Viral di media sosial aksi yang dilakukan oleh sekelompok wanita di tengah tumpukan sampah di Jogja. Mereka ternyata sekelompok seniman yang menyalurkan kegelisahan serta kritik terkait Jogja yang kini sedang darurat sampah melalui sebuah tarian yang dilakukannya bersama para penari Mila Art Dance (MAD).
Aksi tersebut viral setelah videonya diunggah dalam akun Instagram milik koreografer tari kontemporer Mila Rosinta Totoatmojo, @milarosinta, pada Selasa (28/5/2024). Video tersebut diberi judul 'Spot Estetik Baru Terkini'.
Video tersebut kini sudah mendulang ribuan like dan 284 komentar. Bahkan, video tersebut sudah dibagikan ulang oleh beberapa akun Instagram lainnya. Dalam caption Instagramnya, Mila menyebut bahwa tumpukan sampah yang bau itu digunakannya untuk sarana berekspresi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ha ha ha... Siapa sangka tumpukkan sampah yg baunya luar biasa dan tidak pada tempatnya, yang menjadi pemandangan kita sehari2 ini, bisa menjadi sarana berekspresi. Di daerahmu, lagi banyak pemandangan serupa ngga??," tulisnya di akun tersebut seperti dilihat detikJogja, Rabu (29/5/2024).
Saat ditemui, Mila mengungkapkan bahwa ia melakukan tarian tersebut di tumpukan sampah yang terletak di sebuah gang daerah Gowongan, Jetis, Kota Jogja. Tarian tersebut mencerminkan kegelisahannya.
Detail tarian menampilkan 8 penari yang mengenakan beragam pakaian. Tarian ini menampilkan beragam simbol tentang kondisi terkini. Fokusnya adalah kegelisahan karena Jogja telah dikepung sampah.
Selain itu juga wujud kritik terhadap semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah. Ini sebagai perwujudan sejumlah karakter dalam masyarakat.
"Nah ada rasa ketidaknyamanan juga sebenarnya, ini adalah masalah bersama bukan masalah satu ataupun sebuah instansi atau apapun tapi ini sebenarnya masalah kita bersama di Jogja tentang perihal darurat sampah yang sudah berlarut berbulan-bulan," jelasnya saat ditemui di Studio MAD, Rabu (29/5/2024).
"Lalu ada sesi dimana para penari menggunakan plastik putih untuk menutupi kepala. Ini simbol bagaimana masyarakatnya harus berubah juga. Karena setiap orang punya tanggung jawab atas sampahnya masing-masing lalu tentunya juga pengelolaan pembagian sampah kering dan basah itu harus mulai dari rumah," katanya.
Mila Rosinta Totoatmojo bersama penari Mila Art Dance (MAD) menari di depan tumpukan sampah di sebuah gang daerah Gowongan, Jetis, Kota Jogja, Selasa (28/5/2024). Foto: Instagram Mila Rosinta Totoatmojo, @milarosinta |
Dalam karyanya kali ini, Mila tak ingin saling menyalahkan satu sama lain. Namun, lebih bagaimana menumbuhkan kesadaran bersama. Setidaknya kepedulian untuk bersama-sama merawat Jogja.
"Mengajak untuk bisa berefleksi bersama apakah mau ke depannya destinasi wisata kita ke depan adalah tumpukan sampah. Nah itu kembali lagi dari diri sendiri harus ingat bahwa jangan buang sampah sembarangan," ujarnya.
Mila sedikit bercerita tentang kondisi lingkungannya saat ini. Warga diminta untuk memilah sampah sejak dari rumah. Faktanya, baik sampah basah dan kering akhirnya justru ditumpuk jadi satu. Menurutnya, ini menunjukan anjuran sistem pengelolaan sampah tidak berjalan.
Sistem pengambilan juga berubah pasca kondisi darurat sampah. Dari awalnya 2 sampai 3 hari sekali menjadi seminggu bahkan 10 hari. Penumpukan ini tentu membuat kondisi lingkungan menjadi tak nyaman.
"Sudah menggunakan aplikasi swasta, memilah sampah yang bisa kita berikan ke bank sampah tapi ada sampah yang tidak bisa dikelola bingung mau dibuang ke mana. Mungkin beberapa spesialis perihal lingkungan atau pemerintah dan juga perwakilan masyarakat bisa duduk bersama untuk membuat kebijakan yang tepat," katanya.
Terkait proses berkarya, membutuhkan waktu 3 pekan untuk membuat koreografi tari ini. Dengan intensitas berlatih satu kali setiap pekannya. Hingga akhirnya menghasilkan karya tari dengan durasi waktu sekitar 1 menit.
Sementara untuk penarinya berjumlah 8 orang. Terdiri dari pelajar SMA, mahasiswi, pekerja dan juga ibu rumah tangga. Semuanya memiliki kegelisahan yang sama tentang kondisi Jogja darurat sampah.
"Kalau lokasi, beberapa ada persis di pinggir jalan raya sehingga kita tidak bisa merespon, daripada tertabrak oleh motor atau mobil. Akhirnya menemukan di sebuah gang di dekat Tugu atau McD Sudirman itu masuk ke dalam sebuah gang dan menemukan tumpukan tersebut," ujarnya.
Sementara itu diketahui, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini memang sedang menjadi sorotan lantaran darurat sampah. Banyak sampah bertumpukan di pinggir jalan atau tempat-tempat yang tak seharusnya. Bahkan, sering juga ditemukan sampah hasil pembuangan secara ilegal yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab.
(cln/ahr)












































Komentar Terbanyak
Ketika Media Israel 'Ledek' Indonesia Tak Bisa Gelar Olimpiade 2036
Kala Gubernur DIY Sultan HB X Sangsikan Aturan Baru MBG
Hal yang Mustahil Dilakukan di Jogja: Naik Angkot