Alasan Guru Ngaji di Gunungkidul Cabuli Santri Bikin Ngelus Dada

Alasan Guru Ngaji di Gunungkidul Cabuli Santri Bikin Ngelus Dada

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Rabu, 11 Sep 2024 13:12 WIB
Tampang guru ngaji yang cabuli sejumlah santri di bawah umur, berinisial S, saat dihadirkan di konferensi pers Mapolres Gunungkidul, DIY, Rabu (11/9/2024).
Tampang guru ngaji yang cabuli sejumlah santri di bawah umur, berinisial S, saat dihadirkan di konferensi pers Mapolres Gunungkidul, DIY, Rabu (11/9/2024). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Guru ngaji di Gunungkidul, Solihin (31), mencabuli delapan santrinya yang masih berusia anak-anak. Alasan Solihin melakukan perbuatan bejatnya bikin ngelus dada.

"Kalau dari pengakuan tersangka, penasaran," kata Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza saat ditanya alasan Solihin melakukan tindakan cabul terhadap santrinya di Mapolres Gunungkidul, Rabu (11/9/2024).

Mirza menerangkan Solihin sudah memiliki seorang istri. Kepada polisi, Solihin mengaku tak ada alasan lain selain penasaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Enggak, karena penasaran saja," ungkap Mirza.

Sebelumnya, Mirza menerangkan Solihin mengakui telah mencabuli 8 santrinya yang masih berusia setara dengan siswa di bangku SD. Adapun tindakan bejat itu dilakukan Solihin selama 2-3 tahun.

ADVERTISEMENT

Kelakuan Solihin terungkap usai orang tua menanyakan korban tentang kegiatan saat mengaji di rumah tersangka. Korban pun mengatakan dirinya mendapatkan perilaku cabul yang dilakukan Solihin.

Diketahui, Solihin telah ditetapkan sebagai tersangka pada 2 Agustus 2024. Kasus tersebut kini telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Gunungkidul.

Kasus Dugaan Pelecehan

Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan guru ngaji inisial S ini terjadi di Kapanewon Saptosari, Gunungkidul. Akibatnya, S dikenai sanksi sosial untuk pergi dari rumahnya.

Lurah setempat berinisial SB mengungkapkan S mengajar ngaji di rumahnya sejak Ramadan tahun ini. Dia mengatakan S pun mengakui perbuatannya.

"Yang bersangkutan memang melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Ada permintaan dari orang tua untuk menjaga psikis anak yang bersangkutan untuk meninggalkan tempat," kata Lurah saat dihubungi wartawan, Senin (22/7).




(ams/apl)

Hide Ads