Pernahkah detikers iseng menggelitik teman atau kerabat? Biasanya, mereka akan meresponnya dengan tertawa. Mengapa bisa demikian? Di bawah ini penjelasan lengkapnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, tawa atau tertawa didefinisikan sebagai melahirkan rasa gembira, senang, geli, dan sebagainya dengan suara berderai. Sementara itu, kata gelitik berarti menyebabkan geli.
Sebagian orang menganggap tindakan menggelitik ini tidak pantas, apalagi jika dilakukan di area tertentu. Pertanyaannya, kenapa justru orang bisa tertawa? Ternyata, kondisi ini dapat dijelaskan secara ilmiah, lho. Berikut ini telah detikJogja siapkan uraiannya. Selamat membaca!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua Tipe Gelitik
Berdasar penjelasan dalam dokumen berjudul Tickling oleh C R Harris yang diterbitkan University of California, ada dua tipe gelitik, yakni gargalesis dan knismesis. Ini penjelasan singkat keduanya:
- Gargalesis: Tipe gelitik berat yang menimbulkan tawa, terutama dengan sasaran pada area sensitif seperti ketiak dan perut. Jika gelitik tipe ini dilakukan oleh diri sendiri, maka tidak akan menyebabkan tawa.
- Knismesis: Tipe gelitik ringan. Alih-alih menyebabkan tertawa, sensasi yang muncul justru rasa gatal.
Alasan Gelitik Menimbulkan Tawa
Dikutip dari laman Headspace, ketika digelitik, ujung saraf kulit mengirimkan sinyal listrik ke korteks somatosensorik, bagian otak yang memproses sentuhan. Sementara itu, korteks cingulate anterior akan menganalisis apakah ini sinyal berbahaya atau tidak. Bagian otak inilah yang mengatur perasaan senang.
Lebih lanjut, dikutip dari Mental Floss, tertawa akibat digelitik juga membuat hipotalamus (area otak yang mengatur respons tubuh, baik itu melawan atau lari) aktif. Tertawa sebagai respons dari perlakuan ini bisa jadi merupakan sebuah mekanisme defensif.
Para ilmuwan percaya tertawa saat digelitik adalah sinyal alami untuk mengurangi lamanya serangan (gelitikan). Sebab, hal ini menandakan bahwa kita tunduk kepada si penyerang atau dalam hal ini penggelitik. Informasi ini sekaligus menjelaskan alasan seseorang tertawa ketika diancam akan digelitik.
Disadur dari laman The Swaddle, penelitian UCSD menjelaskan bahwa anak-anak yang digelitik dalam konteks bermain, akan belajar tertawa. Lama-kelamaan, perlakuan ini akan mengarah pada kondisi Pavlovian di mana tawa kemudian terasosiasi dengan gelitik.
Kemungkinan lainnya adalah anak-anak tertawa saat digelitik karena adanya tawa dari orang yang menggelitik. Kendati demikian, penelitian lain pada 1940-an membuktikan bahwa tawa akibat gelitik adalah respons alami tubuh.
Nah, itulah penjelasan seputar alasan seseorang tertawa saat digelitik. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(par/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu