Pembangunan tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mendapat penolakan dari warga Puncak Bucu, Kaligatuk, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Hal itu diungkapkan oleh Lurah Srimulyo, Wajiran.
Kabar tentang akan segera dilaksanakannya pembuatan dan operasional TPSS di Puncak Bucu, Dusun Kaligatuk, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan itu tertulis dalam surat bernomor B/600.4.15/01561/bid2/2024.
Surat pemberitahuan bertarikh 24 Juni 2024 itu diteken oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Bambang Purwadi Nugroho. Wartawan memperoleh salinan surat itu, berikut isinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehubungan dengan telah ditetapkan SK Bupati Bantul Nomor 232 Tahun 2024 tentang Status Darurat Pengelolaan Sampah, dengan ini kami beritahukan bahwa mulai tanggal 25 Juni 2024 Pembuatan dan Operasional Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di Puncak Bucu, Dusun Kaligatuk, Kalurahan Srimulyo, Kpanewon Piyungan akan segera dilaksanakan. Demikian kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih," tulis salinan surat itu, dikutip detikJogja pada Senin (1/7).
Saat dimintai konfirmasi mengenai salinan surat itu, Kepala DLH Bantul Bambang Purwadi Nugroho mengatakan dirinya sedang rapat dan akan segera mengabari wartawan.
Sementara itu Lurah Srimulyo, Wajiran mengatakan ada penolakan dari warga Puncak Bucu terkait pembangunan TPSS. Menurut dia, warga juga memasang sejumlah spanduk bernada protes di sekitar calon lokasi TPSS.
"Jadi mereka yang demo itu selama ini trauma. Karena hidup mereka dijejali sampah dan tidak ada kompensasi, dan itu manusiawi," kata Wajiran saat dihubungi wartawan, hari ini.
Oleh sebab itu, Wajiran bakal memfasilitasi warga untuk bertemu dengan pihak DLH Bantul. Dia bilang pertemuan itu akan berlangsung pada Selasa (2/7) besok.
"Besok kami undang DLH untuk melakukan komunikasi terkait persoalan tersebut," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Wajiran berharap warga bisa mendapatkan penjelasan terkait pentingnya pembangunan TPSS.
"Lokasi pasti untuk TPSS juga belum final. Karena masih akan didiskusikan besok antara kami dengan DLH Bantul," ucapnya.
Salah satu bahasan dalam diskusi besok, kata Wajiran, adalah penentuan lokasi TPSS yang dampaknya paling minim untuk warga. Sebab, penolakan itu muncul karena warga tidak mau lingkungannya jadi tempat pembuangan sampah.
"Karena itu harus ada komunikasi dan solusi terkait lokasi TPSS yang paling kecil dampaknya untuk warga," pungkas Wajiran.
(dil/apl)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan