Bacaan Niat Sholat Idul Adha Lengkap dengan Tata Caranya

Bacaan Niat Sholat Idul Adha Lengkap dengan Tata Caranya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Minggu, 16 Jun 2024 12:00 WIB
Warga mendengarkan khotbah Idul Adha 1444 Hijriah di lapangan kawasan lereng Gunung Sumbing, Desa Garung, Butuh, Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (28/6/2023). Sebagian umat Islam di kawasan lereng gunung Sumbing melaksanakan shalat Idul Adha pada Rabu (28/6/2023) dan sebagian yang lain akan menggelar shalat Idul Adha 1444 H sesuai keputusan pemerintah pada Kamis (29/6/2023).  ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.
Ilustrasi salat Idul Adha Foto: ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN
Jogja - Seorang muslim wajib mendasari setiap ibadahnya dengan niat terlebih dahulu, termasuk sholat Idul Adha. Berhubung waktu pelaksanaan sholat Ied tersebut kian dekat, umat Islam sebaiknya mengetahui bacaan niat dan tata cara sholat Idul Adha secara terperinci.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, niat adalah maksud atau tujuan suatu perbuatan. Lebih lanjut, dilansir NU Online, niat dalam sholat adalah menyengaja melakukan sholat yang dihadirkan dalam hati bersamaan takbiratul ihram selaku bagian pertama.

Terkait masalah niat, ada satu hadits yang termasyhur yang tertera dalam kitab Arba'in Nawawiyah karangan Imam an-Nawawi. Hadits tersebut berbunyi:

عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ أَبِي حَفْصِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةِ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.

Artinya: "Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin al-Khattab RA, dia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan."

Masalah niat ini penting untuk diketahui seluruh umat Islam agar ibadahnya sah dan diterima Allah SWT. Berikut ini bacaan niat sholat Idul Adha lengkap beserta tata caranya yang telah detikJogja siapkan.

Bacaan Niat Sholat Idul Adha

Dikutip dari laman NU Jawa Barat, bacaan niatnya adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى

Arab Latin: Ushalli sunnatan li'iidil-adhaa rak'ataini (ma'muuman/imaaman) lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala."

Apakah Niat Sholat Perlu Dibaca?

Perlu tidaknya niat sholat dibaca menjadi pertanyaan tersendiri yang perlu dijabarkan lebih lanjut. Dengan mengetahui hukum-hukumnya, detikers dapat mengerjakan sholat secara baik dan benar.

Disadur dari buku bertajuk Shalatlah Sebagaimana Melihatku Shalat! Oleh Yulian Purnama, sholat yang benar adalah sesuai petunjuk Rasulullah SAW. Hal ini sesuai dengan hadits berikut:

صلوا كما رأيتموني أصلي

Artinya: "Sholatlah kalian sebagaimana kalian aku sholat." (HR Bukhari no 631 dan 6008)

Terkait pelafalan niat, ada dua pendapat yang beredar. Pendapat pertama menyatakan bahwasanya niat tidak perlu dilafalkan dan cukup ada di hati saja. Imam Ibnu Abil Izz Al-Hanafi berkata,

لم يقل أحد من الأئمة الأربعة، لا الشافعي ولا غيره باشتراط التلفظ بالنية وإنما النية محلها القلب باتفاقهم، إلا أن بعض المتأخرين أوجب التلفظ بها، وخرج وجها في مذهب الشافعي قال النووي رحمه الله: وهو غلط، انتهى. وهو مسبوق بالإجماع قبله

Artinya: "Tidak ada seorang imam pun, baik itu Asy-Syafi'i atau selain beliau, yang mensyaratkan pelafalan niat. Niat itu tempatnya di hati berdasarkan kesepakatan mereka (para imam). Hanya segelintir orang-orang belakangan saja yang mewajibkan pelafalan niat dan berdalih dengan salah satu pendapat dari Mazhab Syafi'i. Imam An-Nawawi berkata itu sebuah kesalahan. Selain itu, sudah ada ijma dalam masalah ini." (Al-Ittiba' 62)

Juga pendapat Imam Ibnu Taimiyah dalam Majmu' al-Fatawa XXII halaman 221-222:

فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَقُولُ قَبْلَ التَّكْبِيرِ شَيْئًا وَلَمْ يَكُنْ يَتَلَفَظُ بِالنِّيَّةِ لَا ! ا في الطَّهَارَةِ وَلَا فِي الصَّلَاةِ وَلَا : في الصيام وَلَا فِي الْحَجَ. وَلَا غَيْرِهَا مِنْ الْعِبَادَاتِ وَلَا خُلَفَاؤُهُ وَلَا أَمَرَ أَحَدًا ) أن يَتَلَفَظَ بِالنِّيَّةِ.. وَلَوْ كَانَ ذَلِكَ مُسْتَحَبًّا لَفَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَعَلِمَهُ الْمُسْلِمُونَ.

Artinya: "Nabi Muhammad, beliau sebelum ber-takbiratul ihram tidak membaca apapun, beliau juga tidak melafadzkan niat baik sebelum bersuci, sebelum sholat, sebelum berpuasa, sebelum berhaji, maupun ibadah-ibadah lain. Para Khulafaur Rasyidin juga demikian. Nabi Muhammad pun tidak pernah memerintahkan pada seorang pun untuk melafadzkan niat... Seandainya melafadzkan niat adalah hal yang dianjurkan maka tentunya sudah dilakukan oleh Nabi dan pasti itu diketahui oleh umat Islam."

Sementara itu, pendapat kedua menghukumi membaca niat sebagai sunnah. Dikutip dari laman resmi Pesantren Tebuireng, Imam Ramli berkata dalam Nihayatul Muhtaj:

ﻭَﻳُﻨْﺪَﺏُ ﺍﻟﻨُّﻄْﻖُ ﺑِﺎﻟﻤَﻨْﻮِﻱْ ﻗُﺒَﻴْﻞَ ﺍﻟﺘَّﻜْﺒِﻴْﺮِ ﻟِﻴُﺴَﺎﻋِﺪَ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ ﺍﻟﻘَﻠْﺐَ ﻭَﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﺃَﺑْﻌَﺪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟوِﺳْﻮَﺍﺱِ ﻭَﻟِﻠْﺨُﺮُﻭْﺝِ ﻣِﻦْ ﺧِﻼَﻑِ ﻣَﻦْ ﺃَﻭْﺟَﺒَﻪُ

Artinya: "Disunnahkan melafalkan niat menjelang takbir (sholat) agar mulut dapat membantu (kekhusyu'an) hati, agar terhindar dari gangguan hati dan karena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat".

Juga perkataan Habib Ahmad bin Muhammad bin Umar Asy-Syathiriy dalam laman NU Online:

فنحن قسنا نية الصلاة بنية الحج لأن كلا منهما ركن من أركان الإسلام، هكذا يقول الشافعية

Artinya: "Kami menganalogikan (hukum kesunnahan melafalkan) niat sholat dengan niat haji, karena keduanya sama-sama rukun Islam. Demikianlah pendapat Syafi'i sentris (syafi'iyul madzhab)."

Sementara itu, Imam Hasan bin Ammar bin Ali al-Hanafi menjelaskan berdasarkan realita saat ini,

فمن قال من مشايخنا إن التلفظ بالنية سنة لم يرد به سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم بل سنة بعض المشايخ لإختلاف الزمان وكثرة الشواغل على القلوب فيما بعد زمان التابعين

Artinya: "Pendapat dari sebagian guru kita yang mengatakan sunnah melafalkan niat (sholat) merupakan sebuah kesunnahan atau anjuran yang datangnya bukan dari Rasulullah SAW, akan tetapi, merupakan anjuran mereka para guru (kepada sekalian muridnya). Mengingat zaman yang tidak lagi sama (dengan kehidupan para tabiin) dan banyaknya faktor yang dapat menyita kekhusyukan umat setelah para tabiin."

Tata Cara Sholat Idul Adha

Dirangkum dari buku Fikih Sholat Hari Raya karangan Sofyan Chalid bin Idham Ruray, di bawah ini tata cara sholat Idul Adha:

  1. Berniat dalam hati.
  2. Takbiratul ihram seraya mengangkat tangan.
  3. Membaca doa iftitah.
  4. Bertakbir 7 kali (disebut takbir tambahan)
  5. Membaca Al-Fatihah dan surat lain. Adapun sunnahnya, pada rakaat pertama membaca Qaf dan rakaat kedua Al-Qamar. Atau, rakaat pertama membaca Al-A'la dan rakaat kedua Al-Ghaasyiah.
  6. Rukuk, i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sama seperti sholat lainnya. Tahapan ini harus dikerjakan dengan tumakninah.
  7. Bangkit ke rakaat kedua seraya takbir perpindahan (intiqaal).
  8. Takbir sebanyak 5 kali, selain takbir intiqaal.
  9. Membaca Al-Fatihah dan surat lain.
  10. Rukuk, i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud yang kedua, dan duduk tasyahud akhir sampai salam. Tumakninah harus dijaga sebagaimana rakaat pertama

Demikian penjelasan lengkap seputar bacaan niat sholat Idul Adha dan tata caranya. Semoga bermanfaat, ya!


(par/cln)

Hide Ads