Apa Itu Koalisi dalam Politik? Ini Pengertian, Jenis, dan Tujuannya

Apa Itu Koalisi dalam Politik? Ini Pengertian, Jenis, dan Tujuannya

Novyana - detikJogja
Kamis, 22 Agu 2024 13:22 WIB
Ilustrasi kerjasama
Ilustrasi koalisi dalam politik Foto: Pixabay/geralt
Jogja -

Tahun 2024 merupakan tahun politik di Indonesia. Berbagai fakta tentang politik terus memadati laman pencarian, membuktikan bahwa banyak masyarakat yang masih awam terhadap istilah politik yang terus berkembang.

Salah satu istilah politik yang sedang ramai diperbincangkan adalah koalisi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) koalisi berarti kerjasama antara beberapa partai untuk mendapatkan keunggulan suara di dalam parlemen.

Lalu, apakah pengertian mendalam koalisi dalam politik? Berikut rangkuman tentang koalisi politik mulai dari pengertian, jenis, hingga tujuannya.

Pengertian Koalisi dalam Politik

Mengutip jurnal berjudul Koalisi: Strategi Memperkuat Kelompok oleh Gita W. Laksmini Soerjoatmodjo dan Yunita Fitriani, koalisi merupakan cara yang dilakukan sebuah golongan atau kelompok yang berusaha memengaruhi orang dari luar golongan mereka dengan menggabungkan kekuatan masing-masing. Koalisi juga merupakan teknik untuk mengubah posisi dari golongan lain.

Dikutip dari jurnal berjudul Konsep Koalisi Partai Politik dalam Sistem Presidensial Indonesia oleh Thimoty Pradhitya Isaliani dan Sunny Ummul Firdaus, jika dikaitkan dengan politik, koalisi politik adalah sebuah kepentingan yang sering digunakan pada pagelaran Pemilu Presiden maupun dalam perebutan kekuasaan di legislatif.

Koalisi partai politik dinilai sangat memengaruhi jalannya roda pemerintahan. Koalisi dalam politik terbukti sangat berpengaruh dalam pergelaran politik dan pemerintahan di Indonesia mengingat hubungan antara eksekutif dan legislatif ikut terlibat.

Tujuan Koalisi Politik

Kembali mengutip jurnal Koalisi: Strategi Memperkuat Kelompok, berikut tujuan koalisi politik:

  1. Membantu partai politik untuk mengumpulkan kekuatan sehingga akan berpotensi memiliki pengaruh yang lebih besar.
  2. Koalisi dapat dimanfaatkan untuk memperoleh perhatian yang lebih besar terhadap isu-isu tertentu yang dianggap penting oleh para anggotanya. Mereka dapat bekerjasama untuk mengadvokasi kebijakan yang mendukung isu-isu tersebut.
  3. Koalisi dapat terbentuk melalui penggabungan ideologi atau kepentingan yang sama. Sebagai contoh, partai-partai yang memiliki ideologi serupa, seperti nasionalisme, kiri, atau agama tertentu, dapat bersatu untuk menggalang dukungan bagi agenda-agenda yang mereka prioritaskan.

Jenis Koalisi Politik

Mengutip jurnal berjudul Dinamika Pembentukan Koalisi Partai Politik pada Pilkada oleh F Kaffah dkk, terdapat beberapa tipe pembentukan koalisi:

1. Koalisi Berbasis Ideologi (ideologically connected coalition)

Koalisi ini menekankan pentingnya ideologi partai dalam pembentukannya. Tujuan akhir dalam tipe koalisi ini bukan hanya mendapatkan kekuasaan dari pemerintah namun menjalankan program ideologis dan menerapkan berbagai kebijakan berdasarkan ideologi. Kriteria pada koalisi ini adalah interaksi ideologis.

2. Koalisi Kemenangan Minimal (minimal winning coalition)

Koalisi ini adalah koalisi yang semata-mata dibentuk dengan tujuan memenangkan pertarungan politik. Pemilihan mitra pada koalisi ini ditentukan oleh besarnya perolehan suara dalam pemilu atau jumlah kursi dalam parlemen. Partai politik akan berhenti mencari kemitraan tambahan ketika kemenangan mencapai 50% plus satu telah tercapai.

3. Koalisi Turah (oversized coalition)

Koalisi yang merangkul semua jenis partai untuk bergabung. Koalisi ini menerapkan ciri khas sistem kepartaian non kompetitif atau kepartaian berbasis kartel. Ideologi partai bukanlah penentu perilaku partai. Partai juga bersikap serba boleh.

Oposisi juga tidak dapat diidentifikasi. Hasil Pemilu mempunyai dampak minimal atau bahkan tak berdampak sama sekali dalam pembentukan perilaku partai. Dalam koalisi ini, beberapa partai yang terlibat justru bertindak sebagai satu kelompok.

Demikian beberapa rangkuman tentang koalisi politik. Semoga dapat menjadi wawasan untuk detikers di tahun politik ini, ya.

Artikel ini ditulis oleh Novyana peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads