Kata Pakar UGM soal Mitos Ular Weling Jelmaan Jin-Pertanda Buruk

Kata Pakar UGM soal Mitos Ular Weling Jelmaan Jin-Pertanda Buruk

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Jumat, 02 Agu 2024 12:14 WIB
Ilustrasi ular weling
Ilustrasi ular weling. Foto: Lamn Thai National Park
Jogja -

Dalam masyarakat Jawa, berkembang mitos ular weling mendatangkan pertanda buruk seperti kematian atau kesialan hingga merupakan jelmaan jin. Pakar budaya Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan penjelasan terkait hal itu.

Dosen Prodi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa UGM, R. Bima Slamet Raharja mengatakan, mitos ini datang dari stigma masyarakat Jawa akan ular yang dianggap memiliki simbol kekuatan.

"Masyarakat kita kan lekat sekali dengan yang namanya mitos, gugon tuhon, cerita rakyat dan folklor. Orang Jawa itu suka dengan pola pikir menghubung-hubungkan sejumlah peristiwa atau otak-atik gathuk," ujar Bima saat dihubungi detikJogja, Jumat (2/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kaitannya dengan ular itu sebenarnya kita melihat ular sebagai simbol kekuatan, namun bisa menjadi pembunuh. Orang Jawa itu percaya ular bisa sebagai obat dan bisa sebagai racun," sambungnya.

Bima menambahkan, mitos ular weling merupakan jelmaan dari jin juga muncul dari sugesti atau alam bawah sadar masyarakat itu sendiri.

ADVERTISEMENT

"Kadang di alam bawah sadar kita mengaitkan keberadaan ular itu adalah ular beneran atau jin bukan? Karena ini timbul dari sugesti membunuh ular tertentu, ular itu bakal datang lagi," jelasnya.

"Ini sudah berkembang di masyarakat kita, di berbagai cerita-cerita terdahulu, seperti di pewayangan juga ada. Pada intinya jika kita tidak mengganggu, hewan-hewan juga nggak akan mengganggu kita. Tidak hanya ular tapi ada beberapa hewan lain yang punya naluri seperti itu. Bisa jadi alam bawah sadar masyarakat kita masuk ke dalam situ," paparnya.

Melansir laman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo, habitat ular weling adalah hutan, hutan mangrove, semak belukar, perkebunan, lahan pertanian hingga pemukiman masyarakat. Sehingga, mitos ular jenis ini berkembang lantaran populasinya cukup banyak di wilayah Jawa.

"Mitos ular weling berkembang sebenarnya karena ular ini familiar di masyarakat Jawa. Jadi ular jenis ini yang paling banyak dilihat di masyarakat kita. Habitat ular weling di Jawa itu kan sangat banyak," jelas Bima.

Meski banyak beredar mitos ular weling pertanda buruk, Bima menyebut hal ini bisa menjadi pengingat bagi masyarakat untuk waspada dalam menghadapi sesuatu seperti kematian dan hal-hal buruk.

"Weling secara etimologi bahasa artinya peringatan. Masyarakat menganggap ular itu datang sebagai peringatan untuk kita, menjadi pangeling-eling untuk menciptakan kewaspadaan kita harus hati-hati menghadapi sesuatu," tegasnya.

"Di masyarakat kita kan sudah tersugesti kalau lihat ular waswas 'ono opo yo iki'. Karena balik lagi ular itu membawa status simbolik. Sama seperti burung gagak yang identik dengan kematian. Beberapa hewan itu dipakai manusia sebagai stigma atau lambang tertentu. Jadi ke mana pun dia akan membawa stigma itu," tutup Bima.




(rih/aku)

Hide Ads