Kisah Sopyah Gadis Indramayu Rela Kerja Jadi Kuli Bangunan demi Hidupi Adik

Regional

Kisah Sopyah Gadis Indramayu Rela Kerja Jadi Kuli Bangunan demi Hidupi Adik

Sudedi Rasmadi - detikJogja
Rabu, 29 Mei 2024 15:52 WIB
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan mencatat capaian Program Sejuta Rumah (PSR) 2022 tembus target. Per 31 Desember jumlahnya mencapai 1.117.491 unit.
Ilustrasi kuli bangunan. Foto: Agung Pambudhy
Jogja -

Sopyah Supriatin (22), gadis muda di Indramayu, Jawa Barat, menjadi tulang punggung demi menghidupi adiknya. Untuk menyambung hidup, ia bekerja sebagai kuli bangunan.

Dilansir detikJabar, Sopyah dan adiknya, Samsul Ramadahn (15) tinggal di sebuah rumah yang berdiri di atas tanah pemerintah di Kecamatan Indramayu, Indramayu. Di rumah itu, hanya tinggal mereka berdua setelah sang ibu meninggal beberapa bulan lalu, sementara ayahnya merantu ke luar kota.

"Iya, tinggalnya berdua aja, di sini sudah satu tahun," kata Sopyah, Rabu (29/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ekonomi keluarga yang berada di garis kemiskinan membuat Sopyah dan Samsul harus membuang mimpi mereka. Sopyah putus sekolah sejak SMP. Bahkan setahun lalu, Samsul juga meninggalkan bangku SMP.

Sopyah mengungkapkan, sepeninggal ibunya memang mereka mendapatkan kebaikan dari tetangga sekitar. Tidak jarang ada yang memberi mereka makanan.

ADVERTISEMENT

Namun, Sopyah tak ingin terpuruk. Ia mencoba bangkit demi bertahan hidup bersama sang adik. Ia memutuskan mengubah penampilannya supaya bisa bekerja maksimal.

Sopyah memilih merombak penampilan dan menjadi kuli bangunan. Ia melakoninya agar tidak membebani siapa pun.

"Kalau sekarang sih suka ikut-ikut kerja bangunan," ucapnya.

Sopyah mengaku tidak masalah melakukan berbagai pekerjaan kasar. Dia membuktikan perempuan pun bisa menjadi kuli bangunan.

Selama bekerja, ia melaksanakan perintah yang diberikan, mulai dari mengangkut semen, mengaduknya, maupun mengangkut material lainnya.

Jadi Kuli Tak Datang Setiap Hari

Selama menjadi kuli, Sopyah mengatakan bisa mengantongi Rp 120 ribu. Cukup lumayan memang. Namun, pekerjaan tersebut tidak datang setiap harinya.

"Ini juga lagi nggak kerja-kerja," kata Sopyah kepada awak media belum lama ini.

Diakuinya, ketika tidak bekerja, ia dan adiknya terpaksa tidak makan. "Kadang pernah dua hari nggak makan, kadang pernah tiga hari," ujar dia.

Di sisi lain, Samsul sang adik yang juga putus sekolah ternyata sempat menoreh prestasi. Belum lama ini, ia sukses merebut trophy juara 2 dalam ajang Wall Climbing Competition (WCC) bersama Mahameru Climbing Club (MCC) Indramayu yang diadakan oleh Mahasiswa Kehutanan pecinta alam (Mahakupala) Universitas Kuningan.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads