Cerita Petani Bantul Ditawari Kompos tapi yang Datang Malah Tumpukan Sampah

Cerita Petani Bantul Ditawari Kompos tapi yang Datang Malah Tumpukan Sampah

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Selasa, 02 Jul 2024 20:13 WIB
Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah di lahan petani diΒ Patihan, Gadingsari, Kapanewon Sanden, Bantul. Foto diunggah Selasa (2/7/2024).
Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah di lahan petani diΒ Patihan, Gadingsari, Kapanewon Sanden, Bantul. Foto diunggah Selasa (2/7/2024). Foto: Dok. Panewu Sanden, Bantul
Bantul -

Panewu (Camat) Sanden, Kabupaten Bantul, Deni Ngajis Hartono mengungkapkan menerima laporan soal petani yang ditawari pupuk kompos oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja namun belakangan dikirimi mayoritas masih berwujud sampah. Bahkan kondisi di lapangan jumlahnya cukup banyak. Begini ceritanya.

Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah itu kini menumpuk di lahan pasir Patihan, Kalurahan Gadingsari, Kapanewon Sanden. Deni mengaku sudah mengecek langsung ke lokasi. Dari informasi yang diterimanya, awalnya petani di Sanden mendapat tawaran dari DLH Kota Jogja terkait kompos hasil dari pengolahan sampah Kota Jogja. Penawaran itu muncul sekitar satu pekan yang lalu.

"Saya sudah cek ke lokasi dan dari keterangan para petani memang dulu DLH Kota Jogja menawarkan dari hasil limbah pengolahan sampah kota dalam bentuk pupuk organik atau kompos," kata Deni saat dihubungi wartawan, Selasa (2/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah di lahan petani di Patihan, Gadingsari, Kapanewon Sanden, Bantul. Foto diunggah Selasa (2/7/2024).Tumpukan pupuk kompos yang didominasi sampah basah di lahan petani di Patihan, Gadingsari, Kapanewon Sanden, Bantul. Foto diunggah Selasa (2/7/2024). Foto: Dok. Panewu Sanden, Bantul

ADVERTISEMENT

Untuk meyakinkan, lanjutnya, DLH Kota Jogja mengirimkan contoh kompos ke para petani. Saat itu, kompos yang petani terima memiliki kualitas bagus.

"Contoh yang dikirim itu memang betul-betul bagus, benar-benar kompos. Akhirnya petani di situ banyak yang tertarik lalu ada satu dua orang yang dikirim," ungkapnya.

"Lalu yang kedua, ketiga bagus, betul-betul kompos," lanjut Deni.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kiriman kompos itu lebih condong ke banyaknya sampah basah. Bahkan, banyak warga sekitar komplain dengan bau yang menyengat dari tumpukan kompos itu.

"Yang bukan petani di situ juga terganggu karena bau, mereka WA (WhatsApp) saya terus tadi saya cek ke lokasi. Ternyata dari penglihatan saya itu masih berbentuk sampah dan belum jadi pupuk, jumlahnya banyak sekitar 10 truk kalau dilihat dari lokasinya tadi," jelasnya.

Panewu Sanden Konfirmasi ke DLH Kota Jogja

Oleh sebab itu, Deni langsung menghubungi DLH Kota Jogja terkait kejadian tersebut. Pasalnya selama ini tidak ada koordinasi antara Pemerintah Kapanewon dengan DLH Kota Jogja terkait pengiriman kompos kepada petani lahan pasir di Sanden.

"Tadi kami konfirmasi ke DLH Kota dan saya minta sampah-sampah itu untuk diambil kembali. Karena perlu ada komunikasi dengan daerah dalam hal ini Panewu, karena selama ini dari Kota sendiri tidak ada kordinasi dengan kami," kata Deni.

Selain itu, Deni juga telah meminta kepada para petani lahan pasir di Sanden, khususnya Patihan untuk berkoordinasi dengan Kapanewon jika mendapat tawaran kompos. Hal itu untuk mencegah kejadian serupa terjadi kembali.

"Kalau saya sendiri mengimbaunya kepada petani mohon maaf tolong konfirmasi ke kami dulu, apalagi saat ini masih dalam kondisi darurat sampah. Ini menjadi pembelajaran bagi warga Sanden agar tidak terulang kembali, warga yang meminta pun sudah minta maaf dan tidak akan memesan lagi," ucapnya.

Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih turut angkat bicara. Halim meminta para petani agar tidak menerima tawaran apa pun dari pihak mana pun terkait kompos atau sampah. Menurutnya, hal yang tidak melalui Pemkab Bantul bisa dikatakan hal liar.

"Jadi itu liar dan tidak koordinasi dengan Pemkab Bantul, dan apa yang dikatakan sebagai pupuk itu juga belum teruji. Sehingga kita tidak merekomendasikan bahkan melarang pembuangan sampah di selatan Bantul itu," kata Halim kepada wartawan.

Halim juga memberikan kuasa kepada Panewu Sanden untuk melakukan pencegahan, bahkan jika perlu memberikan sanksi tegas kepada para pelaku.

"Dan nanti biar dikoordinasikan Panewu, Kapolsek, Danramil, akan melakukan tindakan pencegahan dan bahkan bisa meningkat hingga tindakan hukum. Meski saya tidak yakin itu dari Pemkot, tapi dari mana pun itu harus dilakukan pencegahan," imbuhnya.

Terpisah, detikJogja sudah menghubungi pihak DLH Kota Jogja untuk meminta konfirmasi terkait hal tersebut. Namun hingga berita ini ditulis belum ada respons.




(rih/ahr)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads