Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul angkat bicara terkait penolakan warga terhadap pembangunan tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) di Puncak Bucu, Kaligatuk, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul. Begini penjelasan DLH.
Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugroho mengatakan TPPS tersebut dibangun di lahan Sultan Ground (SG). Luasannya sekitar 5 ribu meter persegi.
"Selain itu, Puncak Bucu akan mampu menampung sampah hingga 100 ton per hari dan rencananya hanya akan digunakan selama 4 bulan," kata Bambang saat dihubungi wartawan, Senin (1/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DLH pun akan menemui warga untuk memberikan penjelasan terkait TPSS itu. Pertemuan direncanakan pada Selasa (2/7) besok.
"Jadi besok kami akan bertemu warga. Dalam pertemuan itu mereka akan kami pahamkan mengenai teknis dan permasalahan sampah saat ini," ujar Bambang.
"Lahan TPS sementara juga akan dilapisi dengan geomembran sebelum jadi tampungan sampah. Selain itu kita juga siapkan lindi tampungan sampah agar tidak mencemari lingkungan sekitar TPS sementara," ujarnya.
Bambang berharap warga paham dan mau menerima keberadaan TPSS tersebut.
"Semoga dengan penjelasan itu warga memahaminya. Karena kalau tidak ada TPSS masalah sampah semakin susah ditangani," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, surat pemberitahuan soal pembuatan dan operasional TPSS di Puncak Bucu bertarikh 24 Juni 2024 diteken oleh Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugroho. Wartawan memperoleh salinan surat itu, berikut isinya.
"Sehubungan dengan telah ditetapkan SK Bupati Bantul Nomor 232 Tahun 2024 tentang Status Darurat Pengelolaan Sampah, dengan ini kami beritahukan bahwa mulai tanggal 25 Juni 2024 Pembuatan dan Operasional Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di Puncak Bucu, Dusun Kaligatuk, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan akan segera dilaksanakan. Demikian kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih," tulis salinan surat itu, dikutip detikJogja, Senin (1/7).
Sementara itu Lurah Srimulyo, Wajiran mengatakan ada penolakan dari warga Puncak Bucu terkait pembangunan TPSS. Menurut dia, warga juga memasang sejumlah spanduk bernada protes di sekitar calon lokasi TPSS.
"Jadi mereka yang demo itu selama ini trauma. Karena hidup mereka dijejali sampah dan tidak ada kompensasi, dan itu manusiawi," kata Wajiran saat dihubungi wartawan, Senin (1/7).
Oleh sebab itu, Wajiran bakal memfasilitasi warga untuk bertemu dengan pihak DLH Bantul, Selasa (2/7). Dalam pertemuan itu, Wajiran berharap warga bisa mendapatkan penjelasan dari DLH.
"Lokasi pasti untuk TPSS juga belum final. Karena masih akan didiskusikan besok antara kami dengan DLH Bantul," ucapnya.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi