Puluhan Warga Semin Gunungkidul Keracunan, Begini Kecurigaan Dinkes

Puluhan Warga Semin Gunungkidul Keracunan, Begini Kecurigaan Dinkes

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Senin, 20 Mei 2024 16:32 WIB
Kondisi Puskesmas Semin 1 yang dipenuhi pasien keracunan diduga menyantap makanan hajatan di Kalurahan Kalitekuk, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (16/5/2024)
Kondisi Puskesmas Semin 1 yang dipenuhi pasien keracunan diduga menyantap makanan hajatan di Kalurahan Kalitekuk, Kapanewon Semin, Gunungkidul, Kamis (16/5/2024) pekan lalu. Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Sebanyak 89 warga Kalurahan Kalitekuk, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, mengalami keracunan makanan hajatan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mengindikasikan kemungkinan air yang digunakan tercemar bakteri E. coli.

"Misal air, itu dulu di air ada E. colinya (berdasarkan hasil lab keracunan di Padukuhan Kalitekuk beberapa waktu lalu)," jelas Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono, kepada wartawan ditemui di Wonosari, Senin (20/5/2024).

Ismono menjelaskan E. coli ialah bakteri yang dapat menyebabkan sakit di saluran pencernaan. Bakteri E. coli, kata Ismono, ditemukan di sampel air pada kasus keracunan di Padukuhan Kalitekuk yang menyebabkan 110 lebih korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"E. coli itu bakteri yang menyebabkan sakit di saluran pencernaan, seperti diare. Yang dulu yang di Kalitekuk itu ada E. colinya memang" sebutnya.

Untuk mengetahui apakah air mengandung bakteri tersebut, Ismono menerangkan harus melalui uji lab. Secara fisik, bakteri tersebut tidak dapat diidentifikasi.

ADVERTISEMENT

"Fisik tidak bisa, harus lewat lab," terangnya.

Biasanya, Ismono menerangkan E. coli berasal dari cemaran tinja. Sebab itu, idealnya sumber air harus berjarak minimal 10 meter dari septic tank atau tempat pembuangan tinja.

"Biasanya cemaran dari tinja. Munkin jarak antara sumur atau air dengan septic tank dekat," katanya.

"Kalau idealnya jaraknya 10 meter. Sehingga sudah tersaring dari pori-pori tanah," lanjutnya.

Ismono menjelaskan, mereka menaruh dugaan air yang tercemar bakteri E. coli tersebut digunakan untuk mengolah, memasak, hingga mencuci makanan maupun alat masaknya.

"Prinsipnya air di situ untuk mengolah, memasak, mencuci, toh. Itu yang kami amati. Yang kita ambil sampel air yang ada di lokasi memasak," terangnya.

"Mungkin alat masaknya itu ada airnya. Artinya hygent (kebersihan) alat-alat memasaknya juga bisa," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, 89 warga di Kalurahan Kalitekuk tersebut mengalami keracunan akibat mengonsumsi makanan hatajan seorang warga. Makanan tersebut dikonsumsi pada Rabu (15/5) siang.

"Jam 11-an, saya ditelepon Panewu Semin. Prinsipnya, ada laporan keracunan makanan berasal dari hajatan di Dusun Joho. Jumlah kasus yang terjadi ada 89 kasus," jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Ismono, kepada wartawan ditemui di kantornya, Kamis (16/5).

"Mengonsumsinya pada kemarin siang. Kemudian masaknya mulai jam 21.00 malam (Selasa). Tadi malam mulai jam 11 malam sampai jam 2 malam mulai gejala diare," lanjutnya, saat itu. Adapun lima warga dirawat inap di Puskesmas Semin 1 dan RSUD Wonosari. 13 lainnya menjalani rawat jalan.




(apu/apu)

Hide Ads