Asa Sopyah Hidupi Keluarga, Wanita Indramayu yang Jadi Kuli Bangunan

Asa Sopyah Hidupi Keluarga, Wanita Indramayu yang Jadi Kuli Bangunan

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Rabu, 29 Mei 2024 12:21 WIB
Potret Sopyah dan Samsul, kakak adik di Kabupaten Indramayu yang rela jadi kuli bangunan
Potret Sopyah (baju cokelat) dan Samsul, kakak adik di Kabupaten Indramayu yang rela jadi kuli bangunanFoto: Istimewa
Indramayu -

Kata semangat mungkin jadi satu kunci motivasi bagi Sopyah, perempuan muda di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, untuk bertahan hidup. Ia tak rewel soal kerjaan. Sopyah menjadi kuli bangunan untuk menghidupi adiknya.

Rumah yang berdiri di atas tanah pemerintah di jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemahmekar, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu jadi satu-satunya tempat Sopyah Supriatin (22) dan adiknya, Samsul Ramadan (15) tinggal. Mereka hanya tinggal berdua setelah beberapa bulan lalu ibundanya meninggal dunia. Sementara sang ayah merantau ke luar kota demi menghidupi anak-anaknya.

"Iya, tinggalnya berdua aja, di sini sudah satu tahun," kata Sopyah, Rabu (29/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ekonomi keluarga yang berada di garis kemiskinan membuat keduanya merelakan mimpi-mimpinya. Sopyah pun terpaksa putus sekolah sejak masih SMP. Bahkan sekitar setahun lalu, Samsul juga tak melanjutkan pendidikannya di SMP.

Diakui Sopyah, sejak ditinggal ibunya, banyak orang yang berbaik hati kepadanya. Tidak sedikit tetangga yang memberikan makan.

ADVERTISEMENT

Hal itu lantas tidak menjadikan Sopyah semakin terpuruk. Ia pun bangkit demi bertahan hidup bersama adiknya. Meskipun ia sedikit mengubah penampilannya agar bisa bekerja maksimal.

Ya, Sopyah memilih merombak penampilannya dan menjadi kuli bangunan. Hal itu Hal itu dilakoninya untuk tidak membebani siapapun.

"Kalau sekarang sih suka ikut-ikut kerja bangunan," ucapnya.

Gender tidak menjadi soal bagi Sopyah terjun kerja kasar. Sopyah membuktikan seorang perempuan pun mampu untuk bekerja sebagai kuli bangunan.

Saat bekerja, kata Sopyah, apapun yang harus dilakukan ia lakukan. Mulai dari mengangkut semen, mengaduk semen hingga mengankut material lainnya.

Upah yang diterimanya menjadi seorang kuli bangunan cukup lumayan yakni sekitar Rp 120 ribu. Kendati begitu kata Sopyah, pekerjaan itu tidak datang setiap hari. Bahkan, ia terpaksa menganggur kala panggilan kerja tak kunjung tiba.

"Ini juga lagi ngak kerja-kerja," kata Sopyah kepada awak media belum lama ini.

Diakuinya, ketika tidak bekerja, ia dan adiknya terpaksa tidak makan. "Kadang pernah dua hari nggak makan, kadang pernah tiga hari," ujar dia.

Di sisi lain, Samsul sang adik yang juga putus sekolah ternyata sempat menoreh prestasi. Belum lama ini, ia sukses merebut trophy juara 2 dalam ajang Wall Climbing Competition (WCC) bersama Mahameru Climbing Club (MCC) Indramayu yang diadakan oleh Mahasiswa Kehutanan pecinta alam (Mahakupala) Universitas Kuningan.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads