Sholat Idul Adha merupakan salah satu ibadah yang dilakukan umat Islam setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Ibadah ini dilaksanakan secara berjamaah di pagi hari dan menjadi bagian dari rangkaian Hari Raya Kurban. Meski hanya dilakukan setahun sekali, penting untuk memahami tata cara sholat Idul Adha agar pelaksanaannya sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Sholat Idul Adha dilakukan setelah matahari terbit, sekitar 15-20 menit setelah waktu syuruq, dan sebelum masuk waktu Zuhur. Berbeda dengan sholat wajib, sholat ini tidak diawali dengan adzan maupun iqamah. Jumlah rakaat yang dilakukan pada sholat Id adalah dua rakaat.
Hal ini sebagaimana perkataan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu yang dikutip dari buku Panduan Sholat Rosulullah 2 karya Imam Abu Wafa, beliau berkata,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sholat Jumat dua rakaat, sholat Idul Fitri dan Idul Adha dua rakaat, sholat safar dua rakaat secara sempurna, tidak ada qashar (meringkas), berdasarkan sabda Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR an-Nasa'i dan dishahihkan oleh al-Albany dalam Shahih an-Nasa'i).
Tata Cara Lengkap Sholat Idul Adha
Merujuk pada kitab Fiqih Islam Terjemahan Matn Al-Ghayah wat Taqrib karya M. Jauharul Eka Mawahib dan Siti Sulaikho, berikut panduan pelaksanaan sholat Idul Adha beserta bacaannya.
1. Niat Sholat Idul Adha
Seperti ibadah lainnya, sholat Idul Adha diawali dengan niat. Niat ini cukup dibaca dalam hati dan menyesuaikan posisi sebagai imam atau makmum. Berikut bacaan niatnya:
Niat sholat sendiri:
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li Idil Adha rak'atayni adā'an lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Niat sebagai makmum:
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَــــالَى
Usholli rak'ataini sunnatan ai'idil Adha ma'muman lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menjadi makmum karena Allah ta'ala."
Niat sebagai imam:
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلهِ تَعَــــالَى
Usholli rak'ataini sunnatan ai'idil Adha imaman lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat menjadi imam karena Allah ta'ala."
2. Takbiratul Ihram
Dimulai dengan mengucapkan:
اللَّهُ أَكْبَرُ
Allahu akbar
Artinya: "Allah Maha Besar."
3. Membaca Doa Iftitah
Terdapat beberapa pilihan doa iftitah. Pertama, doa yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA.
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ"
Allahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.
Artinya: "Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan dan dosa sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah, segala kesalahanku dengan air, salju, dan embun sebersih-bersihnya." (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua, diriwayatkan oleh Ali RA.
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ"
Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya: "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."
4. Takbir 7 Kali di Rakaat Pertama
Setelah takbiratul ihram dan doa iftitah, bertakbir sebanyak 7 kali (selain takbiratul ihram). Di antara takbir-takbir ini disunnahkan membaca:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah wallahu akbar
Artinya: "Mahasuci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar."
5. Membaca Surah Al-Fatihah
Seperti biasa, setelah takbir dan doa, dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Fatihah.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ ٧
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn ar-raḥmānir-raḥīm māliki yaumid-dīn iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat."
6. Membaca Surah dari Al-Qur'an
Setelah Surah Al-Fatihah, imam atau orang yang sholat sendirian membaca salah satu surah dari Al-Qur'an. Rasulullah SAW memiliki kebiasaan membaca Surah Qaf pada rakaat pertama dan Surah Al-Qamar pada rakaat kedua.
Mengutip buku Hayya 'alash Shalah!!! Meraih Cinta Allah dengan Shalat yang Sempurna susunan Bambang Rudiansyah, hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat, Umar bin Al-Khaththab pernah bertanya kepada Abu Waqid Al-Laitsi,
"Surah apa yang biasa dibaca oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ketika mengerjakan sholat Idul Adha dan Idul Fitri?"
Abu Waqid menjawab, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa membaca Surah Qāf wal-Qur'ānil Majīd (Surah Qaf) dan Iqtarabatis Sā'atu wanshaqqal qamar (Surah Al-Qamar)." (HR Muslim)
Meski demikian, jika tidak hafal surah-surah tersebut, boleh membaca surah lain yang lebih mudah, seperti Al-A'laa di rakaat pertama dan Al-Ghasiyah di rakaat kedua, sebagaimana juga pernah dilakukan Rasulullah SAW.
7. Melanjutkan Gerakan Sholat Seperti Biasa
Setelah selesai membaca surah, sholat dilanjutkan dengan gerakan sebagaimana sholat lainnya, yakni ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, lalu sujud kedua.
Kemudian berdiri untuk rakaat kedua dan membaca takbir sebanyak lima kali, yang diselingi dengan dzikir. Setelah itu kembali membaca Surah Al-Fatihah dan satu surah dari Al-Qur'an, kemudian diteruskan dengan ruku', i'tidal, dua sujud, dan duduk tasyahud akhir. Sholat ditutup dengan salam ke kanan dan ke kiri.
Sunnah dalam Sholat Idul Adha
Dalam pelaksanaan sholat Idul Adha, ada beberapa sunnah yang dianjurkan. Disebutkan dalam Ringkasan Ihya' Ulumuddin karya Imam al-Ghazali dan 'Abdul Rosyad Siddiq, pertama, sebelum berangkat sholat, disunnahkan mandi dan memakai pakaian terbaik yang dimiliki agar diri lebih rapi dan bersih.
Anak-anak dan orang tua juga dianjurkan untuk ikut serta dalam sholat hari raya ini agar suasana lebih meriah dan penuh berkah. Saat pergi dan pulang dari tempat sholat, disarankan agar menggunakan jalan yang berbeda sebagai bentuk penghormatan dan variasi.
Pelaksanaan sholat Idul Adha lebih utama dilakukan di lapangan terbuka, bukan di dalam masjid, kecuali jika di tempat-tempat tertentu seperti Makkah atau Baitul Maqdis, atau jika cuaca tidak memungkinkan seperti saat hujan. Waktu pelaksanaan sholat sunnah hari raya ini adalah sejak matahari terbit sampai sebelum masuk waktu zhuhur.
Selain itu, takbir Idul Adha yang dibaca saat hari raya juga sunnah dimulai sejak subuh di hari 'Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) sampai waktu Ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Takbir biasanya dilantunkan setelah selesai sholat wajib, namun ada juga yang membacanya setelah sholat sunnah.
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal