"Sekedar info,, BPPTKG menyampaikan bahwa status G Merapi saat ini di naikan menjadi level 4/status AWAS,,jadi di imbau untuk warga sekitar lereng merapi untuk tidak beraktifitas di radius 3km....semoga merapi tetap mandali....." tulis narasi dalam unggahan grup Facebook tersebut seperti dilihat detikJogja, Jumat (28/6/2024).
Terkait dengan unggahan tersebut Kepala BPPTKG Jogja, Agus Budi Santoso, pastikan unggahan tersebut hoax. Hingga saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau Level III. Pihaknya juga belum menaikkan status Gunung Merapi seperti yang disebutkan dalam unggahan tersebut.
"Kami tegaskan itu adalah hoax karena sampai saat ini Gunung Merapi masih berstatus Siaga dan belum ada kenaikan status menjadi Awas," tegasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (28/6) malam.
Agus meminta agar masyarakat tidak asal dalam mengunggah status Gunung Merapi. Terlebih jika pernyataan tersebut bukan berasal dari instansi berwenang. Tujuannya agar tidak menimbulkan kepanikan kepada masyarakat luas.
Terkait informasi tentang Gunung Merapi, Agus memastikan BPPTKG Jogja selalu terdepan. Perkembangan informasi harian selalu terunggah di akun media sosial BPPTKG Jogja. Ditambah pemberitahuan jika ada aktivitas guguran material maupun awan panas guguran.
"Bisa pantau di akun-akun resmi kami untuk informasi terkini Gunung Merapi. Setiap ada kejadian pasti terlaporkan dan selalu update berkala," katanya.
Agus menuturkan potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas. Tepatnya pada sektor selatan dan barat daya. Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," ujarnya.
Agus meminta masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selain itu juga mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran. Terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," katanya.
(apl/cln)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka