39 Siswa Difabel Tak Lolos PPDB SMP Jogja, ORI DIY: Masih Ada Peluang

39 Siswa Difabel Tak Lolos PPDB SMP Jogja, ORI DIY: Masih Ada Peluang

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Senin, 08 Jul 2024 12:57 WIB
Kantor ORI DIY, Sleman. Foto diunggah Kamis (4/7/2024).
Kantor ORI DIY, Sleman. Foto diunggah Kamis (4/7/2024). (Foto: Adji G Rinepta/detikJogja)
Sleman -

Sebanyak 39 peserta PPDB jalur afirmasi disabilitas tidak diterima di SMP negeri di Kota Jogja imbas sistem PPDB tahun ini. Buntut hal itu, salah seorang orang tua siswa mengadukan ke Ombudsman RI (ORI) perwakilan DIY.

Pelaporan itu diwakili oleh Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel Indonesia (Sigab) yang sedari awal mengadvokasi kasus ini. "Kami hari ini menghadap ORI sebagai wakil dari salah satu orang tua siswa yang kemarin terlempar dari sistem PPDB online SMP 2024 jalur afirmasi disabilitas," kata Program Officer, Sigab Ninik Heca, saat ditemui di kantor ORI DIY, Senin (8/7/2024).

Ninik menjelaskan, pelaporan ke ORI itu sebagai salah satu usaha agar siswa yang terlempar dari sistem bisa masuk ke SMP negeri. Pasalnya, meski mendapatkan bantuan jaminan pendidikan daerah (JPD) sebesar Rp 4 juta per tahun, hal itu dirasa belum cukup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara satu ini yang menyatakan dengan tegas bahwa minta untuk didampingi dan agar prosesnya nanti hasilnya adalah anaknya dapat diterima di SMP negeri. Karena dengan kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan menyekolahkan di sekolah swasta yang relatif mahal," ujarnya.

Lebih lanjut, jumlah pendaftar PPDB SMP Negeri jalur afirmasi disabilitas sebanyak 179 peserta dengan kuota 173 kursi. Setelah melalui seleksi berdasarkan jarak ada 140 peserta didik yang diterima, sehingga masih ada 33 kuota yang kosong di 4 sekolah.

ADVERTISEMENT

"Harapannya jadi kuota ini bisa dimasuki oleh calon siswa difabel yang tadi terlempar dari sistem," ujarnya.

Akan tetapi, dari total 39 siswa yang terlempar dari PPDB SMP negeri, berdasarkan informasi yang dia terima sudah ada 3 siswa yang sudah terlanjur masuk ke SMP swasta. Ketiganya akhirnya meneruskan untuk sekolah di SMP swasta.

"Jadi JPD yang Rp 4 juta per tahun bisa dinaikkan sehingga siswa yang sudah telanjur masuk ke swasta dapat diringankan, tidak keberatan," ucapnya.

Ninik mengatakan, sistem PPDB sebaiknya bisa dikembalikan ke tahun lalu. Sehingga setiap siswa bisa bebas memilih bersekolah di 16 SMP negeri yang ada di Kota Jogja.

"Harusnya begitu, karena harusnya ada afirmasi untuk siswa difabel tidak bisa disamakan prosesnya dengan yang reguler karena ada hal yang perlu dipertimbangkan khusus begitu," ucapnya.

Respons ORI DIY

Sementara itu, Koordinator Tim Pemantau PPDB ORI DIY Chasidin mengatakan dari laporan yang diterima, ada 39 anak yang mendaftar PPDB melalui jalur afirmasi disabilitas namun tidak mendapatkan sekolah. Padahal, kuota bangku untuk siswa disabilitas di SMP negeri masih tersisa 33.

Chasidin bilang, terkait kuota siswa yang tidak terpenuhi itu nantinya dibuka seleksi tahap kedua untuk memenuhi kuota tersebut. Oleh karena itu hari ini ORI akan ke Dinas Pendidikan untuk langsung menindaklanjuti.

"Kita karena tenggat waktunya sudah mendekati untuk yang kursi kosong akan dibuka lagi di tanggal 9 (Juli), maka hari ini akan tindaklanjuti langsung kita ke dinas untuk klarifikasi," kata Chasidin.

Dalam seleksi tahap kedua itu, kata Chasidin, jalur yang dibuka berdasarkan radius. "Jadi kalau yang kosong di semua jalur nanti akan dimasukkan ke jalur radius untuk seleksi ulang," katanya.

Oleh karena itu, Chasidin menyebut masih ada peluang bagi siswa difabel yang terlempar dari sistem PPDB untuk bisa bersekolah di SMP negeri. "Masih ada peluang sebelum tanggal 9, makanya kita akan langsung ke sana (dinas), terutama untuk kuota afirmasi disabilitas di beberapa sekolah yang masih belum penuh itu kan masih bisa diakses jangan sampai nanti kuota ini dilempar ke radius karena dianggap sudah tidak ada lagi disabilitas yang mendaftar," pungkasnya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Jogja merespons keluhan tidak lolosnya 39 peserta didik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur afirmasi disabilitas. Solusi yang ditawarkan berupa penambahan kuota pada SMP swasta di Kota Jogja.

Kepala Bidang Pendidik, Tenaga Kependidikan, Data dan Sistem Informasi Disdikpora Kota Jogja Mannarima menuturkan penambahan kuota ini bertujuan menampung calon siswa. Terutama yang tidak lolos PPDB SMP Negeri jalur afirmasi penyandang disabilitas.

"Pertimbangannya karena jumlah peserta didik yang tidak lolos PPDB SMP Negeri afirmasi disabilitas cukup banyak. Akhirnya kami memberikan jaminan pendidikan daerah (JPD) bagi peserta didik yang tidak lolos tersebut dengan masuk ke SMP swasta yang ditunjuk," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (6/7/2024).

Manna menuturkan awalnya telah disiapkan 4 SMP swasta di Kota Jogja. Ternyata jumlah sekolah ini tidak mencukupi calon siswa yang tak lolos PPDB jalur afirmasi disabilitas. Ini karena total hanya mampu menampung 15 siswa.

Padahal jumlah peserta PPDB jalur afirmasi disabilitas yang tak lolos mencapai 39 anak. Artinya masih ada kekurangan 24 bangku untuk siswa lainnya. Sehingga pihaknya berkoordinasi dengan sejumlah SMP swasta lain untuk menambah kuota.




(aku/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads