Awal Mula Petani Bantul Ditawari Kompos tapi yang Datang Malah Tumpukan Sampah

Awal Mula Petani Bantul Ditawari Kompos tapi yang Datang Malah Tumpukan Sampah

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 03 Jul 2024 21:26 WIB
Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah di lahan petani diΒ Patihan, Gadingsari, Kapanewon Sanden, Bantul. Foto diunggah Selasa (2/7/2024).
Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah di lahan petani di Patihan, Gadingsari, Kapanewon Sanden, Bantul. Foto diunggah Selasa (2/7/2024). Foto: Dok. Panewu Sanden, Bantul
Jogja - Petani di Sanden, Bantul melaporkan mereka mendapatkan tumpukan sampah. Padahal, mereka mengaku ditawari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja pupuk kompos.

Panewu (Camat) Sanden, Deni Ngajis Hartono menuturkan pihaknya sudah mengecek ke lokasi tumpukan yang didominasi sampah basah di lahan pasir Patihan, Kalurahan Gadingsari. Dia bercerita para petani ditawari DLH Jogja terkait hasil dari pengolahan sampah kota. Penawaran itu muncul sekitar sepekan lalu.

"Saya sudah cek ke lokasi dan dari keterangan para petani memang dulu DLH Kota Jogja menawarkan dari hasil limbah pengolahan sampah kota dalam bentuk pupuk organik atau kompos," kata Deni saat dihubungi wartawan, Selasa (2/7/2024).

Deni berkata untuk meyakinkan petani, DLH Jogja mengirim contoh kompos yang diolah ke para petani. Saat itu, kompos yang ditawarkan berkualitas baik.

"Contoh yang dikirim itu memang betul-betul bagus, benar-benar kompos. Akhirnya petani di situ banyak yang tertarik lalu ada satu dua orang yang dikirim," ungkapnya.

"Lalu yang kedua, ketiga bagus, betul-betul kompos," lanjut Deni.

Namun, seiring waktu berjalan, kompos tersebut malah mengarah ke banyaknya sampah basah. Banyak warga melayangkan komplain dengan bau menyengat yang ditimbulkan.

"Yang bukan petani di situ juga terganggu karena bau, mereka WA (WhatsApp) saya terus tadi saya cek ke lokasi. Ternyata dari penglihatan saya itu masih berbentuk sampah dan belum jadi pupuk, jumlahnya banyak sekitar 10 truk kalau dilihat dari lokasinya tadi," jelasnya.

Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah di lahan petani di Patihan, Gadingsari, Kapanewon Sanden, Bantul. Foto diunggah Selasa (2/7/2024).Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah di lahan petani di Patihan, Gadingsari, Kapanewon Sanden, Bantul. Foto diunggah Selasa (2/7/2024). Foto: Dok. Panewu Sanden, Bantul

Minta DLH Jogja Ambil Sampahnya Kembali

Begitu mendapat laporan, Deni mengatakan ia langsung menghubungi DLH Kota Jogja. Sebabnya, selama ini tak ada koordinasi antara pemerintah kapanewon dengan DLH terkait pengiriman kompos kepada petani.

"Tadi kami konfirmasi ke DLH Kota dan saya minta sampah-sampah itu untuk diambil kembali. Karena perlu ada komunikasi dengan daerah dalam hal ini Panewu, karena selama ini dari Kota sendiri tidak ada kordinasi dengan kami," kata Deni.

Selain itu, Deni juga telah meminta kepada para petani lahan pasir di Sanden, khususnya Patihan untuk berkoordinasi dengan Kapanewon jika mendapat tawaran kompos. Hal itu untuk mencegah kejadian serupa terjadi kembali.

"Kalau saya sendiri mengimbaunya kepada petani mohon maaf tolong konfirmasi ke kami dulu, apalagi saat ini masih dalam kondisi darurat sampah. Ini menjadi pembelajaran bagi warga Sanden agar tidak terulang kembali, warga yang meminta pun sudah minta maaf dan tidak akan memesan lagi," ucapnya.

DLH Ngaku Salah Kirim

Dimintai konfirmasi terpisah, Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Jogja, Ahmad Haryoko mengakui pihaknya salah kirim. Insiden itu, tuturnya, terjadi karena ada 'mis' pada sopir pengangkut.

Dia beralasan, truk yang digunakan untuk mengangkut kompos tersebut adalah truk compactor. Sehingga muatannya tak terlihat dari luar.

"Kemarin itu ada mis di lapangan. Jadi kendaraan yang dibawa ke Bantul itu kan pakai compactor, kalau compactor kan ndak kelihatan dari luar," jelas Haryoko saat dihubungi, Rabu (3/7/2024).

"Taunya itu kan bubur sampah yang biasa dikirim ke sana. Nah kemarin itu ternyata yang dikirim campur plastik," ujarnya menambahkan.

Ia menegaskan sudah ada komunikasi antara dirinya dengan petani, di mana DLH akan mengangkut sampah yang sudah telanjur dikirim.

"Sudah konfirmasi, sudah minta ke kita untuk dievakuasi. Sudah kita sanggupi cuma waktunya saja, kemarin masih atur waktu karena perlu tenaga yang untuk naikkan," ungkapnya.

Adapun terkait pengiriman bahan pupuk kompos olahan sampah kota Jogja ke para petani Sanden ini, menurut Haryoko, DLH Jogja memang ada kerja sama yang dijalin.

"Kerja sama oleh petani Sanden, itu kerja sama secara kelompok, secara pribadi. Jadi ada kelompok tani di sana, ada secara pribadi, minta dikirimi bahan kompos, karena masih butuh fermentasi paling tidak sebulan," tutupnya.


(apu/ahr)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads