Buron kakap Thailand, Chaowalit Thongduang, yang kabur dari negaranya sejak tujuh bulan lalu ditangkap di Bali. Polri menawarkan barter gembong buron nomor 1 Thailand ini dengan buron narkoba Fredy Pratama yang diketahui berada di Thailand.
"Bukan. Kita kan join nih. Kita juga minta demikian dong. Dia kan gembong besar, ya saling tuker aja, barter. Itu yang kita inginkan," kata Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, dikutip dari detikNews, Selasa (4/6/2024).
Mukti menjelaskan ada kesepakatan kerja sama antara Polri dengan Kepolisian Thailand (Royal Thai Police) soal penangkapan buron. Dia berharap Fredy Pratama segera ditangkap.
"Insyaallah sudah (ada kesepakatan). Secepatnya. Saya juga mau cepat tangkap Fredy Pratama," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan saat ini Fredy diketahui berada di antara perbatasan Thailand dan Burma (Myanmar). Polri bekerja dengan pemerintah Thailand untuk segera menangkap buron tersebut.
"Di perbatasan antara Thailand dan Burma. Nanti Pak Audie, dan Pak Wadir dan tim Fredy akan berangkat bareng dengan tersangka, ke sana. Kita udah ngomong dengan menteri. Dengan Dirnarkoba dan Imigrasi akan membantu untuk menangkap. Kita berdoa tim beliau kembali dari Indonesia, bisa membawa Fredy Pratama," tuturnya.
Fredy Pratama Disebut Kehabisan Modal
Mukti menyebut gembong narkoba jaringan internasional, Fredy Pratama, masih berada di hutan Thailand. Mukti meyakini hal ini membuat Fredy Pratama kehabisan 'modal' untuk bisnis narkoba.
Dia menjelaskan pengungkapan laboratorium gelap narkoba jaringan Fredy di Sunter, Jakarta Utara, menjadi indikasi kehabisan modal. Menurutnya, Fredy masih mengoperasikan bisnis narkoba di Indonesia untuk mengeruk keuntungan.
"Betul yang di Sunter itu jaringan Fredy Pratama, kenapa Fredy Pratama masih melakukan kegiatan di Indonesia? Fredy Pratama masih berada di Thailand, dan masih berada di dalam hutan, kenapa dia masih melakukan penggencaran untuk mengirim barang-barang? Karena dia udah kehabisan modal," ungkap Mukti dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Senin (6/5).
Seperti diketahui, Fredy Pratama berada di dalam hutan Thailand diyakini sebagai upaya bersembunyi. Keberadaan Fredy ini masih belum berubah sejak diungkapkan polisi pada Maret 2024.
"(Posisi pindah-pindah) nggak. Saya yakinkan dia masih Thailand, tapi di dalam hutan," ujar Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu (13/3).
Namun Mukti masih enggan membeberkan lebih rinci soal dugaan keberadaan Fredy karena masih proses penyidikan. Dia menyebutkan penyidik akan terus berkoordinasi dengan Kepolisian Thailand untuk menangkap Fredy Pratama.
"Ya kita maksimal ya, nanti habis Lebaran kita coba action ya mungkin saya akan melakukan hubungan kunjungan ke sana atau balik lagi ke Thailand ya, kita akan adakan joint lagi dengan polisi Thailand bagaimana hasilnya," ucap Mukti.
Tentang Buron Nomor 1 Thailand
Sebagai informasi, Chaowalit atau Paeng merupakan buron paling dicari di Thailand. Dia ditangkap di apartemen di kecamatan Badung, Bali, Kamis (30/5).
Chaowalit diketahui sudah tujuh bulan kabur dari negaranya terkait kasus penembakan polisi Thailand dan anggota kehakiman. Penangkapan Chaowalit ini berdasarkan red notice dari polisi Thailand.
"Dasar dari penangkapan yang dilakukan terhadap buronan ini adalah adanya red notice control dari Royal Thai Police yang dikeluarkan pada tanggal 16 Februari 2024 atas nama Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node," kata Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada dalam jumpa pers, Minggu (2/6).
Di sisi lain, Chaowalit ditetapkan sebagai buron nomor 1 di Thailand. Polisi menilai Chaowalit buron dengan kasus brutal dan dihadapi dengan serius.
"Mendapatkan perintah dari Bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) dan didapatkan dari hasil koordinasi dengan pihak Thailand betapa seriusnya tersangka yang dihadapi gangster kelas I. Melarikan diri dari lapas, selama 7 bulan berada di Indonesia, dengan bunuh polisi dan menembak anggota kehakiman," kata Kepala Divisi Hubinter Polri Irjen Krishna Murti.
(ams/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang