Sat Linmas Wilayah III Bantul menyoroti adanya pengunjung yang masih mengabaikan larangan tim penyelamat dengan nekat berenang dan bermain di area arus pantai yang tenang. Padahal, daerah tersebut tergolong rawan karena merupakan palung laut.
Dikatakan Koordinator Sat Linmas Muhammad Arief Nugraha, saat ini beberapa palung muncul di kawasan pantai Parangtritis dan sekitarnya. Kondisi ini rawan karena wisatawan kerap memilih titik air tenang tersebut. Alasannya karena arus gelombang laut landai dan nyaman untuk bermain maupun berenang di pantai.
"Ini yang kadang wisatawan malah suka karena arusnya tenang, padahal paling berbahaya. Kalau arusnya tenang itu berarti arus balik bawah sangat deras, jadi memang dilarang untuk mandi di laut," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (18/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi inilah yang kerap menimbulkan kecelakaan pantai. Korbannya tak pandang usia, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Terbaru adalah empat wisatawan asal Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (17/8).
Keempatnya terseret arus dan masuk ke area palung laut saat bermain air di Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul. Satu orang korban atas nama Siswanto (44) dinyatakan meninggal dunia usai dibawa ke rumah sakit. Sementara ketiga korban lainnya, Abdul Yusuf Azam (9), Alif Arselan (11) dan Imtihan Muhamad Al Fatih (13) dinyatakan selamat.
"Biasanya sudah kami ingatkan melalui pengeras suara maupun patroli jaga. Selain itu juga ada bendera kecil yang tertancap sebagai penanda adanya palung, tapi kadang wisatawan abai," katanya.
Arief tak menampik terkadang para wisatawan kerap tergoda. Dari awalnya hanya bermain di tepi pantai namun bergeser. Hingga akhirnya tak sadar menjauh dari bibir pantai karena arusnya tenang.
Tanpa disadari, arus laut bawah mulai menarik tubuh ke tengah laut. Apabila tak bisa berenang, maka wisatawan akan tergulung arus dalam. Adapula yang tertarik ke tengah lautan dengan posisi di permukaan air laut.
"Nah biasanya seperti itu, tidak sadar karena terlalu asik bermain dan berenang, tahu-tahu sudah menengah dan terbawa arus bawah," ujarnya.
Posisi palung, lanjutnya, bisa berpindah-pindah. Hanya saja fenomena ini bisa terjadi saat pergantian musim. Adapula saat datang ombak besar. Sehingga formasi dasar laut berubah dan berdampak pada ombak laut.
"Biasanya kalau pasang atau bulan purnama itu ada ombak besar. Palung bisa hilang dan pindah di tempat lainnya. Tapi setiap pindah kami tandai tempatnya dan tingkatkan intensitas patroli di titik itu," katanya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan