TPS Ilegal di Panggang Gunungkidul Bikin Warga Sambat Bau-Gangguan Asap

TPS Ilegal di Panggang Gunungkidul Bikin Warga Sambat Bau-Gangguan Asap

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Kamis, 23 Mei 2024 20:25 WIB
Kondisi lahan TPS ilegal milik Eko Purwanto di Panggang, Gunungkidul, pada Kamis (23/5/2024).
Kondisi lahan TPS ilegal milik Eko Purwanto di Panggang, Gunungkidul, pada Kamis (23/5/2024). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Selain tempat pembuangan sampah (TPS) ilegal milik Antonius Heri Triyanto di Padukuhan Legundi, Kalurahan Girimulyo, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, ada juga milik Eko Purwanto. Keduanya menuai keluhan dari warga sebab asap pembakaran hingga bau tak sedap.

Lurah Girimulyo, Sunu Raharjo, membenarkan adanya aktivitas pembuangan sampah ilegal di wilayahnya. Dia menyebutkan pemilik lahan tersebut selain Heri, yakni Eko Purwanto.

"Punya Pak Eko itu sekitar satu tahun (aktivitas pembuangan sampah ilegal). Kalau Pak Heri lebih itu," jelas Sunu kepada detikJogja melalui telepon, Kamis (23/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, seorang wanita warga sekitar, Ngatini (60), mengaku terganggu dengan bau tak sedap yang berasal dari TPS ilegal milik Heri. Sebab, dirinya menggarap sawah di dekat lokasi tersebut. Selain itu dia juga mengeluhkan bau busuk dari TPS ilegal milik Eko.

"Saya garap sawah di dekat situ (lahan milik Heri). Baunya ganggu. Banyak lalat juga," terang Nagatini kepada wartawan saat ditemui di Legundi, Kamis (23/5/2024).

ADVERTISEMENT

Selain itu, kala musim kemarau datang biasanya sampah tersebut dibakar oleh pemiliknya. Ngatini pun mengeluhkan kepulan asap hasil pembakaran sampah yang sampai ke rumah warga.

Lokasi pembuangan sampah ilegal di Padukuhan Legundi, Kalurahan Girimulyo, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Kamis (23/5/2024).Lokasi pembuangan sampah ilegal di Padukuhan Legundi, Kalurahan Girimulyo, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Kamis (23/5/2024). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja

"Kalau panas begini kan dibakar. Kalau yang ini (lahan milik Eko) asapnya pasti ke sini (permukiman warga)," katanya.

"Alhamdulillah lek ditutup pun mboten (tidak) bau," ungkap Ngatini sembari mengelus dada.

Sedana dengan Ngatini, seorang wanita warga sekitar, Sukini (50), juga mengeluhkan hal serupa. Terlebih jika musim hujan tiba, bakal banyak lalat yang beterbangan, pun baunya mengganggu warga.

"Kalau hujan pasti lalatnya banyak. Bau juga sampai rumah," kata Ngatini.

Lebih lanjut, Sunu menerangkan sampah di lahan milik Eko juga berasal dari luar Gunungkidul. Sampah tersebut diangkut menggunakan mobil pikap.

"Itu sampahnya dari luar, diangkut pakai mobil engkel (pikap)," jelasnya.

Bau dan asap pembakaran sampah juga dikeluhkan oleh warga kepada Sunu. Selain itu, asap tersebut mengganggu warga Kalurahan Giriwungu.

"Itu bau di musim penghujan. Yang Giriwungu kena asapnya tapi tidak menyebabkan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Masyarakat sempat protes ke saya lewat WA," ungkapnya.

Pantauan detikJogja di lahan milik Eko pada Kamis (23/5/2024), sebagian besar sampah ditutup menggunakan tanah urug. Letak lahannya berjarak sekitar 20 meter dari pemukiman warga.

Bau sampah di lokasi tersebut sangat menyengat hingga menyebabkan mual meski telah ditutup tanah. Setidaknya tinggi sampah yang tertutup tanah itu berkisar kurang lebih 3-4 meter.

Tampak sebagian sampah tumpah di pinggiran. Selain itu tanah yang digunakan untuk menutup sampah tersebut tidak terlalu banyak, hanya permukaan saja. Sebab, permukaan tersebut terasa empuk saat diinjak.




(apu/apu)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjogja

Hide Ads