas, dan efisiensi layanan kesehatan di wilayah DIY.
Program ini juga, lanjut HB X, juga selaras dengan Kementerian Kesehatan. Tepatnya dalam mewujudkan program nasional Pengampuan Rumah Sakit. Bergerak dalam mempercepat transformasi kesehatan, khususnya melalui pilar kedua, yaitu Transformasi Layanan Rujukan.
"Pada Juli 2023, Pemda DIY menandatangani nota kesepakatan tentang program pengampuan kesehatan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses layanan rujukan, memperkuat kapabilitas, dan mengembangkan SDM rumah sakit di DIY yang tergabung dalam ampuan untuk sembilan layanan prioritas," katanya.
Usai modernitas pelayanan medis, Sultan juga mendorong agar SDM meningkatkan kualitas dan kapabilitasnya. Semua ini dibutuhkan agar penanganan medis di DIY prima. Pasien bisa langsung tertangani tanpa harus tertunda-tunda.
Dalam Transformasi Kesehatan Nasional, penguatan sarana, lanjutnya, hanyalah langkah awal. Profesionalisme dan keterampilan tenaga kesehatan sangat penting dalam dunia pelayanan kesehatan. Sehingga investasi dalam pelatihan dan pengembangan SDM harus terus ditingkatkan.
"Saya kira prosesnya tidak hanya di situ (modernisasi peralatan medis), nah internal manajemen, SDM mengikuti perkembangan, karena peralatan modern ini mudah berganti karena perkembangan teknologi," ujarnya.
(apl/cln)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan