Disdikpora Jogja Beri Solusi ke Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Afirmasi Disabilitas

Disdikpora Jogja Beri Solusi ke Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Afirmasi Disabilitas

Dwi Agus - detikJogja
Sabtu, 06 Jul 2024 20:50 WIB
Kepala Bidang Pendidik, Tenaga Kependidikan, Data dan Sistem Informasi Disdikpora Kota Jogja Mannarima. Foto diunggah Sabtu (6/7/2024).
Kepala Bidang Pendidik, Tenaga Kependidikan, Data dan Sistem Informasi Disdikpora Kota Jogja Mannarima. Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Jogja merespons keluhan tidak lolosnya 39 peserta didik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur afirmasi disabilitas. Solusi yang ditawarkan berupa penambahan kuota pada SMP swasta di Kota Jogja.

Kepala Bidang Pendidik, Tenaga Kependidikan, Data dan Sistem Informasi Disdikpora Kota Jogja Mannarima menuturkan penambahan kuota ini bertujuan menampung calon siswa. Terutama yang tidak lolos PPDB SMP Negeri jalur afirmasi penyandang disabilitas.

"Pertimbangannya karena jumlah peserta didik yang tidak lolos PPDB SMP Negeri afirmasi disabilitas cukup banyak. Akhirnya kami memberikan jaminan pendidikan daerah (JPD) bagi peserta didik yang tidak lolos tersebut dengan masuk ke SMP swasta yang ditunjuk," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu sore (6/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manna menuturkan awalnya telah disiapkan 4 SMP swasta di Kota Jogja. Ternyata jumlah sekolah ini tidak mencukupi calon siswa yang tak lolos PPDB jalur afirmasi disabilitas. Ini karena total hanya mampu menampung 15 siswa.

Padahal jumlah peserta PPDB jalur afirmasi disabilitas yang tak lolos mencapai 39 anak. Artinya masih ada kekurangan 24 bangku untuk siswa lainnya. Sehingga pihaknya berkoordinasi dengan sejumlah SMP swasta lain untuk menambah kuota.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya sudah menyiapkan 4 SMP swasta yang ditunjuk untuk menerima peserta PPDB SMP Negeri jalur afirmasi disabilitas. Namun ternyata hanya bisa mampu menampung 15 siswa," katanya.

"Nanti bidang SMP Disdikpora akan akan mengoordinasikan sekolah-sekolah swasta mana saja yang dijadikan tambahan tempat untuk menerima peserta PPDB disabilitas yang tidak masuk SMP Negeri," tambahnya.

Secara total ada 179 peserta yang mengikuti jalur afirmasi disabilitas. Sementara untuk kuota total mencapai 173 kursi. Pasca menjalani seleksi berdasarkan jarak, ada 140 peserta didik yang diterima.

Sejatinya berdasarkan data ini masih ada 33 kuota yang kosong. Namun faktanya tetap tidak terisi karena ada sejumlah pertimbangan. Salah satunya peserta berkebutuhan khusus menghindari sekolah-sekolah tertentu karena faktor jarak sekolah yang jauh.

"Sehingga tidak dipilih. Kemudian diseleksi PPDB afirmasi disabilitas berdasarkan jarak sehingga yang rumahnya agak jauh dari sekolah tidak dipilih dan tidak lolos diterima," ujarnya.

Untuk kuota SMP swasta, sejatinya tidak menempuh jalur birokrasi panjang. Ini karena dengan sistem penunjukan yang dikuatkan dengan Surat Keputusan. Berlanjut dengan penawaran SMP swasta oleh Unit Layanan Disabilitas (ULD) kepada calon siswa.

Untuk SMP Swasta yang menjadi rujukan seluruhnya berada di Kota Jogja. Di antaranya SMP Taman Dewasa Ketua, SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, SMP Muhammadiyah 9 dan SMP Muhammadiyah 10. Sementara yang baru masih dalam pembahasan ULD.

"Jika bersedia akan ditempatkan ULD, lalu akan diberikan JPD. Kita sudah siapkan regulasi terkait JPD bagi peserta didik disabilitas yang tidak diterima di sekolah negeri," katanya.

Bakal Rumuskan SMP Swasta Tambahan

Kepala Unit Pelaksana Teknis Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Pendidikan dan Resource Centre Disdikpora Kota Jogja Aris Widodo menambahkan SMP swasta tambahan akan dirumuskan Senin (8/7). Untuk saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan SMP swasta terkait. Sehingga 39 peserta didik dapat tertampung seluruhnya.

"Jadi kita perlu nambah. Hari Senin kami kumpulkan kepala sekolah-kepala sekolah yang mau menerima," ujarnya

Terkait tidak lolosnya calon siswa saat PPDB SMP Negeri jalur disabilitas dikarenakan sistem real time online. Jika calon siswa sudah memilih 3 sekolah dan diseleksi berdasarkan jarak apabila ketiga sekolah itu terpenuhi kuotanya, otomatis terlempar keluar.

Aris menuturkan pada tahun-tahun sebelumya semua pendaftar jalur afirmasi disabilitas bisa diterima. Sehingga seluruhnya dapat terdistribusikan ke seluruh SMP Negeri di Kota Jogja. Ini karena PPDB masih menerapkan skema manual belum sistem online.

"Kita punya program yang kita salurkan ke swasta dan ada dana JPD. Jadi peserta yang sudah verifikasi dan tidak diterima boleh memilih sekolah swasta yang ditunjuk. Sejauh ini sudah ada beberapa yang masuk," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 39 peserta PPDB jalur afirmasi disabilitas tidak diterima di SMP negeri di Kota Jogja. Para siswa itu terimbas sistem PPDB tahun ini yang meski menggunakan jalur afirmasi namun tetap dihitung berdasarkan jarak.

Para siswa yang tidak diterima kemudian diberikan pendampingan oleh Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel Indonesia (Sigab).

"Kemarin ada informasi yang masuk ke Sigab ada 39 siswa difabel yang tidak bisa masuk ke sekolah negeri dalam PPDB 2024 Kota Jogja," kata Program Officer Sigab, Ninik Heca, saat ditemui wartawan di kantornya, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, Jumat (5/7/2024).

Ninik mengatakan sebagai langkah awal pihaknya melakukan diskusi dengan Unit Pelaksana Teknis Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Pendidikan dan Resource Centre Disdikpora Kota Jogja. Hasilnya, akan diambil langkah untuk mengadukan hal ini ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan DIY.

"Dari diskusi hari ini kita akan menempuh langkah ini akan ada pengaduan ke ORI baik nanti oleh ortu langsung maupun dari ortu tetapi dikuasakan Sigab," ujarnya.




(apu/apu)

Hide Ads