Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui utusannya memberikan sejumlah bantuan kepada eks pejuang militer sukarela, Mbah Sarno (84) di Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul. Mbah Sarno yang hingga kini belum memperoleh status veteran itu mendapatkan sejumlah sembako dan seamplop uang.
Dari pantauan detikJogja, Mbah Sarno mendapatkan tiga bingkisan bertuliskan 'Istana Kepresidenan Republik Indonesia Bantuan Presiden Republik Indonesia'. Tiap bingkisannya berisi sebotol minyak goreng, sebungkus gula, beras, sepak teh celup, dan sebungkus biskuit.
Lurah Genjahan, Agung Nugroho membenarkan adanya utusan presiden yang langsung turun memberikan bantuan itu. Agung menyebutkan utusan tersebut memberikan sejumlah sembako dan uang kepada Kakek Sarno. Namun begitu, Agung tidak mengetahui jumlah uang yang didapat Sarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tadi saya menandatangani, itu benar dari Bapak Presiden. Bantuannya berupa sembako. Kemudian uang yang mungkin sebulan-dua bulan cukup untuk Pak Sarno," jelas Agung kepada wartawan saat ditemui di rumah Sarno.
Agung menyebut Mbah Sarno yang tinggal sendiri tanpa keluarga itu menerima langsung bantuan itu. Mbah Sarno juga mengajukan permintaan kepada utusan presiden itu terkait permohonannya agar bisa memperoleh status sebagai veteran.
"Terkait itu (pembahasan masalah status veteran Sarno) baru tadi menerima masukan dari Pak Sarno untuk bisa dibawa dulu ke sana. Mungkin mau di-sounding-kan ke kelembagaan veteran itu tadi," ucapnya.
Adapun Mbah Sarno sendiri mengaku belum membuka semua bingkisan yang diterima itu.
"Dapat bantuan utamanya yang saya terima itu amplop berisi uang dan ada bingkisan. Isinya saya belum tahu," kata Mbah Sarno.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Mbah Sarno, utusan tersebut sempat menanyakan beberapa hal terkait perjuangannya saat menjadi militer sukarela.
"Kalau perjuangannya sempat saya utarakan," katanya.
"Tapi saya memohon supaya gelar itu datang atau turun. Mudah-mudahan apa yang diminta itu segera turun," ungkapnya menambahkan.
Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ditya Nanaryo Aji, mengungkapkan Presiden Jokowi menaruh perhatian terhadap nasib Mbah Sarno yang berjuang untuk memperoleh status sebagai veteran.
"Bantuan diserahkan oleh staf Presiden, menindaklanjuti pemberitaan di media yang menjadi perhatian langsung Presiden Joko Widodo," ujar Aji melalui keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Senin (5/8/2024).
Adapun bantuan itu dibawa oleh sekitar 4 orang utusan presiden yang didampingi oleh perangkat kalurahan setempat. Adapun utusan tersebut enggan diwawancarai wartawan.
Diberitakan sebelumnya, Mbah Sarno hidup sebatang kara selama kurang lebih 20 tahun di rumahnya yang merupakan bekas kandang ayam. Adapun lahan dan rumah yang ditinggali Sarno adalah milik keponakannya.
Mbah Sarno mengungkapkan dirinya pernah terlibat dalam operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) di Irian Jaya Barat hingga memberantas Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) sebagai seorang militer sukarela.
"Tugas (sebagai anggota Militer Sukarela) mulai dari tahun 1960. DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) di Jawa Barat. Kedua di Sumatera pemberantasan PRRI," ucap Sarno saat ditemui di rumahnya, Jumat (2/8/2024).
"Ketiga kali di Sulawesi itu memberantas Kahar Muzakkar. Keempat kali itu ke Irian, merebut Irian Barat (Trikora)," lanjutnya.
Sarno pun mengajukan status veteran selama dua kali sejak tahun 2014. Namun begitu hingga kini dirinya belum menyandang status tersebut.
"Saya menangis. Nelongso, hampir setiap hari. Saya daftar dua kali lewat veteran," ungkapnya.
"Saya mengurus tunjangan atau pensiun, saya tidak berhasil. Padahal saya mengingat perjuangan saya. Teman-teman saya banyak yang mati," imbuhnya.
Saat ini Sarno tidak bekerja sebab usianya yang sudah tua dan kondisi kesehatannya. "Saya sekarang menganggur. Sekarang saya sebatang kara," tuturnya.
(ahr/cln)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan